Kendala yang sering terjadi terhadap kurangnya komitmen terhadap K3, umumnya disebabkan oleh cepatnya rotasi mutasi tenaga kerja terutama para manajemen dan atau pengurus perusahaan. Karena terlalu cepat mengakibat seseorang telah menerapkan dengan baik, tiba-tiba diisi oleh tenaga kerja yang belum siap atau belum memiliki kompetensi yang cukup. Dimana perlu diketahui bahwa K3 sangatlah penting untuk diterapkan, agar hal-hal yang tidak diharapkan tidak terjadi, sehingga operasional usaha menjadi aman, nyaman dan produktif.
Penerapan K3 dibutuhkan komitmen manajemen dan atau pengurus, ini sangat penting agar mendorong tempat kerja aman, nyaman, dan produktif bentuk komitmen yang dibutuhkan seperti;
- Dukungan dari Manajemen Tertinggi yang harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap K3 dengan menyediakan sumber daya, waktu, dan anggaran yang cukup untuk program-program K3. Selain itu, mereka perlu menetapkan kebijakan K3 yang jelas dan terukur serta memastikan penerapan dan penegakannya di seluruh organisasi.
- Penyediaan Pelatihan K3 bagi seluruh pekerja, dari level tertinggi hingga terendah, yang terkait K3 sesuai kebutuhan dan relevan dengan wewenang tanggung jawabnya. Misalnya, seperti pelatihan yang mencakup resiko spesifik di tempat kerja, cara mengidentifikasi bahaya, serta langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan.
- Perusahaan harus merencanakan dan mengevaluasi bidang K3 tersebut secara terstruktur, mencakup tujuan dengan target yang ditetapkan dan melakukan mendorong perbaikan yang diperlukan.
- Mendorong dan mengarahkan tenaga kerja untuk terlibat dalam Proses K3 seperti dalam identifikasi resiko dan pengembangan solusi K3. Hal ini dapat dilakukan melalui komite K3 atau P2K3 (Panitia Pembina K3) dengan kegiatan pertemuan rutin untuk membahas isu-isu terkait K3
- Manajemen dan pengurus harus dapat melakukan pemantauan dan inspeksi secara berkala pada penerapan K3 untuk memastikan implementasinya telah dipatuhi
- Demikian juga dapat menunjukan akan kepatuhan terhadap regulasi K3 terkait K3. Baik mencakup peraturan lokal, nasional, dan standar internasional jika diperlukan. Kegagalan untuk mematuhi regulasi dapat menyebabkan sanksi hukum dan kerugian lain.
- Dapat memberikan contoh bagaimana membudaya K3 dan mendorong untuk membangun budaya K3 ini yang kuat serta bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman.
- Perusahan dapat menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan bentuk mewujudkan komitmen sesuai kebutuhan dan kualitas serta memastikan bahwa tenaga kerja menggunakannya dengan benar dalam setiap kegiatan kerjanya beresiko.
Implementasi K3 dari level terendah sampai yang tertinggi termasuk pemilik usaha dapat memiliki komitmen untuk menyelesaikan hal ini dengan berapa upaya dan cara untuk mencapai tujuan serta sasaran K3. Manajemen atau pengurus diharapkan mengikuti langkah-langkah berikut;
- Manajemen harus meningkatkan kesadaran betapa pentingnya tentang K3 itu, melalui edukasi seperti mengikuti pelatihan dan atau seminar khusus yang fokus berdampak terhadap produktivitas, dan konsekuensi hukum dari kegagalan mematuhi standar K3.
- Lakukan benchmarking atau studi banding dengan Perusahaan lain yang telah sukses meningkatkan pelaksanaan K3 dan berdampak positif, seperti peningkatan produktivitas, pengurangan biaya kecelakaan, dan peningkatan reputasi perusahaan.
- Mengintegrasi penerapan K3 dalam strategi bisnis sebagai bagian tujuan Perusahaan dalam visi, misi, dan tujuan strategis dan pastikan K3 menjadi salah satu indikator kinerja utama yang dilaporkan dalam rapat manajemen
- Tunjuk anggota manajemen senior sebagai pengelolaan K3 dan menjadi penanggung jawab utama K3, yang akan memimpin pengembangan, implementasi, dan pemantauan program K3 tersebut.
- Dorong dan ikut serta untuk terlibat para manajemen dalam implementasi K3 untuk turun langsung ke lapangan secara rutin mengunjungi lokasi kerja dan berinteraksi dengan pekerja untuk memahami tantangan K3 secara langsung dan menunjukkan kepedulian terhadap keselamatan mereka.
- Manajemen diajak berpartisipasi dalam sesi pelatihan K3 bersama karyawan, sehingga mereka dapat merasakan langsung pentingnya program tersebut.
- Pada rapat manajemen, pastikan kinerja K3 menjadi agenda rutin dalam rapat, berikut dengan laporan yang jelas tentang insiden, near miss, dan kemajuan terhadap tujuan K3.
- Indikator kinerja utama (KPI) untuk K3 harus jelas identifikasinya, seperti jumlah kecelakaan kerja, hari kerja yang hilang, dan tingkat kepatuhan terhadap prosedur keselamatan.
- Berikan penghargaan kepada anggota manajemen yang menunjukkan komitmen tinggi terhadap K3, misalnya dengan bonus, pengakuan publik, atau promosi.
- Kaitkan Kinerja K3 dengan Evaluasi Manajemen dan integrasikan pencapaian K3 ke dalam sistem penilaian kinerja manajemen. Pastikan manajemen mendapatkan insentif ketika tujuan K3 tercapai dan sebaliknya, ada konsekuensi jika terjadi kegagalan.
- Manajemen dapat berdialog secara berkala dengan para pekerja serta berikan fasilitasi komunikasi dua arah, tentang masalah-masalah K3. Ini bisa dilakukan melalui pertemuan rutin, kotak saran, atau forum K3 seperti rapat tinjauan manajemen dn atau Rapat P2K3 (Panitia Pembina K3 / Komite K3).
- Pastikan setiap insiden dana tau eksiden K3 dilaporkan secara transparan kepada manajemen, dan tindak lanjutnya serta didiskusikan secara terbuka.
- Gunakan konsultan K3 untuk melakukan audit eksternal, yang dapat memberikan perspektif objektif tentang kelemahan dalam komitmen manajemen terhadap K3 dan rekomendasi perbaikan.
- Undang konsultan eksternal untuk memberikan masukan langsung kepada manajemen tentang bagaimana meningkatkan komitmen mereka terhadap K3.
Demikian besar harapan bahwa seluruh manajemen, pengurus dan tenaga kerja dapat berkomitmen dengan sesungguhnya dengan menunjukan dan memberi contoh, mendorong, dan melakukan pengawasan dengan baik.
Kreator : Refdi madefri
Comment Closed: Kurangnya Komitmen Manajemen Terhadap K3 (Bagian 4)
Sorry, comment are closed for this post.