Jakarta, 15 Juni 2025
Sudah sembilan bulan aku kembali ke kehidupanku di Jawa. Seperti seorang ibu yang tengah mengandung, sembilan bulan ini mungkin sudah waktunya untuk memasuki masa kelahiran; lebih tepatnya yaitu kelahiran versi diriku yang berbeda. Sama dengan simbol kelahiran, cukup banyak hal dalam hidupku yang berubah sejak aku kembali lagi ke pulau Jawa dari Nias Barat, khususnya terkait pandanganku akan konsep rezeki, manajemen ekspektasi dan juga peran seluruh masyarakat untuk membangun iklim pendidikan yang baik bagi tumbuh kembang anak.
Pada bulan Desember 2024 lalu, aku diterima bekerja sebagai tenaga pendidik di sebuah kampus swasta di bawah naungan yayasan yang bergerak dalam pendidikan dan terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Selama awal tahun 2025, aku berusaha menyesuaikan diri dan ekspektasi yang ada di dalam dunia kerja. Meskipun sambil tertatih, aku bisa menjalani semuanya dengan usahaku dan juga bantuan rekan-rekan di sekitarku.
Bisa dibilang, aku mungkin sudah berhasil menjalani kehidupan orang dewasa pada umumnya; bekerja, bersosialisasi, bahkan mengikuti yoga atau gym di akhir pekan. Meski demikian, dalam setiap ayunan langkahku yang kadangkala terasa kosong, serpihan memori akan Nias Barat terus memanggil di tengah-tengah keramaian warga Ibukota.
Salah satu caraku melepas rindu adalah dengan duduk di dermaga pantai Ancol. Melihat hamparan laut yang luas sedikit mengobati rasa rindu akan pantai di Nias Barat, meskipun pantainya memang tidak seindah disana. Faktanya, mungkin akan sulit sekali menemukan pantai yang keindahannya menyamai keindahan pantai yang ada di Nias Barat.
Jika rindu dengan masa-masa pelatihan sebelum berangkat ke Nias Barat, aku pun melipir sedikit ke Ecopark Ancol, tempat aku dan teman-teman satu angkatan pengajar muda dari Indonesia Mengajar melakukan pelatihan sebelum kami berangkat penugasan. Aku pun menyusuri jalur yang biasa kami gunakan untuk jogging setiap pagi hari selama pelatihan. Sembari melangkah di trek yang sama, aku tersadar: kebersamaan seperti itu akan sulit terulang. Kebersamaan dengan orang-orang yang bukan hanya punya semangat yang sama, tapi juga keyakinan yang tulus bahwa perubahan itu mungkin bisa dimulai dari tempat-tempat yang jauh dari sorotan.
Sekali lagi, aku sangat bersyukur pernah menjadi bagian dari pengajar muda Indonesia Mengajar yang bertugas di Nias Barat. Bagiku, pengalaman ini merupakan pengalaman yang paling berharga yang pernah kualami selama hidupku. Pengalaman di sana bukan hanya tinggal sebagai kenangan, tapi tumbuh menjadi titik balik yang mempengaruhi cara pandang dan arah langkahku ke depan. Dan jika memang himpunan dari alam semesta majemuk dalam hidup kita benar-benar ada, aku akan tetap memilih menjadi pengajar muda dalam berbagai versi kehidupanku.
Kreator : Fadiya Dina H
Comment Closed: Kembali ke Jawa dengan Keteduhan Laut dan Bisikan Renungan
Sorry, comment are closed for this post.