Ini kisah seorang gadis muda yang tinggal di Minangkabau. Namanya uni, uni adalah panggilan dari gadis bernama lengkap Riyuni Bumi Sikumbang. Ada yang menarik bukan dari nama uni ini? Yaaa benar sekali, nanti uni akan jelaskan soal label sikumbang.
Tinggal di wilayah Minang yang kaya dengan adat budaya serta keberagaman suku membuat uni sangat berhati-hati, karena semuanya sangat diatur, mulai dari bertamu, bercengkrama, berteman, bahkan sampai memilih pasangan. Namun uni tidak akan menyinggung hal itu, hanya akan membahas soal pasangan. Dari nama uni saja tentu sudah bisa ditebak bukan uni dari suku apa? Yaa benar, uni dari Suku Sikumbang, Mama dan papa uni asli orang Minang, uni Minang dari daerah Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar.
Seperti anak muda lainnya, uni juga punya impian yang tersistematis tiap tahun yang selalu uni list dalam catatan harian uni. Tercapai atau tidak tercapai, urusan belakangan yang penting ikhtiar dan doa selalu uni langitkan pada sang pencipta. Tahun ini uni berumur 25 tahun, salah satu impian uni adalah berumah tangga tentunya. Namun karena satu dan lain hal, impian uni tertunda. Sikumbang, suku yang diwariskan mama uni, di Minangkabau, selain kemapanan dan sekufu yang dipandang sebelum memutuskan menikah, suku juga dilihat. Jika satu suku, tidak boleh menikah meskipun ada kemungkinan untuk menikah. Pengecualian untuk yang bisa menikah dengan suku yang sama itu juga ada aturannya, namun uni tidak akan membahas soal itu. Dikisah uni ini, pernikahan yang sesuku itu dilarang.
Namun hati tidak bisa dicegah untuk jatuh cinta pada siapa, tidak ada yang salah dengan rasa yang dihadirkan pencipta, hanya kita perlu mengelolanya saja. Uni jatuh cinta pada laki-laki baik yang juga bersuku Sikumbang. Memutuskan untuk dekat tentunya sudah siap dengan kemungkinan terburuk dari hubungan ini yaitu berpisah. Hampir 2 tahun berkisah dan berbagi resah, Hubungan uni harus berakhir dengan kata pisah, bukan kata sah. Dalam adat minang, sangat dilarang nikah “sasuku” (suku yang sama) apalagi dengan orang sekampung.
Uni yang notabene tinggal dengan keluarga yang sangat kental dengan adat mau tidak mau harus mengikuti aturan. Ibaratnya, menggeleng saja tidak boleh, apalagi ada kata tapi. Memutuskan untuk jatuh cinta namun uni sendiri yang akhirnya mematahkan hati karena keputusan uni untuk mengakhiri hubungan. Galau dilalui, sedih dilewati hingga waktu menyembuhkan hati sendiri. Alhamdulillahnya uni dan mantan uni sudah ikhlas karena sudah tau resiko yang akan diterima jika terus bersama. Lalu bagaimana soal impian uni yang ingin menikah diumur 25? Yaa, benar, Allah sepertinya menunda terlebih dahulu hingga uni menemukan yang lebih baik dan dimudahkan. Ini bukan soal telat atau cepat, tapi uni percaya, pencipta uni akan menyiapkan diwaktu yang tepat. Kalau belum sekarang, jangan berputus asa dengan rahmatNya, tetap berdoa dan ikhtiar serta bersabarlah dalam penantian, karena dalam Al-Quran Qs 25:75, sudah diserukan bahwa “Mereka akan diberikan balasan ditempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka dan disana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.”
1 Komentar Pada Kita Memisahkan Kita
Wah uni pasrah banget, ya. Semoga mendapat jodoh yang lebih baik ya.