KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Khadijah Binti Khuwailid : Pemimpin Kaum Wanita Seluruh Alam

    Khadijah Binti Khuwailid : Pemimpin Kaum Wanita Seluruh Alam

    BY 04 Jan 2023 Dilihat: 216 kali

    Penulis : Mariyanti (Member KMO Alineaku)

    Khadijah adalah Ummul Mukminin, pemimpin kaum wanita seluruh alam pada masanya.

    Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab Al-Qurasyiyah Al-Asadiyah. 

    Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah Al-Amiriyyah. 

    Khadijah lahir di Ummul Qura (Mekkah), sekitar 15 tahun sebelum tahun gajah.

    Khadijah istri Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam. 

    Khadijah adalah seorang wanita dengan idealisme tinggi, emosi menggelora, berwawasan luas, diciptakan dengan kecenderungan taat beragama, memiliki hati bersih dan suci hingga dikenal Ath-Thahirah (wanita suci). 

    Sebelumnya Khadijah menikah dengan Abu Halah bin Zararah At-Taimi. Suaminya meninggal setelah memiliki anak bernama Hindun. Selang berapa lama Khadijah menikah dengan  lelaki terhormat Quraisy bernama Utaiq bin Abid bin Abdullah Al-Makhzumi, namun tidak bertahan lama, mereka berpisah. Khadijah bersabar dan memahami, takdir yang baik baginya. 

    Suatu malam Khadijah bermimpi yang seakan nyata, matahari besar turun dari langit Mekkah dan berada didalam rumahnya memenuhi seisi rumah dengan cahaya keindahan hingga menyilaukan jiwa dan pandangan karena sangat terang. Lalu ia menceritakan mimpinya kepada sepupunya Warakah bin Naufal, seorang yang suka membaca lembaran samawi. Warakah pun berkata “bergembira lah wahai saudara sepupuku, jika Allah membenarkan mimpimu, cahaya nubuwah akan masuk kedalam rumahmu, dan dari sana penutup para nabi akan memancar. 

    Khadijah adalah seorang bangsawan, saudagar wanita yang memiliki kemuliaan dan harta, sejumlah orang lelaki memperdagangkan harta miliknya.

     Saat mendengar kejujuran tutur kata, besarnya amanat dan kemuliaan akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam, Khadijah menawarkan harta dagangannya untuk dijualkan. Rasulullah menerima tawaran itu dan menjualkan barang dagangan dengan untung dua kali lipat. 

    Maisarah, budak Khadijah yang ikut bersama Nabi Muhammad saat berdagang, menuturkan tentang perkataan seorang rahib mengenai Nabi Muhammad. Maisarah juga berkata selalu melihat dua malaikat yang menaungi beliau dari sinar matahari saat panas terik. 

    Khadijah yang bijak dan cerdas memahami bukti dan pertanda bahwa Nabi Muhammad adalah penutup para nabi, iapun berharap menjadi istri beliau. 

    Nafsiah binti Munabbih, teman Khadijah, ia memahami perasaan Khadijah dari wajah dan intonasi tutur katanya. Ia pun menemui Muhammad dan berbicara kepada beliau agar mau menikahi Ath-Thahirah. Nabi Muhammad menerimanya. 

    Nafsiah menyampaikan kabar gembira kepada Khadijah, Nabi Muhammad pun menyampaikan niat untuk menikahi Khadijah kepada paman beliau. 

    Abu Thalib, Hamzah dan lainnya kemudian menemui paman Khadijah, Amr bin Asad untuk meminang. Muhammad meminang Khadijah dan menyerahkan mahar sebanyak dua puluh ekor unta, pada riwayat lain menyebut Nabi menyerah kan mahar  dua belas setengah uqiyah. 

    Setelah akad selesai, hewan-hewan kurban disembelih lalu dibagi bagikan kepada orang-orang fakir. Walimah juga diadakan untuk para kerabat. 

    Khadijah waktu itu berusia 40 tahun, dan Muhammad berusia 25 tahun. Khadijah menjadi seorang istri yang setia dalam cinta, dan menjadi ibu yang baik dan penuh kasih sayang.

     Muhammad dengan kekayaan jiwa, nurani dan kelembutan  perangai, keahlian beliau dalam berdagang, jujur dan amanah, Khadijah juga menemukan sikap kejantanan, berupa akhlak, sifat Ksatria, kekuatan masa muda, sikap mengalah (mementingkan orang lain) dan sifat-sifat mulia, juga nasab terhormat. Khadijah tidak hanya memiliki sangat banyak harta benda tapi dia juga sangat cantik, memiliki kekuatan akal kecerdasan, pengakuan kaumnya akan kemuliaan sifat, perilaku terpuji, menjaga diri, hati nan lurus dan nasab terhormat. 

    Saat Nabi diajarkan cara shalat oleh jibril, Khadijah Pun berwudhu dan shalat bersama beliau. 

    Khadijah tahu betul akhlak Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam, ia mengetahui kedudukan suami ditengah kaumnya, mereka memberi julukan Ash-Shadiqul Amin (lelaki jujur lagi terpercaya). Saat merenovasi bangunan ka’bah kaumnya berselisih, masing -masing hendak meletakkan Hajar Aswad, mereka memilih orang yang pertama masuk ke masjid untuk memutuskan perkara, yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam. Lalu Nabi meletakkan Hajar Aswad diatas kain dan merekapun, memegang ujung kain masing-masing lalu mengangkat secara bersama-sama. 

    Khadijah sangat mulia, murah hati, ia menyukai apa saja yang disukai suami, mengorbankan apapun yang dimiliki demi membahagiakan sang suami. Khadijah juga menyayangi keponakan Rasulullah, Ali bin Abi Thalib, Ali merasa tinggal bersama ibu kandungnya sendiri. 

    Khadijah juga tahu kecintaan seorang budak bernama Zaid bin Haritsah yang lebih memilih untuk  tinggal bersama Muhammad daripada bersama ayah dan pamannya sendiri. Khadijah tidak hanya memerdekakan Zaid, tapi juga memuliakannya. 

    Hindun putri Khadijah, anak tiri Nabi pun merasakan kebahagiaan tinggal bersama sosok paling mulia, jujur, bertutur kata, lembut budi pekerti, paling setia, memenuhi tanggungan. 

    Khadijah memuliakan ibu susuan Nabi, Halimah binti Abdullah bin Harits As-Sa’diyah. Saat datang dari kawasan bani Sa’ad, Khadijah menghampiri dan mempersilahkan masuk, Khadijah melihat kebahagiaan diwajah Nabi, beliau membentangkan selendang beliau sebagai hamparan untuk ibunya Halimah, beliau mengusap dengan kasih sayang. Khadijah sangat tersentuh dengan kondisi Halimah , ibunda susuan Nabi, Khadijah menuangkan cinta dan kasih sayang, rela memberi empat puluh ekor kambing, juga seekor unta yang membawa air, Khadijah juga memberi bekal seperlunya untuk dibawa pulang kampung halamannya. 

    Saat bahagia datang, Khadijah melahirkan anak pertama bernama Qasim. Selanjutnya Khadijah melahirkan Zainab, Ruqaiyah, Ummu Kultsum dan Fatimah, mereka lahir sebelum Nubuwah. Setelah Nubuwah Khadijah melahirkan Andullah yang disebut sebagai Ath-Thayyib dan Ath-Thahir. Dua anak laki-laki dan empat anak perempuan. Semua anak laki-laki meninggal saat masih kecil, sedangkan anak perempuan, mereka menjumpai Islam, masuk Islam dan berhijrah. Ruqaiyah dan Ummu Kultsum menikah dengan Utsman ra, Zainab menjadi istri Abu Ash bin Rabi’ bin Syams, Fatimah menjadi istri Ali bin Abi Thalib ra.

    Saat Nabi menerima wahyu yang pertama di gua Hira yaitu ( Al-‘Alaq:1-5), beliau pulang, dengan tubuh menggigil, Khadijah menyelimuti beliau hingga rasa takut hilang. Setelah itu, Rasulullah berkata, “Wahai Khadijah, kenapa aku ini? “Aku mengkhawatirkan diriku” Nabi merasa takut, khawatir, gelisah. Khadijah menunjukkan sikap mulia, ia menenangkan beliau saat resah, melegakan beliau saat lelah. Khadijah berkata, “sekali-kali tidak, bergembiralah, karena demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya, kau menyambung tali kekeluargaan, jujur bertutur kata, menanggung beban, membantu orang miskin, menjamu tamu, dan membantu orang yang kesusahan. 

    Khadijah membawa Nabi kepada Waraqah sepupunya, seorang tua yang buta penulis injil, ia menjelaskan bahwa apa yang datang kepada Nabi adalah Malaikat yang Allah turunkan kepada Nabi Musa. 

    Khadijah pun memberi semangat, ia tau apa yang bakal ia hadapi, ia memutuskan untuk tegar, menghadapi badai yang munkin saja mendera, ia rela menanggung beban derita dan kesulitan di jalan Allah, demi membela suami. Khadijah mendukung Nabi dalam myebarkan dakwah Islam ditengah kaum, hingga ke seluruh belahan bumi, ia pun mendirikan daulah Islam. 

    Khadijah bukan wanita biasa, ia satu-satunya wanita yang dikaruniai Allah, mengisi kehidupan seorang lelaki yang dijanjikan menerima Nubuwah. Dia wanita, manusia pertama yang masuk Islam, juga putri-putrinya, dan siapapun yang ada di rumahnya bersegera masuk Islam, seperti Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah. 

    Ath-Taharah, Khadijah selanjutnya setia berada dibelakang Rasulullah, membantu, dan ikut menanggung gangguan kaum beliau dengan jiwa rela, sabar. Apalagi pada saat pemboikotan zalim, dan pada saat pengepungan hingga berakhir dengan kemenangan,  dan kembali meneruskan kehidupan bersama Rasulullah. 

    Rasulullah pun memuji Khadijah, beliau bersabda, “Banyak diantara para lelaki yang mencapai kesempurnaan (ada yang menjadi Rasul, Nabi, khalifah, wali), dan tidak ada wanita yang mencapai kesempurnaan, selain Asiyah istri Fir’aun, Maryan binti Imran, (dan Khadijah binti Khuwailid), Dan kelebihan Asiyah diatas seluruh wanita laksana kelebihan roti kuah diatas seluruh makanan. “

    3 wanita yang sangat istimewa tersebut, Asiyah merawat Musa ‘Alaihissalam  dan memperlakukannya dengan baik, dan mempercayainya kala diutus. Maryam menanggung dan merawat Isa ‘Alaihissalam, mempercayainya kala diutus. Khadijah mencintai Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam dan membantu dengan jiwa dan hartanya, memperlakukan beliau dengan baik, dan ia adalah orang pertama yang membenarkan ketika wahyu turun kepadanya. 

    Sebab kemuliaan, kesabaran dan keimanannya, Allah menitip salam kepada Khadijah. 

    عَنْ أبِي هُرَيْرَ ةَ رضى الله انه قال

    أ تَى جِبْرِ يْلُ النَّبِيَّ صالى الله عليه وسلم فقال

    ياَ رَسُوْلَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدأتَت مَعَهَا إنَا ءٌ فَيهِ

    إذَمُ أوْطَعَا مُ أوْشَرَابُ فَاءِذَا هِيَ أتَتكَ فَاقْرَأعَلَيهَا

    السَّلامَ مِنْ رَبَّهَا وَمِنِ وَبَشِرْهَابِبَيْتٍ فِى الجَنَّةِ مِنْ

    قَصَبٍ لا صَخَبَ فِيْهِ وَلا نَصَب

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Jibril datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, Khadijah akan datang membawa wadah berisi makanan, atau lauk, atau minuman. Jika dia sudah tiba nanti , sampaikan salam Rabbnya kepadanya, juga dariku. Dan sampaikan kabar gembira kepadanya sebuah rumah di surga dari mutiara cekung, tiada kegaduhan dan keletihan didalamnya. “

    Rumah Khadijah sendiri adalah rumah terbaik diseluruh dunia, rumah yang diberkahi, di rumahnya, Khadijah pemimpin kaum wanita seluruh alam lahir, dirumahnya juga Fatimah putrinya lahir, sebagai pemimpin selanjutnya kaum wanita penghuni surga. Dirumah tersebut juga saudari-saudarinya dilahirkan. Di rumahnya tinggal, pemimpin umat Islam, dirumahnya Nabi tinggal saat menerima wahyu pertama. Di rumahnya, Khadijah wafat. Nabi menempati rumahnya hingga beliau hijrah ke Madinah. Setelah itu rumah tersebut diambil alih oleh Uqail bin Abu Thalib, kemudian dibeli oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan saat ia menjabat Khalifah, lalu dijadikan Masjid. 

    Setelah masa-masa sulit, mempertahankan Islam di Mekkah selama sepuluh tahun, kaum muslimin kembali beraktivitas seperti sedia kala, tapi Rasulullah dirundung musibah dengan wafatnya Khadijah, lalu disusul paman beliau Abu Thalib. Khadijah meninggal dunia kala Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam berusia limapuluh tahun, Khadijah berusia enam puluh lima tahun. Khadijah adalah karunia terbesar yang Allah limpahkan kepada Muhammad, telah membantu beliau, dengan jiwa dan harta benda, dimasa-masa sulit merasakan letih dan getir. Beliau selalu mengingat sepanjang hidup. 

    Bersama Khadijah, Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam melalui hari-hari terindah sepanjang usia dalam kasih sayang, cinta, ketaatan kepada Allah dan dakwah agama. 

    Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam belum pernah menikahi seorang wanita pun sebelum Khadijah hingga Khadijah meninggal dunia.

    Khadijah adalah wanita pertama yang dinikahi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam.

    Khadijah orang pertama yang beriman kepada beliau. 

    Khadijah orang pertama yang shalat bersama beliau. 

    Khadijah orang pertama yang memberi anak-anak untuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. 

    Khadijah orang pertama yang diberi kabar gembira surga . 

    Khadijah orang pertama yang mendapat salam dari Rabb. 

    Dia wanita shiddiq pertama diantara para mukminin wanita. 

    Dia istri Nabi yang lebih dulu meninggal

    Kuburan yang pertama kali disinggahi Nabi, adalah kuburannya di Mekkah. 

    Dari Aisyah dia berkata, “Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam, tidak memadu  Khadijah hingga ia meninggal dunia . 

    Rasulullah dan sahabat mengembalikan kalung Khadijah, kepada putri Zainab, saat sipakai untuk menebus suaminya Abu Ash yang ditawan. 

    Riwayat selanjutnya semua anak Nabi meninggal saat beliau masih hidup kecuali Fatimah, ia meninggal 6 bulan setelah Nabi wafat. 

    Demikian kisah indah mulianya wanita teladan, istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam

    Semoga kita semua mengetahui dan memahami kisah yang menjadi panutan, pelajaran teladan ini. 

    Diringkas dari buku :
    Biografi 35 Shahabiyah Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam. 
    (Syaikh Mahmud Al-Mishri) 


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Khadijah Binti Khuwailid : Pemimpin Kaum Wanita Seluruh Alam

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021