Jesi, seorang mahasiswi yang penuh semangat dan tekad, memulai perjalanan barunya di universitas yang dia impikan pada tanggal 1 September. Hari itu adalah hari yang sangat mengesankan bagi Jesi karena dia mengikuti upacara penerimaan mahasiswa baru di universitas tersebut. Meskipun merasa lelah karena harus berdiri di bawah terik matahari di tengah lapangan yang luas, Jesi sangat bersemangat untuk memulai petualangan barunya di kampus.
Bulan pertama di dunia perkuliahan, Jesi merasa biasa-biasa saja. Bulan tersebut adalah bulan untuk beradaptasi dengan kehidupan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah SMA. Tugas-tugas yang diberikan oleh dosen lebih banyak, waktu masuk ke kelas lebih fleksibel, dan banyak hal baru yang perlu Jesi pelajari. Jesi menjadi mahasiswa teladan. Jesi mulai mengerjakan semua tugas dengan sangat baik dan melakukan seluruh presentasi semester dengan sangat mengagumkan. Jesi mulai terbiasa dengan lingkungan kampus dan rutinitas perkuliahan yang baru.
Saat itu, Jesi sudah berusia 18 tahun dan hampir memasuki usia 20 tahun. Namun, Jesi belum pernah merasakan cinta di masa remaja. Hal-hal romantis, manis, dan meluluhkan hati belum pernah menggugah perasaan Jesi. Jesi belum mengenal semua teman sekelasnya karena jumlah mereka yang sangat banyak. Bulan kedua pun berlalu dan Jesi sudah memasuki bulan ketiga di dunia perkuliahan.
Pada hari itu, Jesi melihat seseorang yang menarik perhatiannya. Orang tersebut tidak terlalu asing di mata Jesi. Kulitnya yang putih bersinar, matanya yang sedikit kecil, rambut jatuh yang lurus, sepatu keren yang orang itu gunakan, serta kemeja warna biru muda dengan tas punggung yang ditentang orang itu, membuat Jesi tidak bisa berpaling darinya. Jesi memperhatikan bahwa orang itu cukup pendek, tetapi terlihat lugu dan sedikit kebingungan di antara semua siswa di kelas. Jesi terus menatapnya, bertanya-tanya dalam hatinya apa yang sedang terjadi. Apakah ini yang disebut sebagai cinta? Jesi merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Akhirnya, Jesi tersadar dari lamunannya dan menyadari bahwa dia terlalu terpaku pada kehadiran orang itu.
Jesi mulai bertanya-tanya dalam dirinya sendiri apa yang sedang terjadi. Apakah ini mungkin cinta? Jesi merasa hatinya berdebar-debar setiap kali melihat orang itu. Dia merasa terikat dan tertarik padanya. Namun, Jesi juga menyadari bahwa dia harus tetap fokus pada pembelajaran dan tidak terlalu terjebak dalam perasaannya. Tapi rasa kagum itu tak dapat hilang dari hati Jesi. Rasa itu sangat besar, sangat susah dideskripsikan.
Hari-hari berlalu, dan Jesi terus memperhatikan kehadiran orang itu di kelas. Jika orang tersebut tidak ada di kelas, maka mata Jesi mencari-cari keberadaannya. Jika orang tersebut tidak hadir di kelas, maka hari Jesi sangat terasa kurang. Jesi sedikit berharap kepada Tuhan, bahwa dia ingin menjadi lebih dekat dengan orang tersebut. Dan Tuhan pun mengabulkannya. Suatu hari, takdir mempertemukan Jesi dengan orang tersebut dalam kelompok belajar. Hatinya berdebar kencang, tetapi Jesi berusaha untuk tetap fokus pada pembelajaran. Mereka mulai saling berinteraksi dan berbagi pemikiran dalam kelompok tersebut. Jesi merasa senang dan terhubung dengan orang itu, tetapi dia juga menyadari bahwa ada teman sekelasnya yang juga tertarik pada orang yang sama.
Jesi tidak ingin melukai hati teman sekelasnya, jadi dia berusaha untuk melupakan perasaannya dan tetap menjaga hubungan baik dengan teman sekelasnya. Karena menurut Jesi, teman-temannya lah yang akan selalu membantunya di saat-saat sulit di perkuliahan. Jadi menurutnya, dia tidak boleh dan tidak mau melukai perasaan temannya itu. Temannya yang menyukai orang yang dikagumi Jesi itu, terlihat sangat-sangat mencintai orang itu menurut Jesi. Jadi, sangat tidak etis bila Jesi merusak pertemanan hanya karena masalah sepele seperti itu. Namun, itu tidaklah mudah. Jesi merasa sulit melupakan perasaan yang tumbuh di dalam hatinya. Dia berusaha untuk tetap fokus pada pembelajaran dan menjalani kehidupan kampusnya dengan baik.
Setiap hari, semakin sering Jesi bertemu dengan orang tersebut. Jesi berusaha menghindari orang tersebut. Tetapi, orang itu tetap mengejarnya dan mengajaknya berbicara basa-basi. Ini yang membuat Jesi sulit untuk menghapus rasa di hatinya. Dia sudah berusaha melupakannya. Tetapi mungkin Tuhan tidak ingin membantu Jesi saat itu. Rasa di hati Jesi terus tumbuh. Setiap Jesi melihat orang itu, jantung Jesi berdegup kencang seperti sebelumnya.
Meskipun situasinya sulit dan tidak seperti yang diharapkan, Jesi tetap bersemangat dan berusaha menyelesaikan pendidikannya dengan baik. Dia belajar untuk tetap fokus pada tujuannya dan tidak menyerah pada rintangan yang ada.
Namun pada suatu hari, ada suatu kejadian yang sangat memalukan yang dilakukan oleh orang itu. Hal tersebut membuat Jesi merasa malu dan jijik oleh orang itu. Kejadian itu merupakan alasan bagi Jesi untuk melupakan rasa kagumnya terhadap orang itu. Perlahan-lahan, Jesi pun bisa melupakan orang itu. Sejak saat itu, setiap Jesi bertemu dengan orang itu, Jesi tidak lagi merasakan jantung yang berdegup kencang. Jesi merasa biasa-biasa saja. Dan akhirnya Jesi bisa melupakan orang itu.
Kreator : JESINTA DEWI SRIKANDI
Comment Closed: Kisah Cinta dan Hubungan Romantis
Sorry, comment are closed for this post.