Sudah sebelas tahun, dimulai semenjak aku dan ketiga anakku menginjakan kaki di rumah ini tepatnya tanggal 06 Juni tahun 2013 silam, hari ini hari ke dua puluh delapan bulan juni tahun 2024 sudah selama itu rumah ini kami tinggali, padahal rasanya baru sekejap kami tinggali rumah sekaligus toko ini bersama ketiga putra bawaanku dari kampung yang masih ingusan, kelas 2 SD, TK dan si bungsu yang saat itu masih usianya sekitar 20 bulanan dan baru mau mulai disapih, untuk berkumpul bersama ayahnya yang sudah bertahun- tahun tinggal sendiri tanpa anak dan istri menemani.
Tiba – tiba saja kami harus menemani pak suami merantau padahal kita dulu berkomitmen aku dikampung ngurus putraku dan mengelola sekolah taman kanak-Kanak warisan keluargaku yang sudah puluhan tahun berjalan, sedangkan pak suami mencari nafkah di kota untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Tapi komitmen itu harus diakhiri dan memboyong kami agar tinggal bersama- sama dalam satu atap bangunan bernama ruko di Gegerkalong sana.
Tentu saja keputusan ini sangat mengagetkanku dan terkesan mendadak, sedih rasanya harus meninggalkan anak muridku dan sekolah yang sudah lebih dari sepuluh tahun aku kelola, dunia dan kebahagiaanku memang ada disana, tapi mendampingi dan menemani suami adalah kewajibanku, membuang jauh- jauh segala harapan dan melupakan cita- citaku kala itu. Panggilan sertifikasi guru harus rela ku abaikan berkorban demi suami satu- satunya imam yang harus aku ikuti, sedih sudah pasti…tapi begitulah seorang istri.
Memang bukan tanpa alasan suamiku tiba-tiba seolah memaksa menarikku dari dunia kebahagiaanku, tapi ada hal urgen yang harus diselamatkan pikirnya mungkin sebelum terlambat, bercermin dari kegagalan rumah tangga adiknya yang sama- sama LDR an saat itu, ia tak mau ambil resiko tak mau berspekulasi bahwa aku akan baik-baik baik saja bila tetap jauh bersamanya. Aku juga tak menampik bahwa hal ini bentuk rasa sayang dan cinta suamiku kepada aku dan anak- anak kami hingga memutuskan dan bertindak diluar dugaanku sebelumnya dan ini bagiku pilihan yang cukup berat.
Rumah ini adalah Ruko, bangunan tiga lantai dengan luas sekitar 250 meter, bangunan pertama berfungsi sebagai toko, lantai kedua kost- kosan dan lantai ketiganya adalah tepat tinggal satu keluarga suami istri dan kedua putrinya yang usia kedua putrinya itu tidak jauh beda dari kedua anak saya yang paling gede, beliau yang mengurus ruko ini sekaligus penjaga toko pemilik kontrakan ,kedua suami istri ini jualan di tempat ini bergantian sip, jadi kami hanya mengontrak untuk tokonya setengah saja, setengahnya adalah jualan pemilik ruko ini bedanya kami jualan kue basah sedang dia berjualan nasi ayam penyet khas solo.
Kami tinggal sebuah kamar dilantai 2, anak ke 1 dan ke 2 kami tempatkan di kamar bawah di samping dapur, ada kamar tidur kecil disana cukup untuk anak usia 8 dan 6 tahun yang sebelumnya hanya sebuah gudang tak terpakai.
Saat kaki kami menginjaki ruko ini malam – malam kala itu, tentu saja kedatanganku untuk pertama kalinya itu mendapat respon pribumi yang tak biasa aku peroleh dari orang yang baru pertama kali bertemu, aura yang kurang bersahabat dan sedikit judes nampak dari wajah istri penjual ayam penyet itu, tapi aku tak banyak hiraukan segala ocehannya, aku biarkan omongannya dan saat itu juga aku sedikit bisa belajar dan mengerti sifat karakter calon tetangga baruku itu, bisa- bisanya ia bilang ; “orang akan nampak baik saat pertama kali bertemu tapi belum tentu baik selamanya” atau “ baju anaknya kegedean tuh” beberapa kalimat meluncur tajam dari mulutnya di sela- sela perkenalan kita padahal itu hari pertama kali kita bertemu dan tak ada orang lain disana selain aku dia dan suamiku yang lagi sibuk berbenah ini itu, ini jelas tertuju kepadaku maka saat itu juga aku berlindung kepada Allah Ya Rabb kuatkan aku dan sabarkan aku, Ya Rabb berikan aku saat ini dan seterusnya Ya Rabb tolong aku dan lindungilah aku terus, Bisikku dalam hati… Memohon dan menjerit seraya tangan dan jariku aku remaskan, sungguh kesan pertama yang tidak mengenakan mataku serasa sedikit hangat dan berkaca. Apa hal tidak mengenakan ini harus secepat ini aku terima Rabby dari tetangga baruku ini, aku menghela napas panjang rasanya adaptasi hidup kami akan terasa sulit
Kreator : Daniah Rijal
Comment Closed: Kesan pertama tiba di ruko ini
Sorry, comment are closed for this post.