Dipinggir kali sedang ada obrolan antara sebutir kerikil dan sebatang pohon bambu yang tumbuh di pinggir kali dengan seekor burung balam.
“Suara apa itu. bambu, kamu dengar nggak soalnya kedengaranya samar-samar”
“Ya dengar, samar-samar, coba kita tanya sama itu burung balam yang suka terbang berkelana, hingga tahu kejadian di semua tempat.
“Burung balam kamu tahu suara apa itu”
“Itu suara buldozer,deru berpuluh-puluh truck yang sedang beroperasi di hulu sungai, memangnya kenapa.”
“Lagi pada ngapain.”
“Lagi pada mengambil.pasir, batu, kerikil seperti kamu.”
“Mau dibawa kemana ,mau dipakai apa.”
“Mau dibawa ke kota, mau dipakai membangun gedung-gedung dan jalan tol.”
“Mudah-mudahan tidak sampai kesini, kalau aku terangkut ikut dibawa ke kota,jadi aku tidak punya temen lagi seperti kamu ya bambu”,
“Iya aku juga takut ,beberapa saudaraku sudah banyak ditebangi,yaitu tadi buwat bangunan-bangunan “
Makin hari deru suara buldozer dan kendaraan makin jelas ,menandakan pengambilan batu,kerikil dan pasir sudah mulai dekat.
“Bambu, bagaimana nasib saya ini bambu,.jangan-jangan mereka menuju tempat kita juga”
Bles …bles….bles, “aduh sakit nih”, tanpa ampun kerikil tercid
uk buldozer dan dilempar ke dalam truck…brug.
Sudah banyak temen-temen kerikil berada lebih dulu dalam truk, di depan berjejer truk-truk berisi batu dan pasir.
“Mau dibawa kemana kita ini.”
“Tadi sopir-sopir bilang katanya kota-kota, sepertinya mau dibawa ke kota.”
Besoknya kerikil-kerikil diaduk-aduk.sama semen.
“Aduh panas nih”
“Iya aduh panas banget”
Plok-plok-plok akhirnya si batu-batu kerikil dipasang menjadi tiang beton di perempatan jalan protokol di ibu kota. Bila siang batu-batu kerikil yang sudah diaduk dengan pasir dan semen menyaksikan atraksi ramainya kendaraan yang lewat di bawahnya, malamnya menyaksikan-kejadian-kejadian yang lebih seru, ada penjambretan, kebut-kebutan, pasangan-pasangan yang sedang bermesraan, dan banyaknya perbuatan maksiat lainnya.Itulah serba-serbi ibu kita dengan plus -minusnya.
Kreator : Sudarsono
Comment Closed: kisah perjalanan batu kerikil
Sorry, comment are closed for this post.