Salah satu hiburan sekaligus budaya yang paling terlihat dari masyarakat Nias Barat ketika aku hidup bersama mereka adalah kegiatan karaoke. Bila diperhatikan, hampir di setiap rumah memiliki speaker dan mikrofon di rumah mereka, mulai dari yang ukuran mini sampai ukuran jumbo. Bisa dibilang, masyarakat Nias Barat dan budaya karaoke tidak bisa dipisahkan. Mulai dari acara besar, kumpul keluarga, atau hanya sekedar bersantai di sore dan malam hari, semua acara diisi dengan karaoke, baik lagu-lagu hits Indonesia maupun lagu berbahasa Nias.
Sebelum berangkat ke Nias, memang pada dasarnya aku suka menyanyi. Maka dari itu, ketika aku datang ke Nias, salah satu caraku berbaur dengan masyarakat adalah dengan mengikuti budaya karaokean mereka. Perlahan aku mulai mempelajari lagu Nias, dimulai dari lagu-lagu yang ku sukai secara personal.
Belajar lagu Nias juga merupakan jalanku untuk belajar bahasa baru. Salah satu caraku untuk memahami lagu Nias adalah dengan mencari terjemahan arti dari lirik lagu yang kunyanyikan. Karena biasanya, banyak kata-kata dalam lirik lagu yang biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari.
Setelah menyelami makna lagu lebih dalam, kutemukan ternyata lagu-lagu Nias banyak yang bermakna romantis. Lagu-lagu tentang patah hatinya pun puitis. Mungkin ada pengaruhnya dari keindahan alam yang ada disana, maka dari itu lirik lagunya tidak lepas dari gambaran keindahan alam Nias seperti tepian pantai atau langit malam yang indah.
Ada beberapa lagu Nias yang aku sukai. Pertama yaitu Uwalinga Fangifi. Lagu ini adalah lagu Nias pertama yang aku hafalkan dan aku pelajari maknanya. Lagu ini bercerita tentang seorang yang ditinggal kekasihnya. Ada salah satu lirik yang kusuka, yaitu “he bawa hagaini dodogu so gomi-gomi” yang artinya “hai bulan, bawalah hatiku yang sudah gelap ini”, karena mungkin saking gelapnya kehidupannya setelah ditinggal sang kekasih.
Setelah mempelajari lagu Uwalinga Fangifi, aku mulai semangat untuk mempelajari lagu lainnya. Beberapa diantaranya yaitu No ufabu’u, Miti-miti, Boro Waomasi, Faafo Kho, Me Ha Yauge, Fefu Boro Ndrauge, dan lainnya. Sampai-sampai aku memiliki folder playlist berisi lagu-lagu Nias yang biasanya ku putar berulang-ulang.
Setelah kembali lagi ke Jawa, aku merasa kehilangan budaya karaoke itu sebab di mungin di Jawa karaoke tidak menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan hanya termasuk kegiatan rekreasional. Akan tetapi masih beberapa kali aku memutar lagu Nias ketika aku merasa rindu. Mungkin, budaya karaoke itu sudah menjadi bagian dari dalam diri yang tidak bisa pergi seutuhnya.
Kreator : Fadiya Dina H
Comment Closed: Lagu Nias sebagai Jalan Ninjaku
Sorry, comment are closed for this post.