KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Kontraktor Mimpi di Negeri Tanpa Peta Antara Prinsip dan Nyawa

    Kontraktor Mimpi di Negeri Tanpa Peta Antara Prinsip dan Nyawa

    BY 28 Sep 2025 Dilihat: 11 kali
    Kontraktor Mimpi di Negeri Tanpa Peta_alineaku

    Dave berdiri di tepi jurang, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara mental. Proyek pembangunan puskesmas rawat inap dan perumahan tenaga kesehatan di pedalaman Papua semakin hari semakin mencekik. Ancaman dari kelompok separatis semakin nyata. Mereka tidak hanya meminta uang, tapi juga menyandera beberapa pekerja sebagai jaminan.

    Istri Dave, seorang dokter yang bertugas di daerah itu, merasakan dampak langsung dari situasi ini. Ia melihat bagaimana masyarakat sangat membutuhkan fasilitas kesehatan yang layak. Namun, ia juga khawatir akan keselamatan suaminya dan para pekerja lainnya. Setiap hari, ia harus memberikan semangat kepada suaminya dan berusaha mencari solusi bersama.

    “Dave, tong musti cari cara voor kaluar dari situasi ini. Manjo berdoa, semoga Tuhan bukakan jalan yang tong nda pernah sangka,” ujar istrinya dengan logat Manado dalam nada penuh kekhawatiran.

    Dave mengangguk, matanya berkaca-kaca. Ia tahu istrinya benar. Ia juga tidak ingin menyerah begitu saja. Ia telah berjanji pada dirinya untuk menyelesaikan proyek ini bagaimanapun caranya. 

    Sementara itu, tekanan dari berbagai pihak semakin kuat. Tagihan-tagihan hutang menumpuk disana-sini, telepon tak henti berdering meminta pertanggung jawaban pembayaran. Pencairan dana proyek terhambat karena berbagai kepentingan. Dave merasa seperti sedang berjalan di atas tali yang semakin kendur dan hampir lepas dari ikatannya.

    “Pace, ko harus bayar uang permisi tu tempo,” desak seorang mandor. “Kalu tra, dong su ancam nyawa anak-anak buah ini.”

    Dave terdiam. Ia tahu bahwa jika ia membayar uang tebusan, maka ia akan membuka pintu untuk permintaan-permintaan yang lebih besar lagi. Namun, ia juga tidak tega melihat para pekerjanya disandera.

    Dalam situasi yang sulit ini, Dave semakin yakin bahwa ia harus tetap berpegang pada prinsipnya. Ia tidak akan membiarkan proyek ini ternodai oleh praktik-praktik kotor. Ia akan terus berupaya mencari solusi yang terbaik, meski harus menghadapi risiko yang besar.

    Dave semakin dihadapkan pada dilema yang sulit. Di satu sisi, ia ingin menghentikan proyek ini untuk menghindari korban jiwa. Di sisi lain, ia tidak ingin mengecewakan masyarakat yang sangat membutuhkan fasilitas kesehatan yang baik di tempat terpencil ini.

    Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, Dave percaya bahwa dengan kerja keras dan bantuan dari semua pihak yang koperatif, proyek ini akan berhasil diselesaikan.

    Proyek pembangunan puskesmas akhirnya rampung walau dengan tertatih dan terseok parah. Tenggat waktu semakin menipis, dan tekanan dari berbagai pihak semakin kuat. Setelah melewati berbagai rintangan dan pertaruhan, bangunan megah itu berdiri kokoh di tengah kampung. Masyarakat pedalaman Papua menyambutnya dengan suka cita. Anak-anak bermain di halaman puskesmas, ibu-ibu hamil berbondong-bondong memeriksakan kandungan, dan para lansia mendapatkan perawatan yang layak.

    Namun, di balik kebahagiaan itu, tersimpan luka mendalam. Beberapa pekerja menjadi korban penyanderaan berhari-hari namun berhasil dipulangkan dengan selamat dan Dave harus mengorbankan sebagian dari keuntungan proyek untuk membayar uang tebusan. Ia merasa bersalah, tetapi juga bangga karena telah berhasil menyelesaikan misi kemanusiaannya.

    Dave menyadari bahwa pembangunan di Papua tidak hanya sekadar membangun fisik, tetapi juga membangun hati dan pikiran. Ia harus berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa konflik masih terus berlanjut, dan pembangunan yang telah dilakukan bisa saja hancur dalam sekejap saja.

    “Proyek ini adalah bukti bahwa kita bisa membangun sesuatu yang baik di tengah situasi yang sulit,” kata Dave pada keluarga dan rekan-rekannya ketika mereka bersantap kasih bersama, bersyukur atas keselamatan yang dianugerahkan sang Pemilik kehidupan.  

    Dave memutuskan untuk tetap tinggal di Papua, melanjutkan msi kemanusiannya dalam balutan pembangunan. Ia merasa bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya proyek-proyek pembangunan lainnya, jika pemerintah pusat dan daerah masih mempercayakan proyek pembangunan lain untuk dikerjakan perusahaannya, adalah doa dan harapannya demi Papua yang makin maju, sejahtera dan benar-benar Merdeka dalam naungan NKRI.                                   

    (based on true story)

     

    Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)

    Bagikan ke

    Comment Closed: Kontraktor Mimpi di Negeri Tanpa Peta Antara Prinsip dan Nyawa

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021