Di sebuah desa yang jauh dari hiruk pikuk kota, hiduplah keluarga kecil yang bahagia. Ada Emon, anak laki-laki yang ceria dan suka bermain sepak bola. Ada juga Emin, adiknya yang pendiam tapi sangat pandai menggambar. Mereka berdua memiliki kakak perempuan bernama Menik yang selalu menyayangi dan melindungi mereka.
Setiap pagi, keluarga kecil ini bangun dengan ditemani kicauan burung yang merdu. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil yang sederhana namun asri. Rumah mereka dikelilingi oleh pepohonan rindang dan kebun sayur yang hijau.
Ayah mereka adalah seorang pedagang perlengkapan ibadah, buku dan alat tulis yang hobbi bertani. Setiap hari, Ayah berangkat ke pasar untuk berdagang dan sore harinya bertan. Ibu mereka adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat baik hati. Ibu selalu memasak makanan yang enak untuk keluarga mereka.
Setelah pulang sekolah, Emon, Emin, dan Menik sering membantu orang tua mereka bekerja di kebun. Mereka senang bermain di bawah pohon mangga sambil menikmati buah mangga yang manis. Malam hari, mereka berkumpul di ruang tamu untuk mendengarkan dongeng yang diceritakan oleh Ayah.
Keluarga kecil ini hidup sederhana namun bahagia. Mereka selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Mereka saling menyayangi dan menghormati satu sama lain.
Meskipun hidup mereka sederhana, mereka tidak pernah merasa kekurangan. Mereka memiliki keluarga yang lengkap dan teman-teman yang baik hati. Mereka juga memiliki alam yang indah sebagai tempat bermain.
Suatu hari, Emon, Emin, dan Menik menemukan sebuah sarang burung di pohon mangga. Mereka sangat senang dan berjanji akan menjaga sarang burung itu. Setiap hari, mereka mengamati burung-burung yang keluar masuk sarang.
“Aku ingin sekali menjadi burung,” kata Emin sambil menatap burung-burung itu.
“Aku ingin bisa terbang setinggi langit,” tambah Emon.
Menik tersenyum. “Kita tidak perlu menjadi burung untuk bisa merasakan kebahagiaan. Kita sudah memiliki semuanya di sini.”
Emon dan Emin mengangguk setuju. Mereka merasa sangat beruntung bisa hidup di desa yang indah bersama keluarga mereka.
Pesan Moral:
- Kehidupan sederhana bisa membawa kebahagiaan.
- Keluarga adalah harta yang paling berharga.
- Alam adalah anugerah yang harus kita jaga.
Semoga cerita ini menginspirasi!
Kreator : arif fauriyuddin
Comment Closed: Kehidupan Sederhana yang Bahagia
Sorry, comment are closed for this post.