KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » KEPALA DI ATAS MEJA

    KEPALA DI ATAS MEJA

    BY 02 Jul 2024 Dilihat: 156 kali
    Kepala Di Atas Meja_alineaku

    Bermula dari obrolan ringan di hari ulang tahun Nina. Rencananya topik yang diperbincangkan adalah kisah hidup masa kecil tapi justru agak serius endingnya. Dewi dan teman-teman lainnya mendapatkan nomor undian masing-masing, untuk mengisahkan masa kecil mereka yang membahagiakan, ideal sekali. Semua berjalan normal, tak ada hal menonjol yang perlu dijadikan perhatian hingga di tengah-tengah suasana hangat pertemanan tersebut, Dita alias Adit, sahabat Nina, mendapatkan undian nomor enam, giliran terakhir. Dita didaulat mengisahkan masa kecilnya dan ketika tiba gilirannya, Adit berkata,”Aduh, parah nih.”

    “Ayo Dit, giliranmu. Maju atau batal?”tantangan mengarah kepadanya. Tatapan jahil teman-temannya mencoba menggodanya. Akhirnya,”Ya sudah lah, daripada harus menghabiskan segelas air jeruk tanpa gula itu,”ujarnya seraya mengambil pandangan sekilas ke atas meja, tempat gelas itu ditempatkan di tengah.

    Dita mengawali kisahnya,“Berbeda jauh dari cerita teman-teman semua, kalau aku,”Dita menghela nafas lalu lanjutnya,”Hancur sekali. Aku dicekoki ajaran kebencian oleh ibu kandung sampai aku berhasil membenci ayahku sendiri. Bayangkan! Ibuku membenci diriku terlahir sebagai perempuan bahkan nama panggilanku dibuat agar tidak terdengar seperti anak perempuan. Dahulu, kasus KDRT belum viral seperti sekarang. Seandainya waktu itu KPAI sudah ada, pasti dia sudah dipenjara sekarang!”Adit berkata geram lalu lanjut berkata,”Ibuku sakit jiwa, ia sangat puas setiap kali berhasil melampiaskan kemarahannya  kepadaku. Menurutnya, dengan menyiksa aku, dia berhasil membuat mantan khayalannya itu menderita juga.”

    “Mantan khayalan?”tanya Angga yang sejak tadi menyimak penuh perhatian,”Ayahmu maksudnya? Bubaran di tengah jalan? Sudah meninggal atau bagaimana?”

    Ya. Edan ya? Dia pikir dengan menyiksa kamu, mantannya itu akan sengsara juga, begitu? Itu sih balas dendam namanya,”Elsa memberi respon sambil menunjukkan ekspresi geram,”Kamu kok kuat  sih?”Elsa bertanya lebih lanjut.

    “Siapa bilang? Aku sampai dua kali mau bunuh diri waktu SMA. Rencananya di kamar mau sayat nadi tapi batal karena takut melihat darah, lalu ganti rencana, bawa tali ke sekolah besoknya untuk gantung diri di WC tapi batal juga. Waktu itu, aku permisi ke guru mau ke toilet, bawa tali, eh pas mau gantung tali, konyolnya aku kebingungan cara tali-temalinya. Aku pertimbangkan lagi, kalau sampai tidak langsung mati, apa yang akan terjadi? Dan kalau benar berhasil mati, apa mungkin aku bisa malu ketahuan konyol?”

    “Padahal walaupun jadi matikan sudah tidak bisa merasakan apapun termasuk tidak akan malu,”Yena menyela sambil terkekeh,”Lalu?”

    Adit melanjutkan,“Nah, itu dia. Rupanya ada anak perempuan masuk ke WC. Tepat di tengah-tengah kekalutan, terdengar pintu utama toilet terbuka. Aku panik takut ketahuan, jadi aku segera menggulung lagi talinya dan keluar cepat-cepat sambil pura-pura bersikap tenang.”

    “Selamat dong, kamu gak jadi mati,”Rani menyela.

    “Iya badannya, tapi jeroan ku hancur lebur. Sepulang sekolah waktu itu, aku bingung lagi menghadapi Nenek Belanda edan itu!”kilah Adit.

    “Nenek? Ibumu? Kok nenek Belanda sih?”

    “Itu julukannya dari anakku. Anakku sekarang usianya dua belas tahun. Dia beri julukan itu setelah ketemu neneknya yang perawakannya seperti orang Belanda, rambutnya putih dan tinggi besar.”

    “Anakmu kenal ibumu?”

    “Sudah, bahkan sampai trauma. Kapok ketemu lagi katanya.”

    “Kamu pernah tanya dia kenapa dia sampai trauma begitu?”

    “Ya, dia bilang, nenek Belanda itu suka menekan, memaksa dan menyindir. Ucapannya selalu membuat sakit hati, katanya.”

    “Dan sejak itu kamu tidak pernah ketemu ibumu lagi?”

    “Jangan pernah lagi. Aku tidak yakin si Nenek itu bakal berubah. Aku was-was dia akan melakukan hal serupa lagi terhadap anakku. Semua sudah membaik lho setelah jauh dari pengaruh makhluk mengerikan itu. Keluarga aku tidak pernah sial lagi, sebaliknya jadi banyak rejeki, sehat, tenang, damai, bahagia, urusan apapun lancar, punya banyak teman yang baik dan cerdas. Pokoknya semuanya lurus-lurus saja, tidak pernah ada benturan hidup. Jauh berbeda dengan kehidupan yang aku jalani waktu masih berada di bawah payung bolongnya itu. Yah, mungkin di mata si Nenek bangka itu, keluarga suamiku dianggap keluarga kampungan, dari desa, status aku sekedar ibu rumah tangga, pemilik yayasan fiktif dan pengangguran, tidak seperti keponakan-keponakan kebanggaannya yang pejabat koruptor itu. Ibuku pernah beri aku tiga ratus ribu sambil berbisik untuk jangan sampai Mas, suamiku, tahu soal uang ini.”

    “Terus kamu terima uangnya?”

    “Dia memaki aku sombong kalau aku menolaknya, tapi aku tidak kehilangan akal. Aku beri tahu Mas soal itu, tentang diminta berbohong, padahal ibuku itu sangat religius. Dia sering menceramahi aku untuk jangan berbohong, jangan mengambil barang yang tidak diberikan, jangan melakukan pembunuhan, jangan berzinah dan jangan bermabuk-mabukkan seumur hidup. Buktinya dirinya sendiri justru memerintahkan aku untuk berbohong. Dasar munafik!”

    “Dan ibumu itu?”

    “Kurasa dia mengira aku akan patuh padahal kebobrokkannya itu sudah terbongkar hingga diketahui seluruh keluarga besar Mas, suamiku.  Aku sengaja membuat laporan terbuka di momen arisan keluarga. Jangan salah paham. Aku tidak bermaksud berghibah atau menebar aib, tapi sebaliknya aku justru butuh dukungan mental dari mereka. Mereka membuatku merasa berharga. Mereka sangat suportif, tidak seperti ibuku yang suka menghina lewat cibiran ucapannya yang tajam. Aku merasa tertekan dan takut sekali akan keberadaan sosok setan Belanda itu.”

    “Ibumu tidak pernah minta maaf?”

    “Pernah, berkali-kali malah, tepatnya setiap bulan, setiap kali selesai menampar, menjambak dan membanting kepalaku ke tembok, minimal sebulan sekali. Dia sangat terampil membuat aku mimisan oleh tamparannya. Tak hanya itu, dia juga selalu memanjakan aku selama tiga hari berturut-turut setiap kali dia selesai beraksi.”

    “Mengerikan ya?”Yena berkomentar.

    “Bosan. Sudah gak percaya lagi aku sama dia. Minta maaf berkali-kali, berkali-kali juga dia melakukan kesalahan yang sama dengan pola serupa seperti orang ketagihan.”

    “Sakit jiwa itu sih.”

    “Memang tapi dia justru bangga lho bisa bolak-balik rumah sakit layaknya orang sibuk.”

    “Jadi wanita karir maksudnya? Mondar-mandir ke rumah sakit sebagai pasien kok malah bangga. Benar-benar sakit itu sih!”ketus Angga.

    “Seperti itulah gambaran hidupku. Kisah brengsek. Lho kok jadi pada mellow begini? Sudah cukup ceritanya? Sudah selesai bagianku? Ganti acaranya dong. Potong kue lagi atau buka kado atau apalah gitu?”Dita mencoba mengalihkan perhatian untuk mencairkan suasana.

    “Hidup akan jadi indah kalau kita bisa menjaga emosi dan perasaan orang lain. Ibumu kualat, Dit! Dia tidak bisa jaga emosi. Dia meledak dan kamu jadi target paling mudah untuk jadi korban,”Elsa menyela.

    “Sinetron banget. Klise,”timpal Angga ketus. Kemudian terdengar …

    ”Gubrak,” Adit terkejut ketika salah satu buku di atas meja kerjanya itu tergeser dan jatuh.

    Adit terbangun,“Oh, ternyata aku tadi bermimpi toh?”dia bergumam. Rupanya tadi Dita alias Adit tengah tertidur dengan posisi kepala di atas meja akibat kelelahan bekerja dengan laptopnya, mengerjakan sebuah tugas karya tulis ilmiah bertopik KDRT.

     

    Pesan Moral:

    Jangan berperilaku kasar terhadap anak sebab anak akan merekam momen-momen buruk tersebut dengan baik dan menyimpannya seumur hidup hingga menjadi trauma atau bahkan dendam yang menghantui kehidupannya sampai mati maka jadilah orang tua yang waras, sehat, cerdas dan bijaksana agar bisa berkontribusi untuk banyak orang, bukan hanya sibuk memuaskan diri sendiri.

     

     

    Kreator : Adwanthi

    Bagikan ke

    Comment Closed: KEPALA DI ATAS MEJA

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021