KERJAAN TIADA HABISNYA
Kriiiiiing kriiiiing kriiiiing handphoneku bergetar. Tampak keterangan di layar ada tulisan “Berdering”. Menginformasikan bahwa panggilanku sudah sambung dengan nomor yang aku tuju. Sabar aku menunggu sambil mengerjakan pekerjaan dapur, mengiris tempe, mengaduk tepung, sambil menyalakan kompor memanaskan minyak dalam wajan. Tak terasa getaran hp ku terhenti. Ternyata satu kali panggilan tak terjawab.
Kupijat panggilan ulang.dan bergetar kembali hpku dengan layar bertulliskan “Berdering”. “Tak apalah aku lanjutkan nggoreng tempe sambil menunggu panggilanku diterima. Lumayan selesai satu pekerjaan, untuk segera melanjutkan pekerjaan yang lain.” Kataku dalam hati.
Alhamdulillah muncullah di layar hpku wajah Embok yang aku rindukan. Dengan senyum tulus mengandung seribu makna Embokku menyapaku. Akupun tak mau terlambat menyapa Embokku. Sebelum mengucapkan salam aku panggil dulu Embokku. Ternyata barengan dengan Embokku menyapaku.
Alhamdulillah walaupun belum bisa aku sowan sungkem datang ke rumah Embok yang tinggal di Ponorogo, aku bisa berkomunikasi menggunakan hp. Bisa telephon dan bisa pula video call. Sehingga bisa melihat Embok dan lumayan mengurangi rasa kangen.
Seperti biasanya aku masak setiap sore. Embokpun sudah mengetahui kalau usai masak aku berangkat njemput Enduk pulang ngaji di Pondok PPMH. Setelah ngobrol banyak berbagai kabar dan suasana keluarga, Embok langsung menanyakan cucu ragilnya.
“Enduk wes mulih? Iki wes meh maghrib lo, ndang paranono.” (Red-Enduk sudah pulang, ini sudah hampir masuk waktu maghrib, segera kamu jemput!). Kata Embok yang terbiasa komunikasi menggunakan bahasa jawa. “Iya Mbok sebentar lagi, ini aku masih mau cuci piring.” Jawabku dengan ringan.
Embok melanjutkan nasehatnya “wes to lah ndang paranono, mesakne bocahe dhewe lungguh ng cakruk klowang klawung. Tinggalen gaweanmu. Ojo ngurusi gawean ae. Gawean iku ra ono enteke. Au ke tuwekku sakmene sampek ditinggal Embok Emakku gawean panggah ditinggal.” Embok menegaskan supaya aku segera menjemput Enduk, kasihan kalau sendirian terlantar menunggu.
Itulah namanya pekerjaan. Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya. Tapi ingatlah pekerjaan mana yang utama dan mana yang lebih utama lagi.
#######################################
OJO NGRESULO
Malam itu keluarga pak Rian sudah kumpul semuanya. Aktivitas keseharian keluarga pak Rian adalah bekerja keluar rumah. Siang harinya saat istirahat juga tidak pulang karena tempat kerjanya jauh dari rumah. Baru setelah sore mereka pulang kerja di tempat kerja masing-masing. Anaknya yang masih sekolah juga sekolah sampai siang hari dan sorenya pergi mengaji. Semua anggota keluarga berkumpul bersama jika semua sudah pulang, yaitu pada malam hari.
Pak Rian dan Bu Rian biasanya merasakan capek jika sudah posisi istirahat di rumah. Jika siang hari di tempat kerja masih merasakan kuat dan penuh semangat. Namun ketika malam telah tiba dan akan menjelang tidur mereka merasakan kaki capek, tangan capek, badan capek, dn lain sebagainya.
Begitulah jika sudah badan terasa capek, pak Rian minta tolong pada bu Rian untuk mijitin. Bu Rian pun demikian, merasakan capek dan lelah. Namun masih ditahan dan dirasakan sendiri tanpa minta dipijitin. Sebagaimana disadarinya bahwa istri harus nurut pada suami, Bu Rian pun melaksanakan perintah untuk mijitin.
Usai mijitin suaminya, bu Rian akan menyelesaikan pekerjaannya melipat dan menyetrika baju. Tapi badannya semakin terasa capek. Bu Rian tidak berani minta gantian, minta tolong dipijitin suaminya. Bu Rian sambil berbaring di depan TV berkata sendiri: “Ya Allah, capeknya badanku. Kerjaan masih banyak menumpuk tapi rasanya badan ini udah lelah sekali nich mau ngerjain semuanya.”
Pak Rian yang mendengar keluh kesah istrinya menimpalinya dengan singkat, padat, jelas. “Ojo ngresulo, lelah digae-gae dewe kok sambat.” (Red-Jangan berkeluh kesah, capek dibuat-buat sendiri kok mengeluh.” Ujarnya sambil pergi berlalu menuju kamar untuk istirahat tidur. Spontan bu Rian bangkit dan beranjak melanjutkan pekerjaannya yang telah menunggu. Seolah telah hilang lelah yang dirasakannya. Dia berkata dalam hati, jangan mengeluh, bangkitlah, semangatlah, karena badan akan terasa lelah dan semakin lelah kalau hatinya lemah, tidak semangat dan mengikuti rasa malas.
Bangkitlah dan tetap semangat. Ingatlah, selalu berbuat baik dan tetap semangat.
#####################################
Kreator : Endah Suryani, S. Pd AUD
Comment Closed: Kumpulan Cerita Unik Part 7
Sorry, comment are closed for this post.