KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Maafkan Aku

    Maafkan Aku

    BY 31 Mei 2025 Dilihat: 78 kali
    Maafkan Aku_alineaku

    Namaku Raka. Aku pernah berada di titik di mana dunia terasa seolah berputar di sekelilingku. Segala hal harus tentang aku, kebahagiaanku, egoku, ambisiku. Aku mengira itulah caranya menjadi laki-laki yang ‘bernilai’. Tapi aku salah. Keegoisanku telah melukai satu-satunya orang yang benar-benar mencintaiku yaitu Laras.

    Laras bukan perempuan yang akan menarik perhatian banyak mata. Ia tidak seperti gadis-gadis selebgram yang selalu tampil sempurna. Dia biasa saja, berwajah polos, berpakaian sederhana dan berasal dari keluarga yang juga sederhana. Tapi ada yang istimewa dari Laras, Hatinya. Ia mencintaiku dengan tulus, sabar dan tanpa syarat.

    Saat pertama mengenalnya, aku tertarik karena kehangatannya. Ia tenang, pendengar yang baik dan tidak pernah menuntut lebih dari yang ku beri. Tapi, seiring waktu, aku mulai membandingkannya. Standar ku yang dangkal soal cantik, soal status sosial, mulai menutupi segala kebaikannya. Di mata orang lain, mungkin aku beruntung memiliki Laras. Tapi aku justru merasa malu. Aku menyembunyikan hubungan kami. Aku takut ditanya-tanya soal pacar ku. Aku takut teman-temanku tahu siapa dia.

    Puncaknya, saat kami berlibur bersama beberapa teman. Di sana, aku bertemu dengan seorang perempuan cantik, glamor dan berasal dari keluarga terpandang. Dunia seolah menawarkan versi “lebih baik” dari segalanya. Aku pun mulai menjauh dari Laras, pelan tapi pasti. Mulai menoleh ke perempuan-perempuan yang bisa membuat ku terlihat “lebih keren” di mata orang lain.

    Hingga suatu hari, Laras menatapku dengan mata yang sudah kehilangan cahayanya. Ia memegang tangan ku dan suaranya lirih, “Raka, aku lelah. Aku hanya ingin dicintai apa adanya. Kenapa kamu nggak pernah benar-benar melihat ku?”

    Aku bungkam. Bukan karena tak punya jawaban, tapi karena tahu semua itu benar. Laras berjalan menjauh. Dan aku dalam kebodohanku hanya menatap punggungnya sambil berpikir, “Dia sangat mencintaiku, dia pasti akan kembali. Dia tak akan pergi.”

    Tapi dia tidak kembali.

    Hari-hari mulai terasa kosong. Aku mencoba mengisi waktu dengan teman-teman, pesta, perempuan, apa pun yang bisa mengalihkan. Tapi malam selalu datang dengan sepi. Dan dalam sepi itu, Laras selalu hadir. Bayangannya, suaranya, caranya tertawa saat aku melawak konyol, bahkan caranya marah yang tetap lembut. Semua itu menghantui, lebih dalam dari yang kubayangkan.

    Aku mulai sadar, semua perempuan yang ku dekati hanya untuk pamer. Tidak satu pun dari mereka yang menatap ku seperti Laras dengan ketulusan, dengan harapan bahwa aku akan tumbuh menjadi pria yang lebih baik.

    Suatu malam, aku duduk sendiri di balkon apartemen, ditemani angin dan langit gelap. Aku berpikir, kenapa aku dulu sebodoh itu? Kenapa aku buta oleh standar palsu yang ku tanam sendiri?

    Esoknya, aku nekat. Aku datang ke rumah Laras.

    Pintu dibuka perlahan. Laras berdiri di sana, tampak lebih dewasa, lebih tenang. Tapi bukan Laras yang dulu. Ada batas di matanya, sesuatu yang dulu tak pernah ada. Aku berusaha tersenyum, meski dadaku sesak.

    “Laras… maaf,” ucap ku pelan. “Aku datang bukan untuk menuntut apa-apa. Aku cuma… ingin bilang aku salah. Aku menyesal sudah mengecewakanmu.”

    Dia diam. Tak ada pelukan, tak ada air mata yang tumpah di pundak ku. Hanya tatapan yang tenang, lalu sebuah kalimat yang mengakhiri segalanya,

    “Raka, aku hanya ingin di cintai. Terlalu lama aku menunggu cintamu. Sekarang aku tahu, aku cukup. Dan aku tidak mau kembali ke masa di mana aku merasa harus menjadi orang lain agar dicintai.”

    Aku terdiam. Rasanya seperti tertampar oleh kenyataan.

    Laras tersenyum tipis. “Aku nggak benci kamu. Aku hanya tidak ingin mengulang luka yang sama.”

    Dan saat itu, aku benar-benar mengerti. Cinta ku telah habis pada nya namun Cinta tidak selalu berakhir dengan bersama. Dan penyesalan sering datang terlambat saat orang yang kamu abaikan sudah menemukan versi terbaik dari dirinya sendiri… tanpa kamu. Maafkan aku Laras, aku akan tetap mencintai mu.

     

     

    Kreator : SITI RAHMAH

    Bagikan ke

    Comment Closed: Maafkan Aku

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021