KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Kisah Penjual Sapu Lidi Menjemput Rizki

    Kisah Penjual Sapu Lidi Menjemput Rizki

    BY 29 Jan 2025 Dilihat: 190 kali
    Kisah Penjual Sapu Lidi Menjemput Rizki_alineaku

    Pagi itu udara terasa segar, dan suara burung kenari berkicau menemani aktivitasku mengejar Prince, kucing kesayanganku yang berlari lincah menuju teras rumah karena rasa kuatir si kucing akan melesat keluar pagar. 

    Kucing kesayanganku itu namanya Prince masih berumur tiga bulan. Ia begitu menggemaskan dan sedang lincah-lincahnya berlari kesana kemari. Sudah kuduga pasti Prince sembunyi di balik pot tanaman yang daunnya paling rimbun, karena kelihatan ekor putihnya yang menjuntai. 

    Sambil kupanggil namanya, “Prince.. Prince.. pus, pus, kucing pintar, ayo sini…”.

    Dengan hati-hati, aku memindahkan pot tempat dia bersembunyi. Tiba-tiba saja terdengar suara pelan seorang anak laki-laki menawarkan sesuatu di depan pagar. 

    “Ibu … Ibu… Apa mau beli sapu?” Suaranya pelan sekali dan terdengar sopan. 

    Dia seorang anak laki-laki berusia sekitar 16 tahun sedang menawarkan sapu lidi yang dia bawa di atas bahunya. Wajahnya terlihat lelah, namun senyum ramahnya tetap menghiasi setiap kata yang diucapkannya. 

    Spontan aku menjawab, “Maaf enggak dulu ya, Dek, Ibu masih punya sapu.” 

    Saat itu yang terbesit di kepalaku adalah aku belum butuh sapu, jadi untuk apa beli sapu lagi. Namun, sejenak aku tertegun dan timbul rasa iba melihat raut wajahnya yang selalu dihiasi senyum ramah dan ya Allah… ternyata dia bukan seperti anak normal untuk seusianya. Sangat kelihatan anak itu adalah anak penyandang disabilitas. 

    Anak itu hanya menjawab, “Ya Bu, terima kasih.”

    Kemudian, ia berlalu di hadapanku tetap dengan senyum di wajahnya.

    Wajah anak itu seketika mengingatkanku pada Ariq, anak keduaku yang juga seorang ABK dan sudah berumur 22 tahun. Aku membayangkan bagaimana jika Ariq ada di posisi anak itu—berusaha menjemput rezeki dengan segala keterbatasannya. Ariq tidak tinggal bersamaku disini, tapi sedang menjalani terapi untuk anak berkebutuhan khusus di Semarang. 

    Sebelum terlalu jauh Si Anak Penjual Sapu itu berlalu, tanpa berpikir panjang lagi aku panggil ia. 

    “Dek, Dek, sini, Ibu mau beli sapunya, harganya berapa?” 

    Terlihat wajahnya sumringah dan gembira sewaktu aku bilang mau beli sapu lidinya dan tidak butuh waktu lama untuk mengambil dompet yang kebetulan ada di meja ruang tamu. Aku ulurkan uang lima puluh ribu untuk beli dua sapu lidi. 

    “Dek ambil semua kembaliannya ya, buat kamu.” 

    Hampir saja aku tak kuasa menahan air mata melihat kegembiraan di wajahnya, karena akhirnya aku mau membeli sapu lidi yang dia tawarkan. Berkali-kali anak itu mengucapkan terima kasih seakan-akan aku pembeli pertamanya.

    Kisah pagi itu mengingatkanku pada petikan sebuah ayat dalam kitab suci, yang menceritakan tentang burung yang berangkat di pagi hari dengan perut kosong kemudian kembali pulang perutnya kenyang. Hal lain yang membuatku semakin bersyukur karena Sang Pemberi Rizki telah membukakan jalan untuk beramal dan sekaligus membukakan jalan rezeki si anak penjual sapu lidi disabilitas itu, melalui jalan “kebandelan” Prince kucing kesayanganku. 

    Singkat cerita, kucingku tiba-tiba nyelonong berlari keluar yang memaksaku untuk mengejarnya, di saat yang tepat lewatlah penjual sapu lidi di depan rumah menawarkan sapu, dan hampir saja aku menolak membeli sapunya karena sedang tidak membutuhkan sapu. Aku kagum bagaimana tangan Sang Pemberi Rizki bekerja. Dialah yang menuntun si anak disabilitas lewat depan rumah, yang tadinya aku menolak membeli, namun akhirnya aku memutuskan untuk membeli sapu lidinya. Hari itu aku belajar bahwa rezeki bukan hanya soal menerima, tetapi juga soal memberi. Tuhan bekerja melalui hal-hal kecil, bahkan melalui seekor kucing kecil yang lincah bernama Prince.

     

     

    Kreator : Indiana Syifa

    Bagikan ke

    Comment Closed: Kisah Penjual Sapu Lidi Menjemput Rizki

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021