Lelaki itu bernama aditya, tertidur pulas di sebuah ranjang rumah sakit tua di kota Semarang.
Itu adalah pertemuan pertama Suci dengan Aditya, seorang teman baru yang dikenalnya melalui jejaring sosial Whatsapp. Sebenarnya Suci malas menanggapi tiap lelaki yang dikenal nya melalui jejaring sosial, tetapi kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengan Aditya, lelaki yang dari awal sudah menggoda Suci, dari kata – kata yang dikeluarkan , kejujuran dari awal, bahkan untuk hubungan bercinta sekalipun menarik perhatian Suci.
Dari awal perbincangan, Adit tergolong lelaki yang jujur, blak – blakan, tidak munafik dan to the point serta dewasa. Itu yang membuat suci penasaran dan ingin mengenal adit lebih jauh. Ia ingin merasakan cinta yang tidak biasa. Apakah adit seperti yang dia bayangkan.
Suci, cewek berusia 24th ini sedang mencari cinta sejatinya. Sering no hpnya menjadi sasaran lelaki yang tau – tau ada di account bbmnya, account whatsapp. Tidak diketahui siapa yang menyebarkan no hpnya. Ingin rasanya dia mengganti no hpnya tapi dia berpikir dua kali karena no hpnya sudah tersebar di teman – teman kuliah, sahabat dan rekan kantornya. Males sebenarnya dia untuk menanggapi lelaki yang ingin sekedar berkenalan dengannya, bahkan pernah ada yang pernah mengajak nya bercinta.
Aditya, lelaki tambun yang menarik perhatian perhatian Suci. Mungkin secara penampilan, lelaki ini tinggi besar, tingginya saja 180 cm, berat 60 kg, dibandingkan dengan Suci yang bertubuh mungil, rasanya aneh, tetapi itu semua tidak dipikirkan oleh Suci.
Suci datang bersama teman lelakinya yang baru tiba dari luar kota, ya karena secara tidak sengaja, teman tersebut datang ke Semarang jadi ya sekalian saja diajaknya untuk bertemu dengan Aditya. Awalnya teman nya ini tidak mau, tetapi akhirnya setelah di bujuk rayu akhirnya temannya mau menemani suci, panggil saja Candra.
“can, temenin gw dong ke rumah sakit, nengok temen gw, pinta suci pada candra”.
“duh, gimana ya ci, gw capek ne sebenarnya, sungkan pula, gw khan belum kenal ma temen lo, jawab candra dengan nada agak malas.
Gw janji deh, sebentar aja paling ga ada 1 jam, setelah itu kita pulang, khan kita ada janji sama kharisma dan yanto, jawab suci pada candra.
“ywdh, gw temenin tapi bener ya bentar doang, jawab candra.
Akhirnya suci pun pergi bersama Candra ke rumah sakit itu. Tampak dari depan jalan, rumah sakit tua peninggalan belanda ini masih sama dengan bangunan aslinya, hanya ada beberapa ruangan yang sudah di renovasi.
Rasanya deg – degan ketika memasuki ruang perawatan aditya, Suci berjalan mencari – cari ruang Agatha no 8A. Setelah bertanya pada suster di lorong rumah sakit tadi, ternyata di kamar paling ujung. Idealnya jika bertemu dengan teman baru di kave atau di mall, ini di rumah sakit. Ya aditya sedang sakit dan meminta Suci untuk menjenguknya.
Suci pun mengetuk pintu kamar 8A tersebut, ternyata tidak ada keluarga yang menjaga aditya. Dia sendiri dan sedang tidur. Di dalam kamar, ada pasien lain yang sedang di rawat. Sehingga Suci memelankan langkah kakinya supaya tidak mengganggu pasien sebelah. Ranjang Aditya berada di pojok, harus melewati pasien yang sekamar dengan Aditya. Tiba di ranjang Aditya, rupanya dia sedang tertidur, rupanya dia salah waktu, ingin membangunkan tapi ia tidak enak. Suci pun mengumpulkan keberanian untuk membangunkan Aditya, dicoleknya tubuh aditya sepelan mungkin.
“dit, bangun…
Tubuh tambun itu pun terbangun dan setengah kaget. Siapa yang membangunkan dia?, kakaknya khan belum datang untuk membesuk, lantas siapa?
Aditya menatap keheranan dan agak mengucek matanya supaya pandangannya jelas, pandangannya agak kabur dikarenakan ia sudah tertidur kurang lebih 15 menit yang lalu. Siapa gadis mungil & lelaki di hadapannya sekarang?
Suci pun memperkenalkan diri, hai aku suci, kamu aditya khan?
Dengan senyum menggoda, adit pun menjawab “iya aku adit, jadi dateng toh?, kirain Cuma bercanda saja tadi. “iya, aku jadi dateng.
Akhirnya terjadi perkenalan antara suci dan aditya. Oh ya “ kenalin temen aku dari luar kota
“candra, candra pun bersalaman dengan aditya , dan ijin untuk ke luar ruangan untuk menghirup udara segar , meninggalkan suci dan aditya di kamar perawatan.
Sakit apa kamu dit?, tanya suci pada aditya.
“kata dokter sech gejala typus, jawab aditya dengan nada lemas.
Kamu tuh lucu ya, badan setambun kamu bisa kena tyfus, aku yg kecil gini aja alhamdulillah ga pernah sakit tyfus, jangan sampe dech…hehehe, dengan nada bergurau suci menanggapi penyakit aditya.
Oh ya, mana keluargamu, kok kamu sendirian?, tanya suci lagi.
Ada kok, kakak ku sama tante, palingan lagi diluar, emank tadi ga ketemu didepan?kalo mama lagi perjalanan ke semarang, jawab aditya lagi.
Kamu cantik ya, goda aditya pada suci.
Ah, apaan sech kamu, lagi sakit juga masih sempet2nya gombal, jawab suci dengan muka merah
“ih, beneran tau, lebih cantik aslinya daripada di foto doang, koq kamu mau ketemu aku sech, aku kan jelek gini, jawab aditya dengan nada agak sedih.
‘apaan sech adit, aku temenan ga mengenal fisik dit, aku bisa temenan sama siapa aja, yang jelas dia baik dan ga punya niat jahat sama aku.
Ci, tiba2 aja aditya memegang tangan suci, ‘iya dit, kenapa?
Gimana dengan pertanyaan ku kemarin?, kamu mau jadi pacarku?
Hati suci tiba – tiba berubah jadi bimbang, apa yg harus dikatakan pada aditya, tidak mudah menjawab pertanyaan ini.
“kamu khan masih sakit, mending kamu jangan mikir apa2 dulu ya..fokus sama kesembuhan kamu dulu, pinta suci pada aditya.
“ tapi aku ga bsa, aku sayang sama kamu, aku ga peduli dengan perbedaan diantara kita, justru perbedaan itu yg akan menyatukan kita, jawab aditya.
Suci pun melepaskan genggaman tangan adit, maaf dit, aku ga bisa . jawab suci dengan nada sangat pelan. Adit pun meminta suci untuk mengulangi apa yang dikatakan oleh suci.
Apa?tolong katakan sekali lagi, aku tidak mendengarnya..
“maaf adit, aku ga bisa jadi pacar kamu, aku tau kamu sayang sama aku, tapi aku ga bisa, ga mudah melupakan trauma masa laluku, aku masih takut untuk memulai hub baru, apalagi ada benteng besar diantara kita, perbedaan kita terlalu sulit untuk dipecahkan, apalagi aku ga bisa berhubungan hanya untuk main – main saja, aku mau hubungan yang serius yang untuk jenjang pernikahan, jawab suci”.
Di tengah obrolan mereka, candra membuka pintu kamar, “ maaf mengganggu, gimana ci udah kelar belum urusan lo?, tanya candra pada suci”
“eh, iya bentar 5 menit lagi ya…tunggu di luar aja, nanti aku keluar.
Candra pun kembali menutup pintu, dan membiarkan suci melanjutkan obrolan nya dengan aditya.
“aku tau, kamu pasti nolak aku, tapi ga p2, aku terus berjuang buat dapetin cinta kamu suci, adit berkata dengan agak lemas.
Suci Cuma senyum aja ketika adit mengatakan hal itu. Dan dia pun berpamitan pada adit, karena setelah dari rumah sakit dia acara acara dengan teman – temannya.
Ketika hendak pamitan, adit pun mencium kening suci, suci pun kaget adit melakukan hal itu, ‘ dan membisikkan sesuatu, aku tau kamu belum bisa untuk sayang sama aku, tapi aku yakin suatu saat nanti kamu bisa sayang sama aku, makasih ya untuk hari ini, 2 hari lagi aku boleh pulang, nanti kesini lagi ya”, pinta aditya pada suci.
suci pun menanggapi adit dengan senyuman.
Aku pulang dulu ya dit, insya allah besok aku kesini lagi.
Hati- hati dijalan ya suci, semoga tuhan melindungimu & salam ya buat teman mu tadi.
Suci pun meninggalkan kamar perawatan aditya dengan perasaan bimbang.
“ yuk can, ajak suci pada candra untuk meninggalkan rumah sakit itu,
Udah kelar urusannya, itu cowok lo yang baru ya?, tanya canda dengan penuh penasaran.
Ihh candraaaaaa, mau tau apa mau tau buangettt?, jawab suci
Suci dan Candra pun meninggalkan rumah sakit dan kenangan atas ciuman di kening itu.
Kita langsung ke tempat anak- anak aja ya can, pinta suci pada candra.
“oke,sip.
Kreator : Rh Mawa
Comment Closed: Lelaki itu bernama Aditya
Sorry, comment are closed for this post.