Seorang bayi mungil lahir ke alam fana ini tiada pernah meminta. Permintaan Ayah Bunda atau orang tua atau pun pasangan hidup yang menantikannya. Seperti halnya betapa sangat berharap sepasang suami istri yang telah sekian lama menikah belum dikaruniai momongan ini.
Sejak berita pertama kehamilan pun telah menjadi cerita menarik bagi lingkungan sekitarnya. Keluarga dekat, teman sejawat, tetangga rumah, bahkan keluarga atau sahabat yang berjauhan. Bagaimana cerita keberhasilan kehamilan menjadi bahan perbincangan hangat.
Betapa Maha Kuasa-Nya, Dia Sang Pencipta. Ada yang begitu mudahnya hamil dengan sekali berhubungan bahkan mungkin belum resmi menikah, ada yang begitu menikah bulan berikutnya telah telat datang bulan, ada yang berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebagai pasangan sah yang normal tapi belum dipercaya untuk memiliki keturunan. Centang perenang rona kehidupan adalah Kuasa Sang Khalik. Itu yang pasti harus diyakini.
Seperti bayi yang diberi nama Balqis ini, terlahir setelah lima tahun penantian. Saat kembang api penanda pergantian tahun, ia masih meringkuk di rahim ibunya. Sang Ibu masih menyaksikan pancaran bunga api di atas Simpang Lima. Pun dilanjutkan melihat film layar lebar televisi tentang perkembangan teknologi hingga tertidur di kasur kamar ber-TV tersebut.
Ketika azan subuh berkumandang terbangun dan langsung ke kamar kecil. Setelah buang air kecil dan membersihkannya, saat berdiri hendak keluar kamar kecil tiba-tiba sesuatu terjadi. Ada cairan keluar banyak sekali dan perut terasa “mules”. Dengan sigap Sang Ayah mengantar ke rumah sakit terdekat. Dengan berboncengan naik sepeda motor “Legenda”. Hadiah pernikahan dari semua tamu yang hadir di resepsi pernikahan lima tahun sebelumnya.
Sesampainya di rumah sakit, diperiksa oleh dokter jaga masih pembukaan dua, maka Ibu hamil siap melahirkan itu ditempatkan di kamar istirahat dulu. Suatu kamar kelas 2 yang menjadi jatah asuransi kesehatan. Hari Perkiraan Lahir atau HPL bayi itu semestinya memang 28 Desember 2005. Artinya sudah lewat lima hari karena hari itu tanggal 1 Januari 2006.
Sampai adzan dzuhur berkumandang belum banyak pembukaan jalan lahir, sepertinya disuntikkan obat tertentu pada Sang Ibu dan dipindahkan ke ruang persiapan melahirkan. Beberapa Ibu siap melahirkan berjajar di sana. Ibu Balqis hanya terus berdoa, bersholawat, beristighfar di atas dipan persiapan melahirkan. Namun Ibu di sampingnya terus berceloteh dengan rasa sakitnya bahkan mengumpat bahwa itu gara-gara suaminya. Geli dan lucu atau uniknya sikap para ibu yang akan melahirkan. Walaupun itu perlu disadari bahwa betapa perjuangan para ibu untuk melanjutkan garis keturunan tidaklah sederhana, tidak mudah, ibarat siap mati syahid.
Jelang azan asar Ibu Balqis memasuki ruang bersalin. Proses persalinan dibantu dokter yang menangani proses kehamilan itu. Jelasnya adalah bayi Balqis ini terbentuk dengan ikhtiar konsultasi dokter dan proses beberapa tahapan selama enam bulan rutin agar hamil. Beliaulah almarhum dokter Hamidun Qosim.
Kali pertama melahirkan di usia 33 tahun mungkin agak langka dialami oleh para ibu. Sampai akhirnya harus dibantu dengan vakum. Sang Ayah harus bertanda tangan kesepakatan. Puji syukur kepada Illahi Robbi, terdengar nyaring suara bayi yang terlahir.
Segera kumandang adzan dan iqomah diperdengarkan di telinga bayi Balqis oleh ayahnya. Bagaikan kertas putih tak berwarna, bayi suci bersih lahir batin dengan berat 3,95 kg dan panjang 50 cm nan cantik dan sempurna. Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah memberi karunia terindah.
Kertas putih tak berwarna akan terbentuk, tercoret, terwarnai oleh Ayah, Bunda dan lingkungan sekitarnya. Harapan menjadi putri rupawan, menawan nan sholihah adalah dambaan bagi pasangan hidup yang merindu buah hati mereka.
Kreator : Dwi astuti
Comment Closed: Keras putih tak bewarna
Sorry, comment are closed for this post.