Suatu pagi yang cerah di sekolah, Jesline, seorang murid kelas tujuh yang biasanya ceria, terlibat dalam diskusi dengan teman-temannya mengenai siapa yang paling pintar di kelas. Beberapa teman mulai memamerkan nilai-nilai tinggi mereka, sementara yang lain merasa tersisihkan. Jesline mendengarkan, namun dalam hati merasa sedikit bingung. “Apakah nilai-nilai itu yang paling penting?”, pikirnya.
Pada hari itu, setelah pelajaran usai, Jesline menyaksikan suatu kejadian di taman sekolah. Salah seorang teman sekelasnya, Joshua, yang biasanya pendiam dan jarang mendapat perhatian dari yang lain, berusaha membantu adik kelas yang kesulitan membawa banyak buku. Meski tak ada yang melihat atau memuji perbuatan Joshua, Jesline merasa ada sesuatu yang berbeda. Tindakan kecil namun penuh kasih itu membuka matanya tentang arti kekuatan sejati—kekuatan dalam kebijaksanaan dan kasih sayang.
Jesline kemudian memikirkan ajaran dari Injil Markus 9:30-37, di mana Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya mengenai makna menjadi yang terbesar. Saat mereka bersaing siapa yang paling hebat, Yesus berkata, “Jika seseorang ingin menjadi yang pertama, ia harus menjadi yang terakhir dari semua orang dan pelayan bagi semua orang.” Kata-kata itu begitu sederhana, namun dipenuhi makna. Kebesaran tak diukur dari siapa yang paling menonjol, melainkan dari siapa yang tulus melayani dan rendah hati.
Keesokan harinya, Jesline memutuskan untuk mengubah cara berpikirnya. Ia mulai memperhatikan orang-orang di sekitarnya, bukan untuk bersaing, tetapi untuk membantu. Dia mengajak teman-temannya untuk tak hanya fokus pada nilai dan pujian, tetapi juga pada kasih sayang dan rasa peduli. Seperti Yesus yang mengajari murid-murid-Nya, Jesline sadar bahwa kekuatan sejati muncul dari kebijaksanaan untuk melayani orang lain, tanpa mengharapkan balasan.
Kisah Jesline mengingatkan kita bahwa kebijaksanaan dalam tindakan sehari-hari, baik membantu teman atau sekadar mendengarkan, memiliki kekuatan yang lebih besar daripada hanya mengejar pujian. Dengan mengingat teladan Yesus, kita dipanggil untuk menjadi besar bukan karena jabatan atau prestasi, tetapi karena hati yang siap melayani.
“Dalam tindakan kecil yang penuh kasih, kita menemukan makna terbesar dari kebijaksanaan”
Refleksi
Seorang pemenang selalu melakukan refleksi diri untuk segera mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Luangkan waktu dan tuliskan apa yang kamu pelajari.
- Pembelajaran terbesar saya hari ini adalah…
- Formula yang paling berkesan untuk saya adalah…
- Hari ini saya sangat bersyukur karena…
Kreator : Silvianus
Comment Closed: Kekuatan dalam Kebijaksanaan
Sorry, comment are closed for this post.