KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » LABIL

    LABIL

    BY 07 Des 2021 Dilihat: 224 kali

    Karya Mia Aprillia

    Alumni KMO Alineaku

    *SMA*

    Aku menarik nafas panjang sembari membuka jendela mobil saat setibanya di sekolah baru ku. Pilihan yang meragukan, dari awal aku tidak mau daftar ke SMA ini, namun karena permintaan dari papih, terpaksa aku harus menurutinya.

    Pada akhir kelas tiga SMP kemarin, Mamih dan Papih mendukung sepenuhnya dengan pilihan SMA yang telah aku tentukan sendiri, jelas aku sangat ingin masuk SMA favorit yang ada di pusat kota itu. Namun diakhir kenyataan berkata lain, Papih berubah fikiran dan malah mendaftarkan ku secara sepihak ke SMA ini, dengan alasan agar lebih dekat dengan rumah.

    Rahmat Tuhan, di SMA ini juga aku dipertemukan kembali dengan sahabat semasa putih biru ku, tidak disangka jika mereka daftar disekolah yang sama. Mendung hatiku saat itu tergeser riuh hangat mereka yang menyambut kedatangan ku. Bersyukur, pilihan papih tidak pernah salah. Ini yang terbaik untukku.

    Awal-awal masuk sekolah setelah mengurus administrasi pendaftaran beberapa hari yang lalu, pagi ini seluruh peserta didik baru tengah disibukkan dengan kegiatan ospek yang jadwalnya lumayan cukup padat.

    Suasana ditengah lapang mendadak tegang seketika.

    Tidak sengaja menjadi pusat perhatian. Harus datang kesiangan diwaktu bersamaan tentu ini bukan hal yang kebetulan. Aku, Wulan, Hilmi dan Ganjar si empat serangkai biang onar dipanggil langsung sama ketua osis untuk membela diri didepan peserta lain, memalukan.

    Kevin. aku benci mahkluk itu, dia fikir langit bumi dan seisinya milik dia, bisa ngomong tanpa saringan seenak jidatnya. Laganya yang mentang-mentang sebagai ketua osis, adab kemanusiaannya gak dianut lagi.

    “Kalo begitu kalian tidak boleh satu kelompok, harus dipisah!!” Nada tinggi itu baru saja mematahkan beberapa perasaan yang tengah berbaris sejajar dihadapannya.

    “BUKAN PUTIH BIRU LAGI! Mikirr!! Kalian bukan bocah ingusan lagi yang kalo berteman harus pilih-pilih, PAHAM?” Suara itu terdengar kembali lebih lantang.

    Harus adaptasi dengan kelompok baru, ketua osis itu benar-benar menyebalkan masih untung anggota kelompok baruku ini tidak serese ketua osisnya.

    Tubuhku termenung, ada apa ini? Batin berkecambuk meratap titik indah yang baru aku temui kembali. Detail kuperhatikan jelas setiap garis diraut wajahnya ketika dia bicara memperkenalkan diri, tak berselang lama gerak tubuhnya lincah penuh ambisi, terus semakin banyak menarik bagai kutub selatan dan utara.

    Tidak salah papih mendaftarkan ku ke SMA ini, ada banyak kejutan yang berhasil kutemui, termasuk menjumpainya. Lama aku tidak kembali merasakan getaran lirih ini, terakhir dua tahun yang lalu malah itu dengan sahabatku sendiri. Kadang masalalu menamparku untuk berusaha sekeras mungkin agar tidak mengulangi hal yang sama. Satu panutanku, yaitu untuk tidak berharap apapun pada siapapun.

    Bagikan ke

    Comment Closed: LABIL

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021