Karya Saskarina, S.Sos
Alumni KMO Alineaku
Terlihat rintik hujan masih menetes diatap-atap rumahku, teringat kejadian setahun yang lalu membuat keadaanku seperti ini, ya aku menjadi lumpuh. Kejadian itu terjadi tepatnya pada bulan ramadhan 2012 yang lalu ketika hendak pulang kekampung halaman, sambil duduk diteras dengan ditemani kursi roda, terdengar suara memanggilku dari belakang
“mel, kok duduk disini?” suara lembut dan halus itu yang memberiku semangat untuk hidup sampai sekarang ini, iya dia bunda ku yang selalu iklas merewat dan membesarkan ku.
“nggak apa-apa bunda” jawabku singkat. Gimana keadaan mu nak ? udah agak baikan kok bun
“selalu sabar dan terus berusaha untuk sehat ya nak, ini adalah sebagian kecil dari cobaan Allah dan ingat allah tidak akan memberikan cobaan melampuai batas kemampuan hambanya”
sambil tersenyum ku peluk bunda “iya bun, imel bertahan sampai sekarang adalah karena do’a bunda dan kesabaran bunda dalam merawat imel selama ini, makasih ya bunda atas semuanya, melodi sayang bunda”. Bunda balik membalas senyum ku sambil mengusap kepalaku.
***
pagi itu tidak seperti hari sebelumnya, matahari menampakkan sinar dan memberikan warna yang indah dalam hidupku, nyanyian burung seakan-akan membisikkan kebahagiaannya. Jilbab biru yang senada dengan warna bajuku tertiup anggin, seperti biasa aku hanya bisa duduk dikursi rasa dengan sekali-kali aku mencoba untuk berdiri dan melangkahkan kakiku seperti apa yang dikatakan bunda, aku harus berusaha untuk sehat. Hal ini sering aku lakukan setiap pagi dan sore.
“adik, apa adik sedih dengan keadaan adik seperti ini?” tanya bang bayu, dia adalah saudaraku satu-satunya dan yang paling aku sayang, walaupun dia yang menyebabkan ku seperti ini.
“nggak bang, imel nggak pernah sedih dengan keadaan mel seperti ini” (meskipun dalam hati aku sering mengerutu) dan akupun tersenyum J
“abang minta maaf ya mel, karena abang imel seperti ini” ada rasa menyesal dalam hati bang bayu. “sudah bang, abang jangan terlalu mnyalahkan diri abang, ini adalah takdir Allah yang harus mel jalani, insya allah ada hikmahnya bang”
“sini abang bantu mel belajar berjalan” sambil melebarkan tangannya hendak memegang tanganku. “nggak usah bang, abang harus pergi kekampuskan,? sekarang udah jam berapa coba?
Sambil melihat jam “masya Allah abang lupa pula hari inikan abang ada bimbingan dosen, ini karena keasikan cerita sama adik abang yang satu ini ni” sambil memencet hidungku
“ya udah abang berangkat kampus dulu ya, nanti abang ajak imel jalan-jalan ke taman”
“oke dech abangku sayang, hati-hati ya bang” ujarku senang
“assalamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam” Sambil mencium tangannya
***
Jarum jam menunjukakan angka 01.45 menit, artinya panggilan untukku melaksanakan shalat malam sudah tiba, sambil memegang dinding kamar aku memasuki kamar untuk mengambil wudhu, akupun mulai menguraikan panjang lebar curhatan ku dalam kidung-kidung do’aku, harapanku adalah Allah selalu menemiku dan ada dalam hatiku apapun yang terjadi padaku. Tak lupa setelah shalat aku membaca ayat-ayat cinta allah dan bacaan ku terhenti pada bacaan “alaisallahu bi’aziizinzintiqoomin” seketika aku teringat akan semua yang aku lakukan, apakah ini semua karena salahku dan Allah menguhukum dengan cara seperti ini. Tanpa ku sadari ternyata subuh hampir tiba dan akupun siap-siap untuk melaksanakan shalat subuh.
***
“melodi, bangun sayang sudah pagi ini, katanya mau jalan sama abang” terdengar suara bunda membangunkanku. Ternyata aku tertidur di atas tikar sejadah dengan dibaluti mukena putih hadiah ulang tahunku dari ayah. Dari dalam langsung ku jawab”iya bunda, bentar lagi imel keluar”
Tak lama untukku siap-siap dan langsung keluar kamar, terlihat dari jauh ada sekumpulan orang yang duduk dimeja makan dan seorang wanita usia lanjut yang sibuk menyiapkan makanan, dia adalah mumun yang selalu bantu bunda bersih-bersih dirumah kami, kami akrab memanggilnya mbok mun dia sudah lumayan lama kerja dirumah kami dan sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri.
“mbok, tolong bawa melodi kesini” baik nyonya “nggak usah mbok biar saya aja” ujar seorang laki-laki tua yang selalu menafkahi kami, dia sosok lelaki yang selalu ada buat kami. Dia adalah ayahku. Sambil tersenyum ayahpun manghampiriku “semalat pagi anak ayah yang cantik” sapa ayah “pagi ayah” ujarku singkat
Lalu Ayah mendorong kursi rodaku ke meja makan, senyuman bunda dan bang bayu menyambut kedatangan ku.
“bang nanti jadikan bawa imel jalan? Kemana bang?” tanyaku pada bang bayu saat ingin menyuapkan makanan kemulutku
“jadi dong sayang, buat adik abang yang cantik ini apa sih yang nggak, pokoknya abang akan bawa imel kemanapun imel mau” Cukup ku balas dengan senyum saja untuk menunjukkan rasa senangku.
“ingat bang jangan bawa adik jauh-jauh ya dan jangan lama-lama juga” pesan bunda
“iya bunda, abang janji” jawab abang
“oya bunda hari ini mau kemana” tanyaku kepada bunda
Sambil menelan makanan “bunda nanti jam 9 nemani ayah kerumah temannya, katanya ayah diundang kerumah orang tersebut” sambung ayah “iya dia teman ayah, sudah lama tidak jumpa”
***
Suasananya ramai dan bising, ada yang lagi foto-foto, ngumpul bareng keluarga, ada kumpulan orang yang lagi diskusi, pandangan terhenti seketika melihat kumpulan orang-orang yang sedang belajar diksusi dengan memegang buku di tangan masing-masing. Ingin rasanya aku seperti itu,, bertanya dalam hati, kapan aku bisa seperti itu?
Seakan abang bayu bisa membaca isi hatiku dia langsung mengagetkanku “adik secapatnya kamu akan bisa seperti mereka, kamu bersabar ya sayang kan dokter juga pernah bilang ada 85% kesempatan kamu untuk sembuh seperti semula”
“aamiin, iya bang insya allah ya bang” jawab ku pendek saja
Kami melanjutkan perjalan disekitar itu juga, abang lumayan jauh mendorong kursi roda ku, dan terlihat ada seorang perempuan menghampiri kami dengan jilbab warna hijau toska,,,dan langsung mengucap salam “assalamu’alaikum”
“wa’alaikusalam” jawabku serantak sama abang
“ini pasti melodi, aku maya panggil kak maya aja ya” dengan nada menebak
“iya kak, kok tahu ?” tanyaku penasaran
“iya dong kakak tahu, abang bayu kan sering cerita tentang adiknya yang bernama melodi sama kakak” perenpuan itu menjawab pertanyaan ku yang sedang penasan sambil menoleh kearah bang bayu.
“hayooh abang cerita apa sama kak maya tentang imel?” tanya ku sama bang bayu
“abang cerita, kalau abang bangga punya adik cantik, baik, sabar, sholehah dan pintar seperti kamu sayang” sambil mengusap kepala ku
“awas aja kalau abang sampai cerita yang macam-macam tentang imel ya, hehe” ujarku sambil mengancam abang
Pembicaraan kami terhenti setelah jarum jam menunjukkan masuknya waktu makan dan shalat zuhur, kami bertiga langsung mencari rumah makan yang ada mushallanya,,,, dengan alasan setelah shalat zuhur kami langsung makan siang.
***
Setiap hari aku selalu membiasakan diri untuk berdiri dan sesekali aku melangkahkan kaki satu demi satu langkah. Dan akhirnya usahku tidak sia-sia dan waktuku pun cepat untuk bisa berjalan lagi ternyata apa yang dikatakan bunda dan dokter benar juga, aku bisa jika aku ingin mencoba. Aku sudah bisa berjalan seperti semula, aku sudah bisa menjalankan aktifitasku tanpa ditemani kursi roda lagi. Sudah sebulan aku bisa berdiri dan berjalan sendiri.
Kualihkan pandanganku ke handphone yang sedari tadi bergetar dimeja belajarku, terlihat pesan dari dinda yang mengajakku makan diluar. “iya, tapi jemput aku ya” jawabku singkat. Tak lama buat dinda untuk menjemputku karena rumah kami tak terlalu jauh.
Setelah kami makan, dinda melajukan gas mobilnya ke toko buku, katanya dia hendak mencari buku untuk kuliah ntah apalah nama bukunya, akupun tidak begitu mengerti, dinda adalah salah satu teman SMA aku dulu yang langsung dapat melanjutkan kuliah setelah lulus, sedangkan aku harus istirahat dulu setahun dirumah karena kecelakaan itu.
Sesampainya kami ditoko buku yang dituju ada brosur penerimaan mahasiswa baru universitas negeri tertempel ditiang toko, aku langsung membaca dan meminta izin kepada penjaga toko untuk mengambil boisur tersebut. Ternyata pihak penyebar brosur sengaja meningalkan beberapa brosur di sana sehingga aku bisa meminta satu untuk dibawa pulang.
***
Lagi-lagi Allah menggantikan sinar terang siangnya dengan cahaya rembulan malamnya. Terlihat olehku ayah dan bunda lagi duduk diruang keluarga sambil menonton dan sekali-kali bertukar pikiran. Ku hampiri keduanya dengan menunjukkan brosur tersebut kepada ayah.
“apa ini sayang?” tanya ayah penasaran
“ayah baca lah, nanti ayah pasti tahu itu apa” jawabku
Sambil membaca dan menganggukan kepala pertanda ayah tau apa maksudku “imel mau ngambil jurusan apa?” tanya ayah
“menurut ayah jurusan apa yang harus mel ambil, imel bigung?” aku balik bertanya
“terserah imel aja yang penting mel sanggup menjalaninya” saran ayah
“ngambil jurusan pendidikan agama islam gimana menurut ayah dan bunda?” bunda hanya tersenyum dan ayah yang berbicara “itu bagus juga mel, coba tanya sama abang mu mungkin dia ada masukan untuk mu” saran ayah lagi
“baik yah, mel ke tempat abang bayu dulu, selamat malan ayah dan bundaku sayang” aku pergi sambil mencium pipi bunda
Aku langsung ke kamar abang terlihat oleh ku bang bayu sedang nelpon dan bang bayu memberi tanda untukku masuk, aku langsung masuk. “ maya, udah dulu ya, soalnya ada melodi disini, assalamu’alaikum” langsung bang bayu menutup telponnya.
“hayoo abang habis telponan sama kak maya ya?” tanyaku sambil bergurau
“kayanya abang sama kak maya cocok la bang, kenapa abang nggak melamar kak maya aja biar keluarga kita nambah satu orang lagi” saran ku
Bang bayu langsung jawab “anak kecil tahu apa toh masalah hati” dengan nada meremehkanku
“abang ini, imel serius lah bang, imel kan Cuma ngasih saran aja sama abang” jawabku cemberut
“iya adikku sayang, makasih ya putri ratu atas sarannya” sambil bercanda
“ups sampai lupa, imel ngapain malam-malam kekamar abang, pasti ada sesuatukan?” tanya abang penasaran
“iya bang putri bigung mau ngambil jurusan apa” sambil menunjukkan brosur tadi “menurut abang putri harus ngambil jurusan apa? Tadi sih imel udah bilang sama ayah, kata ayah tanya sam abang aja”
“imel sudah ada pilihan belum?” tanya bang bayu
“udah bang, pendidikan agama islam, menurut abang gimana?”
“itu bagus juga mel, lagian imelkan punya pendalam agama yang bagus juga, satu lagi maya juga jurusan PAI, jadi imel bisa tanya-tanya sama dia kalau imel ada kesulitan dalam tugas-tugas kuliah nanti”
“jadi imel ngambil itu aja bang?” tanyaku ragu
“iya ambil itu aja, kapan mau daftar kuliah?”
“besok bang, tapi abang temani imel, ajak kak maya juga”
“iya besok bang temani, tapi imel kekampus sendiri aja ya, soalnya pagi-pagi abang ada masuk, gimana?”
“oke bang, mel besok ke kampus jam 9” sambil tersenyum akupun pergi kekamar siap-siap untuk tidur.
***
Sambil duduk dikoridor kampus dan melihat mahasiswa mondar-mandir bagaikan setrikaan pakaian yang menumpuk berhari-hari, dan cukup lumayan lama aku menunggu abang sesekali aku lihat jam handphone. Sekian lama menunggu akhirnya abang dan kak maya datang juga, dan kami langsung menuju ketempat bagian penerimaan mahasiswa baru dan mengisi borang pendaftaran. Banyak titik-titk borang yang harus aku isi sesekali aku meminta bantuan bang bayu untuk menyelesaikannya. Karena aku termasuk siswa yang berprestasi sewaktu SMA dulu, itulh salah satu alasan aku tidak ikut tes lagi seperti pendaftar lainnya. Setelah menyelesaikan semuanya kami langsung pergi mencari makanan di luar, karena kebetulan kak maya dan bang bayu nggak ada kuliahan.
***
Matahari tersenyum dan cahayanya cerah, secerah hatiku yang lagi berbunga-bunga karena hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah dan bertemu dengan taman-teman baru. Setelah pamit dengan bunda aku langsung kekampus bareng bang bayu, aku dan bang bayu kuliah universitas yang sama tapi kami berdua beda fakultas, bang bayu di fakultas ilmu sosial sedangkan aku difakultas keguruan. Bang bayu adalah satu-satunya anak yang diharapkan ayah bisa menggantikan posisi ayah dikantor kami kelak, makanya bang bayu ngambil jurusan manajemen yang nantinya akan menjadi manager. Aku dan kak maya berada di satu fakultas dan jurusan yang sama, bedanya kak maya sudah mau selesai dan sama halnya dengan bang bayu sibuk nyusun skripsi sedangkan aku baru mau mulai masuk kuliah (masih anak kecil toh) he,,he
Hari pertama kuliah aku jalani dengan semangat dan berharap untuk selajutnya juga seperti ini semangat, semangat dan semangat walaupun hari pertama kuliah sudah diberikan tugas oleh dosen, namun itu tidak membuat semangatku turun karena sejak SMA dulu aku sudah terbiasa dengan tugas-tugas.
***
Setiap hari aku lalui dengan kuliah dan menyelasaikan tugas, begitupun dengan bang bayu dan kak maya yang sibuk dengan tugas akhir mereka (skripsi). Dan sampai akhirnya bang bayu lebih dulu di ACC dan lulus dengan nilai yang memuaskan dibandingkan kak maya. Bukan masalah siapa yang pintar tapi disini dilihat bagaimana dosen pembimbing dalam membimbing, apakah dosennya bisa ditemui ataukah pembimbingnya sibuk diluar, nah dosen pembimbing kak maya selalu sibuk diluar sehingga kak maya pun susah untuk melakukan bimbingan skripsi.
Selesai bang bayu diwisuda, bang bayu langsung bekerja diperusahaan ayah sebagai asisten meneger dibawah kawasan ayah, karena ayah masih ragu dengan bang bayu yang baru mulai bekerja.
***
Segala aktifitas sudah kami lakukan pada siang hari, kini waktunya kami untuk bercengkerama dengan keluarga sambil duduk diruang tamu dan sempat bertukar pikir.
Disini bang bayu mulai menyampaikan hasrat hatinya yang sudah sejak dulu dia pendam, semenjak mendengar saran dari aku.
“ayah, bunda abang boleh ngomong sesuatu nggak?” tanya bang bayu gugup
Kami pun serentak memandang kearah bang bayu “apa itu bang?” tanya bunda dengan nada suaranya yang khas dan lembut
“hmm sebenar ini sudah lama abang pendam, kenapa abang bilangnya sekarang karena abang dulu masih kuliah dan masih dibiayi oleh ayah dan bunda”
Ayah pun penasaran “memangnya abang mau bilang apa sama kami?, kayaknya kok seriaus kali”
“ayah dan bunda mau nggak melamar maya untuk jadi istri bayu?”
“abang serius ?” tanya ayah ragu
“memangnya dimuka abang ada tanda-tanda nggak serius ya yah?” tanya bang bayu lagi
Sambil tersenyum bunda langsung bersyukur “ alhamdulillah, ternyata anak bunda yang satu ini sudah besar ya” sambil becandain bang bayu
“kalau memang itu mau abang secepatnya ayah dan bunda akan melamar maya buat abang ya, tapi bukannya maya belum selesai ya bang?” tanya ayah
“belum yah” sambut ku “kak maya pernah cerita sama imel, katanya susah untuk jumpa dengan dosen pembimbingnya karna dosen yang bersangkutan salalu sibuk di luar”
“lalu apa dia mau menikah sebelum wisuda” tanya ayah lagi
“insya allah mau yah, kamerin abang juga udah pernah nanya sama dia tentang niat baik abang ini, sepertinya dia merespon dengan baik” jawab bang bayu dengan semangatnya
“gimana kerumah maya akhir minggu depan aja yah?” saran bang bayu
“boleh, insya allah ayah usahakan” tanggapan ayah singkat dan pasti.
***
Setelah semua dipersiapkan, tibalah waktunya keluarga kami berangkat kerumah kak maya untuk melamar kak maya buat bang bayu, sesekali aku mencoba mengajak bang bayu bergurau karena terlihat sekali wajahnya gugup seperti ngeliat hantu,,hehe
“bang santai ajalah, kelihatan kali lho wajah abang lagi gugup, nanti nampak sama kak maya abang diketawain lho” ujarku
“adik abang takut lamaran abang ditolak” rasa cemas bang bayu semakin terlihat
“abang ku sayaang, positif thingking dong abang bayu yang imel kenal bukan seperti ini, ini baru sesi lamaran, gimana besok sesi ijab kabulnya, jangan-jangan abang nggak bisa pula” aku mencoba menghibur
“jangan bilang gitu, pamali mel” sambil menegur ku.
Sasampainya di rumah kak maya, kami disambut baik dan dipersilakan duduk oleh keluarga kak maya, sesekali ku lihat wajah bang bayu yang sedari tadi selalu kelihatan cemas dan gugup, kak maya belum keluar dari kamarnya mungkin dandan dulu biar kelihatan cantik didepan calon suaminya…hehe
Kak maya ddatang bersamaan dengan umminya dan duduk disofa, tanpa menunggu lama ayah langsung menyampaikan niat baik kami untuk melamar kak maya dan singkat cerita lamaran bang bayu pun diterima oleh ayah kak maya.
***
Tak seperti hari libur biasanya, rumah sunyi tidak ada sedikitpun aktifitas yang dilakukan kecuali mbok mun yang sibuk dengan sapu dan kemocengnya.
“pada kemana sih mbok ?kok jadi sunyi gini?” tanyaku penasaran
“pada keluar non, tuan besar dan nyonya dari tadi pagi sudah pergi tak tahu kemana dan tuan muda lari pagi, mungkin sebentar lagi tuan muda pulang kok non” jawab mbok mun
Tanpa pikir panjang aku langsung telpon ayah “assalamu’alaikum ayah, ayah dan bunda pergi kemana pagi-pagi gini?” Tanyaku cemas
“wa’alaikumsalam sayang, ini bunda nak, ayah dan bunda pergi kerumah nenek untuk membicarakan masalah pernikahan bang bayu, tadi bunda mau ngajak imel tapi kelihatannya imel tidur dengan lelap makanya bunda nggak mau nganggu imel” jawab bunda diseberang sana
“oh kirain tadi ada kejadian apa gitu , makanya imel khawatir bun” jawabku
“nggak kok sayang, nggak ada apa-apa do’ain bunda dan ayah selamat sampai tujuan ya dan sampai dirumah kita dengan aman” haparan bunda
“iya bunda, itu sudah pasti” ujarku untuk meyakinkan bunda
***
Seperti biasanya aku, ayah dan bang bayu siap-siap untuk beraktifitas, sebelum berangkat kami sarapan sejenak sambil membahas tentang rencana bang bayu kedepannya. Bang bayu harus secepat mungkin menyiapkan segala urusan mengenai pernikahannya.
“bang gimana sama persiapan pernikahan abang?” tanya bunda
“sudah hampir 100% bunda” abang meyakinkan
“kalau imel gimana kulliahnya?” bunda nanya ke aku
“alhamdulillah, sejauh ini masih lancar bun, oya imel terdaftar menjadi mahasiswa berprestasi di kampus dan dapat beasiswa juga dari universitas” jawabku
“wah,,wah,,wah adik bang satu ini pintar juga ya, pasti banyak yang suka” bang bayu becandain aku
“is apalah abang ini, bisa pula ngomong gitu” jawab ku malu-malu
“kalau memang begitu pertahankan ya nak, karena itu adalah amanat dan kepercayaan yang harus kamu jaga” nasehat ayah
Sarapan pagipun selesai dan aku pamit dengan ayah, bunda dan bang bayu setelah mencium tangan mereka aku pun pergi dan “assalamu’alaikum” ucapku
Aku langsung tancap gas mobil aku melaju di trotoar dan menuju kampus….
***
Hari ini ya, tepat pada hari ini bang bayu melaksanakan akad nikah dan resepsi pernikahannya dengan kak maya, suasananya ramai banyak tamu undangan yang datang dari berbagai kalangan, rekan kerja ayah, teman kuliah kak maya dan bang bayu dulu, undangan dari keluarga ayah, keluarga bunda ataupun mungkin keluarga kak maya,,, entah lah aku pun tak tahu sakingkan banyaknya,,, ada satu dua orang yang aku kenal ya mereka adalah teman kuliah ku yang sempat aku undang dan salah satu dari mereka adalah pria yang katanya suka sama aku, kabarnya aku dapat dari teman aku dinda, dia andre kakak tingkat aku difakultas Cuma kami beda jurusan, dia jurusan pendidikan ekonomi halnya dengan dinda, dia orangnya baik, care juga sama aku apalagi pintar dan shalehnya, aku menghampiri mereka dan mempersilakan makan dan minum,, tampak oleh ku dia berbisik dengan dinda, entah berbisik apa aku pun nggak tahu dan nggak mau buruk sangka juga…
Dengar lancarnya bang bayu membacakan lafadz ijab kabul sebelumnya di pimpin oleh penghulu. Dan akhirnya segala kegiatan yang pernikahan satu persatu selesai dilaksanakan…
***
Seminggu setelah acara pernikahan bang bayu, aku seperti biasa pergi kekampus dan memulai perkuliahan, setelah perkuliahan selesai aku dihampiri oleh dinda dan satu orang pria, dia andre yang pernah aku ceritakan waktu itu,, mereka datang dan mengucapkan salam dan langsung mengajakku ke taman,, katanya ada yang mau didiskusikan mendengar hal itu aku ikut-ikut saja dari pada aku diam disini sendiri….
Sampai ditaman “melodi kan” suara pria yang tak asing lagi bagiku
“iya, kenapa mas” sapa ku dengan nada sopan
“tidak apa-apa, kemarin aku ada cerita tentang kamu sama dinda, katanya kamu pintar ya dan dapat beasiswa dari universitas” tanyanya basa-basi
“iya mas tapi nggak pintar-pintar amat kok, dindanya aja yang berlebihan” jawabku sambil menyenggol dinda
“jadi boleh lah ya mas belajar bareng sama melodi” tanyanya lagi
“panggil imel aja mas” ungkapku dari pada dia susah-susah manggilnya hehe “boleh mas tapi jangan berduaan ya karena mel nggak mau berduan dengan lawan jenis yang bukan muhrim” jawabku pelan
Sambil menoleh dinda dan dinda hanya tersenyum, andre lajut berbicara “iya mel, buat apa ada dinda lau nggak bisa menemani kitakan?” tanyanya sambil menggoda dinda
“oya besok dinda ada masuk kuliah?” tanya andre
“ada mas, sampai siang, kenapa ya mas ?tanya ku penasaran
“Besok bisa nggak temani mas beli buku di toko dekat-dekat sini aja” belum sempat untukku menjawab dan seakan dia tahu ketakutanku “imel tenang aja kita sama dinda juga kok”
Dengan lega aku jawab ”iya mas, insya allah besok mel temani” sambil tersenyum
***
Senja datang dan awanpun menutup cahaya matahari, pertanda hari sudah malam, aku pun siap-siap untuk shalat di mesjid bareng bunda dan ayah juga, malam ini bang bayu nggak ada dirumah dia nginap dirumah kak maya istrinya. Setibanya dirumah aku melihat ada pesan dari mas andre yang berisi “assalamu’alaikum mel, gimana kabarnya ? jangan lupa makan ya”
Sambil tersenyum ku jawab” wa’alaikumsalam, alhamdulillah sehat mas, dan sekarang lagi mau makan J”
Pesan seperti itu sudah sering aku dapatkan belakangan ini dari mas andre, ternyata pertemuan kami pada hari itu berlanjut sampai sekarang. Mas andre selalu memberi perhatian dan nasehat serta kata-kata motivasi kepada ku. dan pernah suatu hari mas andre dengan rasa penasarannya dia menanyakan tentang kejadian setahun yang lalu kepada ku karena sebelumnya dinda sudah bercerita sedikit tentang hal itu. Aku menceritakan hal tersebut kepadanya karena menurutku buat apa aku menutupi toh semua orang sudah pada tahu.
***
Jam kuliah kosong karena dosen yang bersangkutan ada halangan, aku habiskan waktuku dengan membaca buku, hari ini aku membaca buku tidak di perpustakaan melainkan di mushalla. Lagi-lagi dinda dan andre datang menghampiri ku, sekarang suasannya sudah berbeda. Bedanya adalah andre membawa satu pertanyaan yang aku nggak tahu harus menjawab apa. “mel, boleh nggak mas bertanya, apakah ada orang lain yang dekat sama mel selain mas ?” tanya mas andre
Dengan lancar aku jawab “nggak ada mas, memangnya kenapa?” aku balik bertanya
“kalau seandainya mas datang kerumah imel trus melamar imel, apakah imel terima ?” pertanyaan itu membuatku gugup dan nggak tahu harus jawab apa, dan dinda yang mendengar pun jadi kaget, karena sebelumnya andre tidak ada bercerita tentang hal itu sama dia.
Setelah sekian lama terdiam akhirnya akupun menjawab “maaf mas, mel belum bisa menjawab pertanyaan mas itu sekarang, beri mel waktu untuk berfikir dan mencari jawabannya, dan mel harap apapun keputusan mel nantinya mas jangan kecewa dan sakit hati sama mel”
Andre pun mengiyakan dan memberiku waktu sampai aku menemukan jawaban yang pasti.
***
Malam itu rasanya aku berada digunung es, hujan yang dari tadi sore belum menunjukkan tanda-tanda akan reda, setelah makan malam aku hanya mengurungkan diri di dalam kamar, hendak mengerjakan tugas, sambil duduk dimeja belajar dengan memegang sebuah pulpen dan buku diatas meja, tiba-tiba aku teringat pertanyaan andre tadi siang, pertanyaan itu membuat ku gelisah seperti halnya bang bayu dulu ketika hendak melamar kak maya.
Sesekali ku lihat tugas kuliahku dan mngerjakannya walaupun kata-kata itu selalu melayang-layang dibenakku. Akhirnya setelah empat puluh lime menit tugas kuliahku selesai juga dan kebetulan tugas ku tidak terlalu banyak. Terdengar oleh ku suaru adzan walaupun tidak terlalu kedengaran karena derasnya hujan malam itu, Lalu ku ambil wudhu hendak melaksanakan shalat isya dan shalat sunat. Dalam sujud dan do’a ku, aku meminta petunjuk kepada Allah, agar aku bisa memantapkan hatiku untuk menjawab pertanyaan mas andre waktu itu, ini aku lakukan hampir seminggu belakang ini.
Keesokan hari “assalamu’alaikum mas, maaf mel terlalu lama memberi kabar kepada mas andre, kalau memang mas sudah mantap dengan perkataan mas kemarin, datanglah kerumah beserta orangtua mas” dengan bismillah kuketik pesan seperti itu lalu send
Lalu beberapa menit kemudian handphone ku bergetar “wa’alaikumsalam, iya mel, nggak apa-apa, insya allah hari selasa besok mas kerumah imel bersama kedua orangtua mas”
***
Waktu begitu cepatnya berputar, ternyata ini adalah hari dimana mas andre dan keluarganya hendak kerumah untuk melamarku, dan semua telah disiapkan karena sebelumnya ayah, bunda, bang bayu dan kak maya sudah tahu tentang niat baik mas andre dan alhamdulillah direspon baik oleh semua anggota keluarga.
Setelah sekian lama menunggu akhirnya mas andre dan keluarganya sampai dengan selamat dan dipersilahkan masuk oleh mbok mun.
“silakan duduk dan diminum juga, maaf hanya sekedarnya saja ” ujar bunda untuk menghormati tamu
Setelah bincang panjang lebar dan masuklah pada pokok inti yaitu
“mas, maaf nih sebelumnya kedatangan kami mengganggu mas sekeluarga” ucap papa mas andre
Dengan senyum dan memandangi bunda ayah menjawab “ohh tidak apa-apa mas, kami kebetulan hari ini tidak ada kesibukan”
“niat kami kesini adalah hendak melamar anak gadis mas wahyu untuk putra kami andre” lanjut papa mas andre
“sebenarnya melodi sudah pernah membincangkan hal ini kepada kami semua, menurut saya kalau memang sudah ada jodoh, kita nikahkan saja, dari pada mengundang fitnahkan tidak baik” dengan bijaknya ayah menjawab pertanyaan papa mas andre
Mendengar hal itu andre langsung mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk karena takut lamarannya ditolak. Semua orang diruangan itu terlihat bahagia dengan persetujuan ayah tentunya atas keputusan aku juga, kan aku yang mau nikah,,,hehe
***
Lamaran, ijab kabul dan resepsi pernikahan pun telah selesai dilaksanakan dan sekarang aku sudah menjadi istri sahnya mas andre dan bagian dari keluarga mereka bigitupun sebaliknya. Aku dan mas andre tetap menyelesaikan kuliah kami seperti biasanya tanpa dibiayai oleh kedua orangtua kami, karena bukan aku saja yang mendapatkan beasiswa ternyata mas andre juga bernasip yang sama seperti aku. Kami masih tinggal dirumah ayah dan bunda sedangkan bang bayu sesekali nginap disini. Setiap hari aku ditemani dan dijaga oleh suamiku sendiri tanpa ada unsur fitah dari siapapun.
Kring-kring kring-kring terdengar suara telpon rumah berbunyi dan langsung mbok mun mengangkat, beberapa menit kemudian mbok mun memanggil bunda atas perintah bang bayu.
“assalamu;alaikum, ada apa bang? Kok tumben nelpon malam-malam gini” tanya bunda penasaran
“wa’alaikumsalam, abang ada kabar gembiri bun” terdengar suara dari seberang sana
“kabar gembira apa bang” tanya bunda makin penasaran
Dengan senangnya bang bayu menjawab “ pertama minggu depan maya wisuda dan yang kedua sebentar lagi bunda dan ayah akan menimang cucu”
“alhamdulillah, bunda senang bang dengarnya” bunda bersyukur dan kami hanya bertanya-tanya dan memasang wajah bigung ketika itu ”bilang salam dan selamat dari bunda ke maya ya bang dan abang harus jaga maya baik-baik ya” sambung bunda sambil bemberi nasehat, telpon pun mati dengan wajah bunda yang berseri-seri
“ada apa bun?” tanya ayah penasaran
“kata bayu minggu depan maya wisuda dan yang paling membuat bunda senang, adalah ternyataaa sebentar lagi kita menimang cucu ayah” jawab bunda sambil tersenyum dan memandangi ku manunjukkan rasa bahagianya
“yang benar bun, alhamdulillah ternyata kita masih sempat menimang cucu ya bunda” respon ayah dengan wajah yang sangat bahagia Aku hanya bersyukur, ini adalah hikmah dari kejadian setahun yang lalu ternyata rencana allah itu jauh lebih indah dari pada rencana manusia itu sendiri.
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Ketika Melodi Jatuh Cinta
Sorry, comment are closed for this post.