KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » Ku Rengkuh Bahagia Di Tengah Musibah

    Ku Rengkuh Bahagia Di Tengah Musibah

    BY 07 Des 2021 Dilihat: 255 kali

    Karya Azminar Wati, S.Pd., M.Pd

    Alumni KMO Alineaku

    Musim hujan mempunyai ciri meningkatnya curah hujan disuatu wilayah diandimgkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, suatu wilayah memasuki musim hujan apabila besarnya curah hujan dalam satu dasarian sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti beberapa dasarian berikutnya. Menurut BMKG hari ini hampir semua wilayah di Indonesia akan turun hujan lebat, ada beberapa wilayah yang sudah mulai dilanda banjir …

    Kakak … udahan dong nontonnya,  buruan sana sholat nanti Maghribnya keburu habis lho nak… , teriakan mama mengagetkaknku …

    Astagfirulloh …. dah jam enam lewat seperapat saya belum sholat maghrib, maafkan aku ya Alloh … batinku, ya Ma … membalas teriakan mama sambil mematikan TV dan berlalu untuk mengerjakan sholat.

    Alhamdulillah …. akhirnya kelar sholatku … legaaa rasanya … masih mengenakan mukena tak terasa airmata membasahi pipiku, ya Alloh maafkanlah hambamu yang lemah dan lalai ini …isakku.  Berita di TV tadi masih terngiang ditelingaku, musim hujan … ya musim hujan telah datang begitulah ulasan  berita yang dibahas oleh pembawa berita bersama narasumbernya tadi sore. Ya Alloh … hujan ini turun bukan karena musimnya seperti pendapat manusai tapi hujan yanh turun ini adalah karena kehendakMU semata, ampuni segala dosa kami ya Alloh … rasa takut dan  harap memenuhi batinku, moga hujan yang  Alloh curahkan pada hari ini membawa keberkahan buat kami semua. Dari tadi pagi hujan ga kunjung reda dari intensitas sangat lebat sampai gerimis seperti sekarang, keadaan ini sudah berlangsung hampir semingguan … Allohumma shayyiban nafi’an, doaku. Tanganku meraih Al-Qur’an yang ada didepanku, kubaca ayat demi ayat dengan sangat syahdu airmatakuku pun mengalir membayangkan bagaimana dasyatnya azab yang Alloh timpakan buat kaum Nuh, kembali rasa takut menyeruaak dada airmatapun sampai menganak sungai … ya Alloh ampunilah kami, maafkan kami …

    Dari Mesjid terdengar suara adzan berkumandang, bacaan Qur’anku segera kuakhiri, bersiap menjawab panggilanNYA, sambil menjawab seruan adzan doa mustajab kulantunkan bersamanya, khusuuuk sekali setelahnya sholat Isya segera ditunaikan ditutup dengan witir tiga rakaat. Selesai sholat mata rasanya beraat sekali, segera kaki menuju peraduan untuk beristirahat, berharap nanti Alloh bangunkan untuk sholat tahajjud, aamiin.

                Banjiiir bu … banjir pak … banguuun … banguuun … pak … buu …. sayup sayup terdengar suara pintu dan jendela digedor tetangga dan suara teriakan banjiiir bergema dimana-mana. Suara orang-orang sudah rame, tangisan anak-anakpun terdengar memilukan hati, mungkin karena kaget dibangunkan orang tuanya. Suasana sudah seperti siang hari, malam yang hening berubah menjadi super heboh dan gaduh karena kedatangan tamu yang tak diundang. Saya mencoba untuk berdamai dengan keadaan, mata yang masih berat coba untuk dibuka lebar-lebar, badan yang menggigil coba untuk dihangatkan dengan jaket yang tebal, kakipun dicoba untuk melangkah sambil tangan meraih jendela untuk dibuka dan melihat apa yang sedang terjadi … subhanllloh … tamunya sudah berkeliaran … warna kuning keruhnya dah kelihataaan … sayapun bergegas menuju kamar bawah berniat membangunkan mama dan papa serta adik … sesampainya dibawah rupanya mereka sudah bangun ternyata, jadi merasa bersalah… kakak cepat bantuin mama, bawa keranjang ini ke atas, dari tadi kakak dibangunin, ga bangun-bangun, batu banget sih tidurnya, celoteh mama …

    maaf ma, kakak kecapaian …, jawabku.

    Ya udah buruan geraknya, membatu lagi deh disana … gerutuan mama membuatku merasa semakin bersalah …

    Yaah kakak emang batu ma, susssah bangeet kalo dibangunin padahal dari tadi orang udah heboh kayak ginii , masa ga dengar sih Kak? Pantes nih kakak dipanggil putri batu tidur … goda Reyyan adikku.

    Yee adek, kakakkan ga sengaja kalo ga dengar, memang kakak kecapaian kok … timpalku

    Reyyan .. udah udah … ga usah goda kakakmu, sini bantu ayah angkat kulkas, berat nih,  pinta ayah

    Ya ayah … jawab Reyyan adikku sambil berlalu …

    Sudut bibirku menyungging, senang dengan pembelaan papa.

    Kami bahu membahu membawa dan menyelamatkan barang-barang ke lantai atas, kalo ada barang yang tidak terangkat kami coba untuk menaikkannya ketempat yang lebih tinggi, diatas meja atau kursi misalnya.ga kerasa udara yang tadinya dingin sekali menjadi hangat bahkan gerah karena mobilitas yang tinggi, mondar-mandir naik turun, bahkan keringatpun mengucur. Kehangatan keluargapun terasa, semuanya fokus untuk menyelamatkan barang-barang pribadi dan bersama, sesekali suasana juga dengan  diiringi canda tawa menggelitik dari papa, papa sering iseng candaiin mama, ma hati-hati ada kecoak tuh!! teriak papa

    Aaaau … mana pah … mama langsung berlari ketakutan memeluk papa.

    Mendapat pelukan hangat mama, sambil menahan tawa papa berkata,  Ini  lho ma kecoaknya … papa memegang kepala mama dan mengecupnya, mamapun tersipu malu dan tawapun pecah …

    Papa iseng deh, kalo sedang panik kayak gini jangan bercanda dong pah malukan sama anak-anak, omel mama masih menahan malu. Kami tertawa masih menggoda si mama yang sedang merona mukanya.  (papa mang humoris, senang deh …)  Hampir semua barang sudah tertangani sementara tamu “si kuning” sudah mulai merangsek masuk melalui pintu depan. Kakiku mulai ngilu melihatnya, ngebayangin kotornya yang bisa membuat gatal, Subhanallloh ….

    Badan mulai memberi kode untuk didistirahatkan, lelah  … kaki pegal minta diluruskan Matakupun kembali menunjukkan gejala 5 watt, dah sipiit, daan menguaap … subhannalloh ngantuk mulai menyerang. Ga sengaja mataku tertuju ke jam yang ada di dinding, subhanalloh … sudah menunjukkan pukul satu dini hari … pantesan … batinku. Aku masuk ke kamarku dan memenuhi tuntutan badan yang minta direbahkan. Sementra mama dan adek tergeletak diruang depan, papa masih berjaga-jaga khawatir “tamu”nya meninggi.

    Kakaaaak … banguuuun kak … airnya besar bangeeet …. bantuiiin papa!! Suara Reyyan adikku menyentakkan tidur lelapku. Antara mimipi dan kenyataan tubuhku repleks bangun, matapun langsung melek, kaki mengayun menuju lantai bawah. Kepala kulongokkan … astaqfirullohal’adzim … tamunya besaaar bangeet … dah sepahanya papa … cepat bangeet naiknya … daaan jepreeet … mati lampu … innalillahi … suasana semakain kacau, suasana diluar rumahpun semakin heboh, airnya naik terus … naik terus … semua kumpul di mesjid … terdengar suara pak Kades melalui pengeras suara mesjid, innnalillahi wa innailahirojiun … ampuni kami ya Alloh … dzikirku kepada Alloh Yang Maha Pengampun.

    Kakak, tolong ambil lampu cas dilemari ya, pinta mama

    Ya ma …, jawabku sambil bergegas mengambil lampu cas dilemari atas, setelah kudapatkan langsung kunyalain dan kubawa kebawah untuk memberikan penerangan kepada keluargaku di bawah.

    Papa dan mama berjibaku menyelamatkan mesin cuci dan kulkas, dan motor yang hampir terendam. Aku dan adikku datang membantu, melalui pintu depan kami menyelamatkannya kelantai atas. Ketika mau membantu mengangkat motor, kakiku terpeleset dan byurrr akupun terjatuh, papa cepat meraih tubuhku … basah kuyub, airpun sempat ketelan … aku shock … hal yang menjijikkan memasuki tubuhku … mau muntah rasanya, tapi tidak bisa dikeluarkan tubuhku menggigil … ingin segera rasanya naik keatas untuk ganti baju tapi perjuangan keluargaku belum usai, rasa jijik, dingin dan enegku terkalahkan oleh baktiku pada orang tuaku. Kami terus berusaha untuk menyelamatkan barang-barang ditengah gelapnya malam dan dinginnya air. Tubuhku sudah mulai tidak bisa berkompromi, aku benar-benar menggigigl hebat, papa dan mama kasihan melihatku, mereka menyuruhku ganti baju dan naik lantai keatas. Papa membawakanku seember air bersih  untuk bersihin badan, akupun mandi tengah malam … (ingat lagu dangdut … untungnya bukan mandi kembang, naudzubillah…).  Beberapa saat kemudian perjuanganpun selesai, mama, papa dan adikku Reyyan juga membersihkan badan mereka dan berganti baju. Air semakin meninggi hampir sedada papa, ada beberapa barang yang ga bisa diselamatkan, terendam …. basah … baju dilemari mama … innalillahi … sungguh malam yang menegangkan.

    Jam sudah menunnjukkan pukul tiga dini hari, mama membuatkan kami mie dan kopi hangat. Kami berpelukan bersama di dalam satu selimut, sungguh menghangatkan, dibalik musibah ada kenikmatan kebersamaan yang jarang dirasa, Alhamdulillah.

    Setelah menyeruput teh hangat dan menikmati mie hangat ayah memberikan beberapa wejangan untuk kami dan lalu beliau mengajak kami sholat tahajjud bersama (kebiasaan yang sering kami lakukkan), yuuk kita taubat dan mohon ampun kepada Alloh, mungkin kita punya kesalahan yang Alloh ingin membersihkannya untuk kita melalui musibah ini. Kamipun bergegas  berwudhu lalu sholat tahajjud berjamaah, khusuuuk sekali … airmata memabsahi pipi kami mendengar ayat-ayat tentang azab yang ayah lantunkan. Rakaat demi rakaat kami kerjakan seolah tanpa lelah semangat kami lakukan. Tak terasa adzan subuhpun berkumandang dan kamipun langsung mengerjakan sholat subuh berjamaah, lagi-lagi sholat subuh kali ini benar-benar lain dari biasanya, khusuuknya pake bangeet, masyaAlloh … alhamdulilllah.

    Setelah sholat subuh berjamaah,kamipun menjalani rutinitas berikut yaitu mendengarkan kultum dari ayah dan membaca Al-Qur’an secara bergantian masing-masing 3 lembar. Pertama papa lalu mama kemudian giliran aku. Sebenarnya ketika mendengar kultum dari papa, mata sudah mulai ga kompromi lagi, ngajak merem … sedapat mungkin kutahan, dan berhasil. Tapi ketika papa baca Al-Qur’an dia mulai nyerang lagi, dan kutahan lagi sambil membaca taawuz (moga setannya cepat pergi, batinku). Kulihat adekku Reyyan dah roboh duluan, papa dan mama senyam-senyum melihatnya. Giliran mama baca, kepalaku rupanya juga mulai ga seide, ia mulai mengangguk-angguk menerima ajakan mata yang berat bangeet, suara mama mulai terdengar sayup-sayup daaan gubraaak, ambyar dah … ambruk … ga kuaaat … sempat ngerasakan hangatnya tangan papa memapahku masuk kamar setelah itu, mimpim deh …

                Dari balik pintu kamar terdengar suara ketukan lembut tangan mama sambil memanggil namaku, Kakak banguuun … sarapan, panggil mama. Aku masih terdiam, antara terdengar dan tidak kembali suara mama suara mama memanggilku lembut sambil sedikit mengguncangkan tubuhku, Kakak banguuun sarapan dulu yuuk nak, panggil mama … mataku mulai membuka, badan menggeliat mulutku ikut bekerjasama menjawab panggilan mama, ya ma, bentar dulu, dikiiit lagi … lima menit deh … jawabku malas.

    Kak dah jam 11.30 lho, bentar lagi zuhur lho nak … panggil mama lembut. Mendengar kata zhuhur badanku langsung refleks bangun tanpa basa basi, aku dah tidur lama juga ya, batinku. Mama senyum melihat tingkahku, dah sana gosok gigi dan cuci muka lalu sarapan sekalian makan siang deh, canda mama.

    Aku turun dari ranjang dan mengerjakan semua arahan mama. Aku makan lahaaap sekali, mungkin efek kecapaian dan udara yang dingin, masakan mama kali ini terasaa sangaaat enak. Mama, papa dan adekku Reyyan dah makan duluan. Adekku yang usil kembali menggodaku, kakak ini benar-benar putri tidur, sussaaah bangeeet kalo dibangunin, dari tadi lho kak dibangunin seperti batu dah , hati-hati lho kak nanti susah jodoh kebanyakkan tidur, ledek Reyyan adikku. Aku mesem-mesem aja menjawab ledekakannya. Setelah itu aku melongok kebawah, subhanallaoh airnya masih cukup besar walaupun dah sedikit surut. Subhanalloh ada kolam renang dirumahku, batinku. Boleh juga nih buat berenang, dah lama rasanya ga berenang, masih bisa ga ya? Boleh juga dipraktekin … tiba-tiba timbul ide isengku ngajak adekku Reyyan untuk berenang, Dek kita renang yuk, ajakku

    Kakak ada-ada aja hari gini ngajak renang, gimana perginya? Banjir dimana-mana, lagian tutup kali kolam renangnya, jawab adikku Reyyan dengan muka serius.

    Ado lho dek kolam renang gratis dan buka hari ini dekat lagi, timpalku

    Dimana mang hari gini ada yang gratisan? Tanya adikku

    Ada, jawabku singkat

    Dimana? Tanyanya lagi

    Disini, dirumah kita … sekarang … jawabku

    Hah … ga salah dengar neh, mang kakak ga jijik apa? Bukannnya kakak jijikan orangnya? Tanya adekku ga percaya

    Ga, kan kakak dah tes semalam, berenang ga sengaja .. ternyata enak juga kalo di pikir-pikir … dah kebal kali badan kakak, dek … jawabku meyakinkkan adekku yang masih ga percaya dengan omongonku.

    Baiklah kalo gitu, adek tantang kakak ya … tapi setelah sholat zhuhur aja … jangan ngelak ya … awas lho, ancam adekku

    Ok, kakak terima tantannganya … jawabku

    Mama dan papa senyam-senyum melihat tingkah kami, ok mama dan papa ikutan ya renangnya, timpal papa bersemangat.

    Mama pake bikininya ya, goda papa nakal sambil mengedipkan matanya

    Papah … iiih malu … lagian dah ga muat kali … timpal mama teripu malu.

    Ga apa-apa kali ma, kan dirumah renangnya, ga ada orang lain kok, godaku

    Huhsh kakak, pake ikutan lagi,anak dan bapak sama aja, gerutu mama

    Adzan zhuhurpun berkumandang, kami sholat berjamaah, setelah sholat mama, papa dan adek makan siang sedang aku makan siangnya dah di qadha sama sarapan (he he he).

    30 menit setelah makan siang kami bersiap-siap untuk melanjutkan rencana renangnya. Kami mengganti baju yang ringan supaya renangnya lebih mudah, kacamata renanganyapun dah siap, bismillah … kami mulai berenang, papa heboh bangeet gayanya, mama pake gaya batu (he he he cetek sih).

    Walaupun airnya dah sepinggang tapi serrru juga renangnnya. Bolak-balik depan belakang walau kepentok dinding dan barang-barang tapi kami menikmatinya dengan membayangkan ada dikolam yang sebenarnya. Tetiba mama teriak, tolooong …. tolooong … sambil tangan mama menggapai-gapai ke atas, kaki mama keram, teriak mama panik.

    Papa yang ada di ruang depan berlari menyelamatkan mama yang meminta tolong, dengan canda khasnya,

    tuan putri … pangeran datang menyelamatkanmu, canda papa sambil bergegas menghampiri mama. Dek Reyyan dan akupun menghampiri mama, tadi kupikir mama bercanda, eeeh ternyata beneran …

    kaki mama keram, sehingga mama ga bisa bangun yang membuatnya tenggelam. Kemudian pangeran (papa he he he) menyelamatkan tuan putri ke atas meja makan, papa membaringkannya di meja makan. Alhamdulillah ga terjadi apa-apa dengan mama, hanya kaki mama aja yang perlu diurut sedikit dan dai luruskan sebentar. Tapi dasar papa, canda isengnya kumat lagi. Papa pura-puranya memberikan pertolongan CPR kemama, mama berusaha menolak.

    idiih papa, mama ga apa-apa … lebay deh papa, rengek mama. Papa ga mempedulikan rengekan mama, dan tetap melanjutkan keisengannya kemudian bersiap untuk memberikan nafas buatan, mama sampai kesedak di buatnya tapi papa malah tertawa bahagia.

    Alhamdulillah tuan putri kita sudah selamat, kata papa lebay … kamipun tertawa bersama melihat tingkah konyol papa, sedang mama merona mukanya karena malu. Kemudian renang dilanjutkan kembali, tak terasa dah lama kita menikmati “kolam renang” kita dengan kebahagiaan yang paripurna,

    masyaAlloh tabarakallah … air kolam renang kita lama kelamaan menyurut hingga akhirnya sampai ke mata kaki, akhirnya kita sekalian sama-sama membersihkannya bersama. Kembali kerjasama keluarga ditantang untuk membersihkan sisa-sisa “kolam renang” yang mulai menghilang. Mama  yang menyapu, papa kebagian ngerok sisa-sisa lumpur, aku bantu mama nyapuin air keluar dan dek Reyyan menyiram dengan air bersih dengan menggunakan selang. Setelah semua bersih lalu disiram dengan air sabun dan pembersih lantai supaya kumannya hilang. Akhirnya rumah kembali kinclong seperti biasanya, alhamdulillah kerja team yang bagus sekali. Senang rasanya bisa menikmati setiap ujian yang Alloh berikan dengan lapang dada dan ikhlas. Dibalik musibah ada hikmah Alloh yang patut kita syukuri karena setiap nikmat yang Alloh berikan kalo disyukuri maka akan ditambah tapi kita kufur maka azab Alloh sangatlah pedih.

    Kami menerima ujian yang Alloh berikan dan kami bersabar menjalaninya, alhamdulillah tiada nikmat yang lebih besar selain rasa syukur kami atas Islam yang KAU hadirkan di hati kami dan dalam kehidupan keluarga kami, tak putus-putusnya rasa syukur mengalir dalam lisan ku dan keluargaku. Akhirnya kami semua mandi dan berganti baju, daaan hidangan sore ala mama dah siap untuk di santaaaap.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Ku Rengkuh Bahagia Di Tengah Musibah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021