KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Kumpulan Cerita Unik Part 8

    Kumpulan Cerita Unik Part 8

    BY 01 Sep 2024 Dilihat: 20 kali
    Kumpulan Cerita Unik_alineaku

    BALADA SI KUCING KIMPLI

    ‘Si Gendeluden’ adalah nama  kucing jantan berbulu lebat dan halus yang saya bawa dari desa. Kucing berwarna coklat kekuningan ini menarik hati bagi siapa saja yang melihatnya. Bulu-bulu ekornya yang mengembang lebar dan bersih membuat saya sangat suka padanya. Kebiasaannya BAB dan BAK di kebun sudah terlatih sejak kecil. Sehingga  walaupun memelihara kucing rumah tetap bersih dan tidak berbau. Keunikan kucing ini membuat kecintaan saya bertambah. Jika kaki saya terasa capek atau sakit kemudian saya olesi menggunakan minyak kayu putih tiba-tiba minyak kayu putih yang ada di kaki tersebut dijilati sampai bersih oleh si Gendeluden. Lidahnya yang terasa kasar membuat kaki seperti dipijit-pijit ringan. Panasnya minyak kayu putih membuat si Gendeluden semakin bersemangat menjilatinya. Dan alhamdulillah kaki saya yang semula terasa capek menjadi sembuh. Begitulah kebiasaan saya suka dijilat-jilat kucing ini berulang-ulang. Bahkan kadang-kadang kaki tidak sakit pun saya olesi minyak hanya ingin dijilati si kucing Gendeluden.

    Minggu pagi itu si Gendeluden saya mandikan. Tak lama sesudah bulunya kering dia berguling-guling di pasir. Ternyata aksinya yang lucu dan menggemaskan itu adalah kali terakhir saya saksikan. Karena pada hari itu si kucing Gendeluden pergi dan tak pernah kembali. Saya sudah berusaha mencari ke sana kemari. Bahkan pada suatu hari  saya sengaja menyusuri jalan sekitar perumahan untuk mencarinya. Tetapi tidak ketemu juga. Hilang sudah si kucing kesayangan saya. Saya merasa sedih karena kehilangan dia.

    Hampir setiap hari saya hitung berapa lama dia telah pergi, “Masih mungkin kah dia kembali?” saya bertanya dalam hati. “Baru 2 minggu, baru 3 minggu, masih ada harapan dia akan kembali.” terus saja saya bicara sendiri dalam hati.

    Di tengah kegundahan hati yang tiada berhenti, tiba-tiba datanglah seekor kucing betina. Warnanya yang belang-belang dan bulunya yang sederhana tidak membuat saya tertarik padanya. Si kucing baru yang datang tak diundang ini duduk diam di serambi sambil bersikap sopan dan memelas. Kucing yang wajahnya sebelah berwarna hitam dan sebelah lagi berwarna warna coklat ini tidak berani masuk ke dalam rumah. Setiap hari duduk di serambi dengan tenang dan tampak sabar serta tidak banyak mengeong. Pandangan matanya mengikuti langkah saya keluar masuk rumah. Ketidaktertarikan saya kepadanya membuat saya bersikap acuh tak acuh dan tidak memperdulikannya.

    Setelah 2 minggu dia berada di serambi, lama-lama dia semakin berani duduk di depan pintu. Seolah-olah bilang permisi minta izin mau masuk ke rumah. Tetapi tetap saja saya acuh padanya. Sehingga pada suatu hari ketika saya datang, si kucing berwarna klebus ini menyambut saya dengan suaranya yang manja. “meong-meong-meong….” dengan nada kasar saya bentak dia. “Husss …diam. eang eong aja. Hayo pergi-pergi-pergi!” bentak saya sembari pura-pura menendangnya.  Namun si kucing ini tidaklah merasa takut lalu pergi. Justru dia duduk dengan tenang, sabar, memelas, dan diam tidak meong-meong lagi. Kemudian saya biarkan dia. Keesokan harinya si kucing ini semakin memelas dan duduk di depan pintu sambil sesekali wajahnya melongok masuk ke rumah, seakan dia minta ijin masuk. Melihat kesabaran dan sikap tenangnya si kucing klebus ini akhirnya luluh juga hati dan perasaan saya. Akhirnya saya izinkan dia masuk. Lama kelamaan menjadi terbiasa keluar masuk sendiri. Karena warnanya yang klebus, sikapnya yang sabar dan tenang kucing ini  saya beri nama dia “Si Kimpli”. 

    Meski demikian rasa ketidaksukaan saya sering muncul karena masih sering teringat si Gendeluden. Ditambah lagi dia kucing betina, nanti saya khawatirkan kalau beranak di rumah jadi kotor dan bau. Karena sudah beberapa kali saya berpengalaman memelihara kucing betina lalu beranak di rumah dan menjadikan masalah kebersihan serta menambah pekerjaan saya ngurusin anak kucing. Sehingga muncul ide saya untuk membuang si kucing Kimpli ini.

    Keinginan saya membuang si Kimpli semakin kuat. Hingga pada suatu malam yang gelap saya masukkan si Kimpli ke dalam jok sepeda motor, dengan cepat-cepat  saya bawa dia ke tempat sepi yang cukup jauh dari rumah. Segera saya keluarkan si Kimpli dari jok motor. Dengan perasaan kasihan dan merasa bersalah saya usap-usap kepala dan badannya sambil bicara padanya seolah-olah dia bisa memahami bahasa saya. “Kimpli maafkan daku ya, kamu saya lepaskan di sini. Silahkan kamu hidup bebas di alam semesta. Silahkan kamu pulang ke rumah asalmu yang dulu sebelum kamu ikut aku. Maaf ya Pli yaa.”

    Kemudian saya bergegas pergi meninggalkan si Kimpli sendirian. Sesampai di rumah saya cium bau tak sedap di sekitar motorku. Ternyata si Kimpli terkencing di dalam jok ketika saya bawa berangkat tadi. Saya pun merasa jengkel dan ingin marah. Saya tahan perasaan marah. Dengan segera saya ambil air dan saya cuci motor saya seraya bicara dalam hati: “Astagfirullah, ya Allah, ampunilah aku yang telah membuang Kimpli, maafkan aku ya Cing Pli telah nakalin dirimu. Tak apalah ini motorku telah kamu kencingi biar ini saya bersihkan dengan senang hati karena ini akibat kesalahanku sendiri.” terus saja saya bicara dalam hati, hingga selesai saya bersih-bersih di malam itu. Kemudian saya istirahat dan selanjutnya beraktivitas rutin seperti biasa. 

    Keesokan harinya di sore hari tiba-tiba si Kimpli datang lagi dan langsung masuk ke dalam rumah. Saya pun terkejut. Spontan saya berucap: “ya Allah ya Rahman, si Kimpli balik lagi. Ya sudahlah, itu berarti Allah menghendaki dia di sini. Tapi saya heran, 20 jam dari saya buang kemarin, kok dia tahu jalannya ya, padahal dia saya bawa di dalam jok dan malam-malam gelap. Betapa kuat perjuangannya dia mencari alamat rumah ini.” Kemudian saya biarkan dia tinggal di rumah lagi.

    Lama kelamaan si Kimpli ini hamil. Kekhawatiran saya Kimpli  akan beranak di rumah muncul lagi. Kemudian di suatu pagi ketika suasana masih sepi si Kimpli saya masukkan ke dalam kardus untuk saya buang lagi ke tempat lain yang lebih jauh dengan melewati jalan agak memutar supaya lebih jauh lagi  jarak yang ditempuh. Sesampai di tempat yang dituju segera saya lepaskan Kimpli supaya lepas bebas dengan teman-temannya sesama kucing yang telah dibuang oleh pemiliknya. Segera saya kembali pulang. Sesampai dirumah saya baru menyadari bahwa si Kimpli telah terkencing di sepanjang perjalanan. Motor dan baju yang terkena kencing segera saya cuci. Tiba-tiba setelah 2 jam kemudian si Kimpli datang lagi. Dengan tenang Kimpli masuk ke dalam rumah. Saya pun tersenyum melihat si Kimpli kembali lagi. “Maa sya Allah, astagfirullah  Gustii ampunilah diriku ini.” Gumamku dalam hati.

    Singkat cerita, si Kimpli kembali tinggal di sini dan melahirkan di serambi depan rumah. Berkali-kali si Kimpli saya ajak bicara: ”Gakpapa Pli kamu melahirkan di sini, tapi setiap eek dan pipis di kebun ya! Anakmu juga besuk, setiap eek dan pipis di kebun.!” saya nasehati Kimpli dengan harapan dia mengerti. Si Kimpli melahirkan anak langsung 3 ekor. Warna putih-putih bersih semua, tak satupun yang warnanya seperti induknya, klebus. Semakin hari anak-anak kucing semakin bertambah besar, semakin kuat, semakin lincah, dan semakin lucu. Setiap saat bergurau dan gulat bertiga. Aksinya yang super lincah dan super lucu sangat menghibur sehingga semakin menumbuhkan rasa suka di hati saya.

    Kenyataan ini menyadarkan saya atas sikap dan perilaku saya kepada si Kimpli. Saya merenung dan memikirkan betapa kuatnya berjuangan si Kimpli untuk memuliakan anak-anaknya, ditempuh dengan bersikap sabar, tenang, dan memelas sehingga si Kimpi dapat meluluhkan hati dan perasaan saya. Betapa nakalnya sikap saya yang tidak mau menerima kehadiran si Kimpli. Sehingga saya bersikap acuh, cuek, dan bahkan membuang si Kimpli. Baru saya sadari bahwa tindakan saya tidak mencerminkan akhlak mulia terhadap sesama makhluk ciptaan Allah. Saya pegang si Kimpli saya usap-usap badannya sambil saya ajak bicara dia: “Kimpli maafkan  daku ya Pli yang telah nakalin dirimu bahkan sampai membuangmu. Maaf ya Pli yaa!”.  Maka saya pun berubah sikap, kini saya menyayangi si Kimpli dan anak-anaknya, saya pelihara dia dan senantiasa saya siapkan makanan untuknya. Setiap hari saya sapa si Kimpli dan anak-anaknya, saya panggil dia dan dengan cepat lari mendekat. Kehadiran anak-anak Kimpli  membuka mata hati dan menyadarkan saya agar tidak memilih-milih binatang untuk disayangi dan diperhatikan. Karena soal bentuk bulu dan warna kucing itu Allah yang menentukan dan yang menciptakan sesuai kehendak-Nya. Gendeluden tidak meminta dia berekor lebat dan Kimpli pun tidak meminta dia wajahnya berwarna belang. Semua tinggal menerima apa kehendak Tuhan.

     

     

    Kreator : Endah Suryani, S.Pd AUD

    Bagikan ke

    Comment Closed: Kumpulan Cerita Unik Part 8

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021