Penulis : Husin Bachtiar (Member KMO Alineaku)
Latar belakang saya dari keluarga sederhana. Ayah sebagai tukang cat rumah bila ada orang membutuhkan jasa cat rumah. Ibu seorang ibu rumah tangga, sekali-kali menerima order menjahit baju perempuan. Pekerjaan ayah sering di rumah, jarang menerima order jasa cat, sehingga ibu kadang-kadang marah sama anak-anak, karena kondisi ekonomi yang belum cukup. Namun bagi saya anak-anak merasa cukup, karena telah mendapat wawasan dari ngaji, Ketika kita merasa cukup, kita termasuk orang kaya.
Ayah cukup sabar, tidak pernah memukul kepada anak-anaknya. Namun ibu sering marah kepada anak-anak, sehingga sering terlintas dalam hati ingin pergi yang jauh.
Ibu yang hidup sederhana, ingin anak-anak harus sekolah, agar kehidupan anak-anak kelak lebih baik dari kehidupan sekarang, dimana rumah masih sewa. Rumah sewa tanpa kamar mandi. Jadi kalau mau mandi ke pemandian umum. Saat itu kakek yang suka menjadi imam mushola harus dating lebih awal ke Mushola, bangun tidur terus menuju ke Mushola. Saya pun setiap bangun tidur langsung ke Mushola untuk sholat subuh. Maka tidak heran sejak kecil sudah terbiasa sholat tepat waktu. Kadang kita selalu adzan setiap memasuki waktu sholat. Kondisi keterbatasan ekonomi membawa hikmah sholat tepat waktu.
Saya yang mempunyai adik lima orang, 2 laki dan 3 perempuan pernah punya cita-cita ingin menjadi guru SMP, ingin masuk PGSLP (Pendidikan Guru SLP), terus berubah ingin masuk STM (Sekolah Teknik Menengah) tujuan agar cepat dapat kerja. Berpikir lagi ingin masuk Universitas Brawijaya Malang. Namanya anak muda, berubah ingin masuk SMEA, sekolah bidang ekonomi yang cepat dapat bekerja seperti SMK. Setelah lulus SMP, melanjutkan ke SMA Negeri 1 Malang.
Kebiasan sehari-hari, setelah sholat subuh mengaji Al-Quran di rumah ustadz Abdullah Faqih. Membantu kakek berjualan majalah bekas, karena kakek ingin punya uang sendiri, tidak tergantung pemberian dari anak-anaknya. Jadi sejak SMA secara tidak langsung menjadi pedagang atau istilah sekarang entrepreneur. Namanya belajar dirumah jarang, hanya yang diingat ketika guru menerangkan di kelas saja. Jadi wajar apabila nilai rapor sekolah biasa saja. Kegiatan di kampung, suka membaca sholawat atau berjanji dari rumah ke rumah setiap Minggu malam. Menyiapkan sarana pengajian malam jum’at, menjemput ke rumah ustadnya sekaligus menjemput infaq jamaah yang mau infaq rutin tiap malam Jum’at. Malam Senin juga menyiapkan sarana pengajian di Mushola Taufiqur Rohman. Malam hari selain Kamis dan Minggu berjualan majalah bekas juga komik. Jadi tiap hari penuh kegiatan.
Kegiatan di SMA Negeri 1 Malang juga sibuk, Ketika kelas 1 ikut lomba baca Alquran antar SMA, yaitu SMAN 1 Malang, SMA Negeri 3 dan SMA negeri 4 Malang dan menjadi Juara 1 Alhamdulillah. Sehingga di Organisasi OSIS SMAN 1 Malang ditunjuk menjadi Ketua Kerohanian OSIS SMAN 1 Malang. Ketika menjelang akhir Pendidikan di SMA, sebenarnya ingin kuliah. Bahkan pernah tes penerimaan mahasiswa di Universitas Brawijaya jurusan pertanian. Dan ikut tes di IKIP Malang jurusan Fisika. Namun belum diterima untuk kuliah di Unibraw dan IKIP Malang.
Bekerja di Telkom
Seminggu setelah pembagian ijazah SMAN 1 Malang, ada pengumuman penerimaan karyawan dari Perusahaan Umum Telekomunikasi. Segera mengajukan lamaran ke Telkom tersebut. Setelah melalui proses seleksi penerimaan karyawan, didukung doa orang tua. Alhamdulillah dinyatakan lulus bulan Desember 1981.
Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, setiap bulan mengirim uang ke orang tua, apalagi saya mempunyai adik-adik perlu biaya pendidikan, ada kakek juga saudara yang ikut di rumah,
Saat itu tidak bisa menabung, padahal ada keinginan menabung. Ketika mau menikah,pesan ke calon istri, saya mempunyai adik-adik, jadi saya akan tetap bantu orang tua.
Tantangan di awal pernikahan, istri sempat kaget, mungkin uang belanja tidak sesuai harapan, tetap disyukuri dan dinikmati proses kehidupan.
Ketika usia 25 ada keinginan nikah, walau ada adik-adik perlu dukungan keuangan, dari segi agama, karena sudah punya penghasilan, ada keinginan berkeluarga agar terhindar dari berbuat dosa, maka nikah adalah wajib. Saat itu sudah ada kenalan anak karyawan Telkom Malang, nama anaknya Heny namun saat itu saya masih minder, merasa belum cocok.
Suatu saat Ketika sedang santai di kosan, tiba-tiba ada tamu dari Bandung, seorang perempuan sedang mencari teman saya. Karena tidak ketemu teman saya, akhirnya saya yang menemai ngobrol. Dan kebetulan minggu depannya saya akan ada pelatihan di Bandung. Sehingga bisa saling mengenal selama ikut pelatihan di Bandung. Setelah proses perkenalan lebih kurang 6 bulan, dilanjutkan tunangan. Pada bulan Agustus 1987 Alhamdulillah.
Selama bekerja di Telkom dan setelah berumah tangga, belum sempat menabung yang cukup karena berbakti kepada orang tua dengan mengirim sebagian gaji ke orang tua. Namun alhamdulillah perjalanan karir di Telkom lancar dan keluarga dikaruniai 4 orang anak, dan bisa menempuh kuliah untuk 4 anak tersebut. Alhamdulillah. Bahkan ada yang dapat beasiswa penuh. Di Perusahaan Telkom alhamdulillah mendapat penghargaan menunaikan ibadah haji gratis untuk suami istri tahun 2005 ketika bekerja di Telkom Batam.
Kesimpulan dari kisah diatas, dengan berbakti kepada kedua orang tua, akan memperlancar pekerjaan dan kehidupan keluarga yang Bahagia dan dapat menyelesaikan Pendidikan putra-putri.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Kiat Hidup Bahagia dengan Berbakti Kepada Orang Tua
Sorry, comment are closed for this post.