KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » KEHILANGAN

    KEHILANGAN

    BY 16 Jul 2024 Dilihat: 58 kali
    KEHILANGAN_alineaku

    Banyak orang mengatakan bahwa cinta pertama seorang anak perempuan adalah ayah kandungnya, Malaikat  tak bersayap pelindung di dunia adalah Ibunya. Ayah dan Ibu memiliki peran masing-masing dan istimewa posisinya di hati anak-anaknya. Segalak-galaknya harimau tak kan makan anaknya, segalak-galaknya seorang Ibu  dia tidak akan menjerumuskan anaknya.

    Kini mamaku terbujur kaku di hadapanku dan tiada tangis dariku, air mataku sudah kering, karena sudah sering sekali kutumpahkan selama satu tahun ini. Betapa  air mata ini mengalir melihat malaikat tak bersayapku terbaring dengan lemah, tiada lagi mata tegas yang mengharuskan aku menyelesaikan tugas sekolah dan tugas rumah, tiada lagi yang menghukum kelalaianku saat di sekolah dengan hukuman menulis dalam buku harianku, malaikat tak bersayapku tak berdaya, aku kangen titahnya, aku kangen ketegasan nya. Mama….. aku sudah mohonkan kepada yang maha kuasa untuk kesembuhanmu tiada henti, tapi belum juga dikabulkan. Aku sudah berjanji  kepada Tuhanku untuk  tidak lalai dan nakal lagi sehingga mama harus menghukumku dengan menulis, mama… bangunlah, sembuhlah untukku aku tidak berdaya tanpamu.

     Aku tunggu mamaku yang sedang terbaring itu dan dia pun menatapku seraya tangannya mengusap rambutku dengan lembut. 

    “Ka, rambutnya potong yaa, merapikan, jangan lupa pakai bedak “. katanya.

    “Iya Ma nanti dipotong rambutnya, iya nanti klo mau pergi”. Jawabku sambil ada rasa takut karena rambutku panjang karena diminta oleh ayahku sampai mengupayakan menyisihkan waktu jika aku  mau pergi sekolah ayahku menyisir rambutku dan mengikatnya serta memberikan pita,  atau jika bosan dikepang dua dan tak lupa pakai pita, atau digerai saja dan pakai jepit. Kegiatan ini berlangsung sampai SMA kelas 2, sampai saat mamaku sakit dan meminta aku untuk potong rambut. Dengan demikian aku pun tidak sembarangan langsung potong rambut, tetapi minta izin sama ayahku, dan mengatakan bahwa potong rambut itu permintaan mamaku, sehingga aku dibolehkan untuk potong rambut sesuai dengan pesan ayahku tidak boleh terlalu pendek. Sampai sedetail itu perhatian ayah dan mamaku, hal kecil pun diurus sama mereka.

    Mama memandangku dengan mata teduhnya, tapi serasa menembus jantung, “Pake baju yang rapi, jangan lupa pakai bedak”. Serunya sambil lekat memandangku saat mau pamit ke sekolah. Dan kulakukan semuanya di hadapan mama.

    Aku lahir sebagai anak pertama dikeluarga ini, makan minumku tercukupi ,pakaianku adalah pakaian terbaik yang aku punya,  kasih sayang pun lengkap, sekolah pun di sekolah terbaik mulai dari SD, SMP dan SMA. Perlu apapun pasti dipenuhi oleh kedua orang tuaku, dan diberikan yang terbaik pula, sekalipun kedua orang tuaku harus mengeluarkan uang yang banyak, padahal keduanya hanyalah pegawai negeri yang tak punya jabatan, tetapi jika untuk kebutuhan anaknya pastilah diupayakan maksimal. Pernah suatu hari aku perlu jas laboratorium untuk praktikum, Ibuku membeli kain yang tak terkira harganya mahal, kain wol padahal hanya untuk laboratorium. Aku protes padanya kenapa bahannya tidak sama dengan teman yang lain, jawabnya hanya, biar kamu terlindung  dari zat berbahaya, karena bagus tebal dan tidak mudah robek. Begitu sulit untuk digambarkan bagaimana kebaikan mereka berdua.

    Malam ini aku menemani mama di rumah sakit menggantikan ayahku, berbagai alat sudah dipasang ini minggu ketiga mamaku dirawat, dan tidak ada perkembangan bahkan mengalami penurunan yang sangat drastis, mamaku sudah tidak bisa berkata-kata lagi, seakan mulutnya terkunci, kata dokter kankernya sudah menyebar kemana-mana. Kanker itu bermula saat puting payudaranya itu masuk ke dalam. Kata dokter itu merupakan gejala kanker payudara,  Selain retraksi puting, gejala lain yang perlu diperhatikan termasuk benjolan yang teraba di payudara atau di ketiak, perubahan bentuk atau ukuran payudara, kulit payudara yang mengkerut atau mengelupas, dan keluarnya cairan dari puting payudara yang tidak berkaitan dengan menyusui. Setelah dilakukan pemeriksaan yang panjang ternyata mamaku positif menderita kanker payudara, sehingga harus dioperasi. Aku sebagai anaknya merasakan gelapnya dunia, seakan tiada matahari yang menyinari walaupun terangnya hanya setitik saja. Hanya menangis dan memeluk mama yang aku bisa, dokter mengultimatum dan memberi waktu seminggu untuk melaksanakan mastektomi secepatnya., dan ini merupakan salah satu prosedur medis yang digunakan untuk mengobati kanker payudara. Prosedur ini biasanya dilakukan pada tumor yang sifatnya ganas atau berpotensi menjadi ganas. Aku sebagai anak kecil menyerahkan sepenuhnya kepada kedua orang tuaku. Waktu yang diberikan dokter hanyalah satu minggu. Dan ternyata kedua orang tuaku memilih untuk berobat alternatif dibanding dengan medis. Mulai hari itu mamapun mengikuti apa kata ayah untuk memulai pengobatan alternatif mulai dari menemui shishe dengan menggunakan pengobatan cina sampai pernah tinggal di sebuah kampung beberapa lama. Meninggalkan kita berlima. Ditunggu dari waktu ke waktu ternyata hasilnya nihil. Pengobatan mama belum juga menunjukan hasilnya, akhirnya mama kembali ke rumah dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Ternyata kankernya sudah menjalar ke seluruh tubuh dan aku menyaksikan bagaimana saat mama lupa kepadaku karena kankernya sudah menyerang otak dan daya ingatnya sangat berkurang bahkan kadang hilang. Dan yang sangat menyedihkan adalah saat mungkin kankernya menyerang paru-paru, betapa sulit mama bernafas tersengal dan akhirnya kesinilah ke rumah sakit kembali dalam kondisi kanker stadium empat.

    “Ma…sembuhlah kaka masih kecil, masih butuh mama, apalagi adik agil dia masih kecil sekali, bangunlah ma, sehatkan tubuh mama ya Allah”. Kataku sambil mengusap tangannya yang sangat kurus`

    “Yaa…..” Hampir tak terdengar mama menjawab.

    “Bismillah sembuh yaa ma”. Beliau hanya menganggukan kepala dan mengusap lenganku dengan lembut. Dan kubiarkan mama memejamkan mata kembali karena hari sudah menjelang malam.

    Kubuka kitab suciku, kubaca perlahan dengan lirih karena menahan air mata, kubaca huruf demi huruf sambil bermohon, bermunajat mengharap keajaiban untuk mama. Aku sudah tak bisa membuka buku pelajaran padahal besok aku ujian kenaikan kelas. Aku pasrah saja yang kuinginkan saat ini adalah kejaiban dari yang Maha Kuasa untuk malaikatku di dunia. Di sela isak tangisku aku berdoa, Tuhan…..seandainya Engkau ridho mamaku menemaniku dan bisa sembuh, sembuhkanlah sekarang juga, Tapi seandainya Engkau menghendaki untuk mengambilnya kembali kini aku ikhlas asalkan Engkau mengampuni segala dosa mamaku dan menempatkannya di surgamu di tempat yang paling indah di sisimu, kasihani mamaku ya Allah dia sangat menderita sekali, sakitnya yang terlihat semoga jadi penggugur dosa, seandainya Engkau akan mengambilnya kini hamba ikhlas, hamba serahkan kepadaMu yang terbaik untuk mama, aku dan adik-adik,juga yah. Tolong ya Allah kuatkan Aku, adik-adikku, juga Mamaku dalam menghadapi ujian darimu. Ya Allah esok aku mau ujian aku ga bisa belajar, tolong aku”. Hanya itu yang bisa kukatakan kepada Rabb ku dan entahlah apa yang akan terjadi esok hari.

    Keesokan harinya aku pun berangkat ke sekolah, dan kucium tangan mamaku seraya kukatakan, “ Ma…Kaka pergi ke sekolah dulu mau ujian”. Kulihat mamaku hanya menganggukan kepala dan aku pun  pergi dengan perasaan yang sangat berat meninggalkannya. Kutatap wajah yang tak pernah tersenyum lagi, pucat  sekali seperti tak ada darah, terenyuh hatiku melihatnya, lalu aku pun pergi sambil menahan air mata tak tega meninggalkannya sekalipun ada yang menunggunya, dan akupun pamit pada pamanku, seraya menitipkan mama sebentar saja aku mau ujian.

    Tuhanku…. Berat sekali kaki ini meninggalkannya, titip mamaku, aku mau ujian dulu sebentar ke sekolah.

    Ujian pertama kulalui dengan menebak dan menembak karena sama sekali aku tak menyentuh buku untuk sekedar membaca, pelajaran ini non eksak yang jelas tak begitu aku sukai dan yang penting sudah kuikuti, sedangkan hasil aku sudah pasrah. Kini tiba jam kedua pelajaran biologi, tak terlalu sulit aku bisa mengerjakannya dengan baik dan selesai dengan cepat, begitu kuserahkan berkas ujianku tiba-tiba aku dipanggil guru piket untuk segera mengikutinya karena ada tamu untukku. Deg! Jantungku pun berdetak dengan cepat dan perasaanku pun tak karuan dugaanku hanya satu yaitu tentang mama. Kupercepat langkahku dan benar saja pamanku sudah berdiri di ruang piket dengan wajah yang bisa kuartikan sedang bersedih. “Om…. mama yaa?” kataku sambil menghambur ke pelukannya sambil menahan tangis. “Aku sudah mengikhlaskannya om…. Aku ikhlas”. Aku pun minta izin untuk pulang kepada guru yang piket. Dan nyatanya memang Mama sudah berpulang di jam yang sama saat aku menyelesaikan ujianku yang kedua. Kucium kening mama untuk terakhir kalinya, ku bisikan padanya. “Maafkan kaka, semoga Allah menempatkan mama di surga, jangan khawatir tentang adik-adik, kaka akan mendampingi mereka, tenanglah disana Ma, anakmu ini akan selalu mendoakanmu, Allah akan menyayangimu”.

    Kini di hadapanku adalah makam penuh bunga dan penanda bahwa tugas mama sudah selesai. Tidak ada manusia yang bisa menolak tulisan yang maha kuasa tentang kontrak hidup di dunia. Jika sampai pada waktunya Yang Maha Kuasa akan mengambilnya kapan dan dimana tidak ada yang tahu. Kini aku menyandang anak piatu, di belakangku ada empat orang adik-adik yang menunggu dikuatkan  untuk melanjutkan hidup tanpa malaikat tak bersayapku di dunia. 

    Satu dua tiga empat lima langkahku terhenti ku tengok ke belakang “Aku titip mamaku Ya Rabb.”

     

     

    Kreator : Tati Rosmiati (Ros)

    Bagikan ke

    Comment Closed: KEHILANGAN

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021