Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allha tuhan seru sekalian ‘Alam yang dengan Rahman dan Rahim-Nya telah melembutkan dan melunakkan hati untuk menepis segala kesombongan dan ketakaburan di dalam hati karena merasa sudah sangat banyak memiliki ilmu. Sehingga Allah cenderungkan hati, jasim, dan jasad kita untuk menghadiri majelis-majelis ilmu yang di Rahmati oleh Allah SWT. Amiin. Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Selawat dan slam kita haturkan kepada Rasul-rasul Allah SWT terutama Rasullah baginda Nabi Muhammad SAW yang telah memperkenalkan Allah SWT kepada kita, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Baginda SAW juga yang cintanya kepada kita melebihi dari semua cinta orang-orang yang mencintai kita. Selawat dan salam juga dihaturkan kepada keluarga, para sahabat dan para penerus risalah Baginda SAW. Semoga kita adalah orang-orang yang berada di jalan mereka. Amiin.
Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari. Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami Zakariya` dari ‘Amir dia berkata: Saya mendengar An Nu’man bin Basyir berkata: Rasulullah SAW bersabda:
تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).”
Begitulah cantiknya konsep di dalam Islam. Kita sendiri sudah sangat terbiasa mendengar sejarah Hijrah di dalam Islam, bagaimana Rasulullah SAW telah mempersaudarakan kaum Muhajjirin dan Ansar. Namun bagi mata duni ini adalah hal yang sangat luar biasa tidak ada sebelum maupun sesudahnya. Kaum Ansar siap membagi semua apa yang mereka miliki dengan saudara mereka dari kaum Muhajjirin.
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas bin Malik berkata:
Ketika Abdurrahman bin Auf datang, maka Nabi SAW mempersaudarakannya dengan Sa’d bin Rabi’ Al Anshari. Seorang Anshari itu memiliki dua isteri, maka ia menawarkan satu isteri dan setengah dari hartanya kepada Abdurrahman bin Auf. Namun, Abdurrahman berkata: “Semoga Allah memberkahimu dalam harta dan juga keluargamu. Cukup engkau tunjukkan padaku dimanakah pasar.” Setelah itu, ia pun langsung ke pasar dan langsung memperoleh keuntungan berupa keju dan samin. Setelah beberapa hari, Nabi SAW melihatnya dan padanya terdapat berkas-berkas kuning, maka beliau pun bersabda: “Selamat wahai Abdurrahman.” Abdurrahman berkata: “Aku telah menikahi seorang wanita Anshariyyah.” Beliau bertanya: “Lalu apa yang kamu berikan padanya?” Ia berkata: “Yaitu emas yang beratnya kira-kira satu ons.” Beliau bersabda: “Rayakanlah dengan walimah meskipun hanya dengan seekor kambing.”
Dapatkah kita bayangkan ketulusan persahabatan yang mereka tunjukkan pada waktu itu. Sehingga pantas dunia berdecak kagum dengan Islam. Dan sangat jahil dengan kekososngan ilmu, kita meremehkan konsep yang di miliki Islam.
Selain itu juga diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ketika bersama Rasulullah SAW, maka masuklah seorang laki-laki (sahabat yang lainnya). Maka Anas bin Malik pun berkata. “Ya Rasullullah sesungguhnya aku mencintai orang itu.” Kemudian jawab Rasulullah; “Apakah dia mengetahuinya?” Jawab Anas bin Malik, “tidak”. Maka jawab Rasulullah SAW, “bersegeralah memberitahukannya.”
Kalau orang lain tidak tahu yang kita menyukainya maka persahabatan sulit untuk di bangun. Maka dari itu bersegera dalam hal yang baik adalah anjuran dalam Islam dan berhati-hati dan takut dalam hal yang buruk juga adalah laranga dalam Islam.
Dalam riwayat yang lain dalam Kitab Shahih Bukhari dari Abu Burdah bin Abu Musa dari bapaknya ra berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaan orang yang bergaul dengan orang shalih dan orang yang bergaul dengan orang buruk seperti penjual minyak wangi dan tukang tempa besi. Pasti kau dapatkan dari pedagang minyak wangi apakah kamu membeli minyak wanginya atau sekedar mendapatkan bau wewangiannya, sedangkan dari tukang tempa besi akan membakar badanmu atau kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap.”
Riwayat lain lagi juga menuturkan, “Jika kamu ingin mengetahui siapa dirimu lihatlah orang-orang di sekitarmu. Karena mereka adalah cermin dirimu.” Sebagaimana hadits riwayat Muslim dari Abu Sa’id Al Khudri, mengisahkan laki-laki yang telah membunuh 99 bahkan 100 orang yang tinggal di lingkungannya yang beraklak buruk. Nabiyullah SAW bersabda:
“Pada jaman dahulu ada seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Kemudian orang tersebut mencari orang alim yang banyak ilmunya. Lalu ditunjukan kepada seorang rahib dan ia pun langsung mendatanginya. Kepada rahib tersebut ia berterus terang bahwasanya ia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang dan apakah taubatnya itu akan diterima? Ternyata rahib itu malahan menjawab: ‘Tidak. Taubatmu tidak akan diterima.’ Akhirnya laki-laki itu langsung membunuh sang rahib hingga genaplah kini seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian laki-laki itu mencari orang lain lagi yang paling banyak ilmunya. Lalu ditunjukan kepadanya seorang alim yang mempunyai ilmu yang banyak. Kepada orang alim tersebut, laki-laki itu berkata: ‘Saya telah membunuh seratus orang dan apakah taubat saya akan diterima?’ Orang alim itu menjawab: ‘Ya. Tidak ada penghalang antara taubatmu dan dirimu. Pergilah ke daerah ini dan itu, karena di sana banyak orang yang beribadah kepada Allah SWT. Setelah itu, beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu itu termasuk lingkungan yang buruk.’ Maka berangkatlah laki-laki itu ke daerah yang telah ditunjukan tersebut. Di tengah perjalanan menuju ke sana laki-laki itu meninggal dunia. Lalu malaikat Rahmat dan Azab saling berbantahan. Malaikat Rahmat berkata: ‘Orang laki-laki ini telah berniat pergi ke suatu wilayah untuk bertaubat dan beribadah kepada Allah dengan sepenuh hati.’ Malaikat Azab membantah: ‘Tetapi, bukankah ia belum berbuat baik sama sekali.’ Akhirnya datanglah seorang malaikat yang berwujud manusia menemui kedua malaikat yang sedang berbantahan itu. Maka keduanya meminta keputusan kepada malaikat yang berwujud manusia dengan cara yang terbaik. Orang tersebut berkata: ‘Ukurlah jarak yang terdekat dengan orang yang meninggal dunia ini dari tempat berangkatnya hingga ke tempat tujuannya. Mana yang terdekat, maka itulah keputusannya.’ Ternyata dari hasil pengukuran mereka itu terbukti bahwa orang laki-laki tersebut meninggal dunia lebih dekat ke tempat tujuannya. Dengan demikian orang tersebut berada dalam genggaman malaikat Rahmat.’ Qatadah berkata: ‘Al Hasan berkata: ‘Seseorang telah berkata pada kami bahwasanya laki-laki itu meninggal dunia dalam kondisi jatuh terlungkup.’
Sesungguhnya Allah SWT mencintai seseorang sebagaimana dia mencintai saudarnya.
Comment Closed: KONSEP PERSAHABATAN DALAM ISLAM
Sorry, comment are closed for this post.