KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » KISAH UNTUK MAMA

    KISAH UNTUK MAMA

    BY 15 Mar 2023 Dilihat: 259 kali

    By : Mala Hayati, S.pd.

    “Anak pertamaku, kehadiranmu adalah alasan terkuatku menjadi seorang IBU,”

     

    ~Mama~

     

     Teruntuk keluarga tercinta, terkhusus Mama yang paling berharga. Aku tuliskan semua tentang kita, Aku dan Ibu.

        Kata Mama, setiap anak itu unik, mereka memiliki ciri khas dan karakter yang berbeda. Kalian, Mama dan Bapak, tentunya mengenal kami dengan sangat baik. Karena kami juga bagian dari kalian.

        Aku beri nama keluarga kecilku “Nirmala Elya Hujifath”. Tidak ada makna yang khusus, baik secara tersirat maupun tersurat.  Hanya menggambarkan penyatuan nama sebagai simbol tujuh anggota keluarga cemara yang ikatannya tidak akan terputus. Saudara dunia akhiratku seumpama lima jari.

        Anak pertama perempuan, itu Aku. Aku adalah seorang introvert, bagaimana seseorang menggambarkan seorang introvert, beberapa karakter yang menonjol mungkin ada padaku.

        Mama selalu mengeluhkan karakter terburukku, jutek, judes, dan dingin, ibaratkan saja kulkas sepuluh pintu dan sejenisnya.


    “Teh, Mama salah apa?”

    “Mama gak Salah apa-apa.”

    “Kok teteh ngomongnya ngegas gitu?”


    Aku bingung.


    “Teteh sering loh kayak gini?”

    “Iya, tahu!”

    “Terus, kenapa gak di perlembut lagi nada bicaramu?”

    “Maafkan Teteh, Ma.”


        Aku menghela nafas, menetralkan hembusan udara yang berasal dari mulutku. Hatiku menangis pilu, mood ku memang sering tidak terkontrol.


    ‘Susah, Ma,’ batinku.


       Mengenai adik-adikku, mereka juga unik. Ada yang seperti tokoh animasi Doraemon si pemberi keajaiban atau pencair suasana, Angry Bird yang selalu marah dalam segala hal, Tom and Jerry yang selalu bertengkar, bahkan Upin dan Ipin kalau lagi akur-akurnya.


    ***

        Selanjutnya, tentang Mama yang selalu bersemangat menceritakan kisahnya.

        Tentang Bagaimana lelahnya menunggu jarum jam berdetak dengan lambat kemudian bergeser ke angka selanjutnya, satu jam di jaman dulu ibarat setengah hari di jaman sekarang, lama sekali. 

        Tentang Bagaimana bakti seorang Mama kepada Nenek dan Abah. Mama adalah anak ke empat dari lima belas bersaudara, di usia Mama yang terbilang masih bocah ingusan, beliau berpikiran mendewasa sebelum waktunya. Mama dan saudara-saudaranya mempunyai kawanan banyak, termasuk santri yang bermukim di bale milik abah. 

        Santri selalu diuntungkan kalau Mama sudah menguasai dapur untuk memasak dan sumur untuk mencuci pakaian keluarga, Mama selalu meringankan pekerjaan para santri. Para santri tidak pernah melupakan kehormatan yang di tunjukkan teruntuk Mama beserta saudara-saudaranya.

        Ini yang paling berkesan, ketika Mama menceritakan kisahnya bersama Bapak. Sebelum menjadikan Aku sebagai cinta pertama Bapak, Mama adalah cinta sejati Bapak, cinta pertama dan terakhir. 

        Umur bukan sumber problema atau sebuah prasyarat kedua insan yang dipertemukan lewat perjodohan. Ya, Mama dan Bapak dipertemukan oleh kedua orang tua mereka. Dan jarak usia antar keduanya terpaut sebelas tahun. Mama lahir menjelang akhir tahun 70-an sementara Bapak lahir menjelang akhir tahun 60-an.

        Dahulu, Mama adalah seorang gadis remaja yang tidak sempat menyelesaikan pendidikan tingkat SMP nya karena Abah mengirimnya ke pondok pesantren. Di sana, dalam jangka waktu yang sangat singkat, Abah menjemput Mama dan menjodohkan beliau.

        Sementara Bapak, lulusan SMA. Beliau juga pernah menjelajah ke dunia pondok pesantren dan mendapati ilmu yang bermanfaat. Pengalaman beliau banyak selama menjalani masa perantauan, pekerja keras dan tulang punggung keluarga. Bapak anak kedua dari tujuh bersaudara.

        Pertemuan dua keluarga terjadi setelah Bapak memutuskan pulang untuk beristirahat sejenak sekedar quality time bareng keluarga. Karena bakti akan kedua orang tua, Mama dan Bapak sepakat untuk menikah tanpa berargumen apapun.

        Tentang Aku dan Mama, aku tidak sedekat itu dengan Mama. Biasanya, seorang anak selalu terbuka atau blak-blakan terhadap ibu mereka. Namun, aku gagal membangun chemistry seumpama sahabat dan partner segalanya bersama Mama, mungkin karena terlanjur introvert yang serba close. Hatiku menjerit, ingin ku seperti mereka.

        Ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya, surga berada di bawah telapak kaki beliau. Hubungan mereka lebih dari sekedar ibu dan anak, naluri seorang Ibu itu kuat, penyiksaan akan rindu kepada anak-anaknya sangatlah berat dari yang Dilan alami terhadap Milea.

        Teruntuk Mama, mungkin Aku akan lontarkan benang kusut yang menggerogoti pikiranku lewat tulisan, Semuanya. Karena mulutku selalu terkunci rapat, kata yang hendak terlontarkan tersangkut di kerongkongan kemudian bulir saliva menelan kembali penggalan kata yang sudah siap terdengar. 

        Akhirnya, kata gak apa-apa mampu menyembunyikan semua rasa dan emosi yang ada.

        

        

        ***

        “Membahagiakanmu adalah prioritas utamaku, akan tetapi aku tidak mampu mendeskripsikan dengan kata-kata. Aku sayang Mama, Happy Mother Day.”

        

        ~Saudara Dunia Akhirat~

        ***



    Munjul, 22 Desember 2022

    Bagikan ke

    Comment Closed: KISAH UNTUK MAMA

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021