Sejak hari Kamis, 13 Dzulhijjah 1413 H itu, berlayarlah bahtera kami menuju samudra kehidupan. Samudra kehidupan yang tentunya tak akan lepas dari riak-riak kecil, riak-riak besar, ombak, gelombang, bahkan badai besar yang diiringi angin, hujan, dan petir menggelegar. Ternyata benarlah adanya, samudra kehidupan telah membuat kami harus berjibaku bersama dalam upaya menyelamatkan bahtera kami agar tidak sampai terguncang atau bahkan karam di tengah pelayaran. Seperti apa riak, ombak, dan gelombang yang menerpa bahtera dan menghiasi perjalanan kami ini? Akan aku uraikan dalam baris-baris paragraf di bawah ini, tentang prinsip-prinsip hidup yang kami pegang dan terapkan saat menghadapi berbagai permasalahan hidup.
Benarlah kata-kata mutiara yang pernah kubaca beberapa tahun sebelum pernikahan kami bahwa Allah SWT tidak pernah menjanjikan pelayaran yang indah melainkan menjanjikan pelabuhan yang indah. Namanya sebuah perjalanan, pasti tidak mulus dan lancar terus. Pasti ada suka dan juga ada dukanya. Kadang dihiasi tawa tetapi kadang pula diiringi tangis.
Namun, dengan bimbingan agama, aku jadi meyakini betul bahwa kehidupan di dunia itu sementara atau tidak abadi. Jadi, nggak mungkin akan senang terus atau sebaliknya sedih terus. Semua Allah pergilirkan agar di saat kita bergembira atas sebuah karunia maka kita akan selalu ingat untuk mensyukurinya. Dengan bersyukur, Allah akan mengganjarnya dengan pahala dan Allah akan menambah nikmat-Nya. Sedang saat ujian datang menghadang, jika kita bisa menerima dengan sabar dan tetap berprasangka baik kepada Allah, maka Allah juga akan mengganjarnya dengan pahala dan memberikan jalan keluar.
Perjalanan kehidupan pernikahanku yang penuh warna ini memberiku pelajaran hidup berharga, yaitu untuk meyakini janji Allah seperti yang terdapat dalam Al-Quran surat At-Talaq (65) akhir ayat 2 dan awal ayat 3 berbunyi, “Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya.”
Dilanjutkan dengan, “Dia memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.”
Ditutup dengan ayat, “Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan segala keperluannya.”
Dalam sebuah perjalanan kehidupan rumah tangga, akan selalu ada permasalahan yang membutuhkan jalan ke luar. Selain itu, kebutuhan hidup keluarga dapat lebih besar dari pemasukan yang diterima sehingga perlu adanya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Selanjutnya, akan ada banyak dan beragam keperluan seluruh anggota keluarga yang sangat butuh untuk dicukupi. Jika janji Allah semua itu dapat dipenuhi dengan satu kunci, yaitu ketaqwaan kepada Allah, masihkah kita ragu dan enggan untuk menghiasi diri dengan ketaqwaan? Jika masih ragu, sungguh kita sudah jauh dari petunjuk-Nya.
Begitu pula dalam pelayaran bahteraku bersama abi anak-anakku. Penuh cerita bak sinetron karena memang begitu penuh warna. Betapa problem kehidupan dalam keluarga kami datang silih berganti. Bersyukur, dapat dilalui semua dengan menerapkan rumus ayat di atas, yaitu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah baik sebagai diri maupun sebagai keluarga. Selain itu, aku dan abi anak-anak sudah berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip yang kami sepakati bersama agar keluarga kami tidak terombang-ambing dalam samudra kehidupan. Kami lebih memilih be myself untuk keluarga kami. Seperti apa prinsip-prinsip keluarga kami yang mewarnai hidup keluarga kami sehingga kami dapat berlayar sejauh ini dengan relatif aman, lancar, juga penuh kebahagiaan? Aku bagi dalam untaian tulisan di seri-seri berikutnya.
Kreator : Maryam Damayanti Payapo
Comment Closed: Kuncinya Hanya Bertaqwa, Just it!
Sorry, comment are closed for this post.