KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Maafkan aku ibu

    Maafkan aku ibu

    BY 06 Sep 2024 Dilihat: 205 kali
    Bodoh tapi mujur_alineaku

    Rumah mewah di jalan Kenari no 54, dihuni oleh Janarko dan Utari, pasangan suami isteri yang baru menikah setahun yang lalu, tinggal bersama mereka seorang pembantu dan ibunya Utari yang usianya sudah lanjut dan pikun.

    Pasangan serasi, prianya gagah dan wanitanya cantik, ayu.

    Kakek Janarko sudah sangat mengharap hadirnya seorang cucu begitu pula Janarko, ingin segera punya anak,  biar rumahnya tidak kelihatan sepi. Tapi Utari isterinya, hanya memikirkan kesenangan pribadinya, jadi belum ingin hamil dan punya anak. Ia masih  ingin menikmati pekerjaannya sebagai wanita karir.

    Utari bekerja sebagai sekretaris di kantor kakek Janarko. Dia bekerja penuh dedikasi dan mencurahkan segala kemampuannya, agar perusahaannya selalu bertambah maju.

    Tenaga Utari sebagai Sekretaris sangat diandalkan oleh kakek Janarko yang tenaganya sudah mulai menurun.

    Secara materi Utari nemang sudah sangat berkecukupan, tapi baginya ada satu hal yang senantiasa mengganggu pikirannya, yaitu keadaan ibunya sudah terkena dimensia  atau pikun.

    Meskipun ada pembantu, tapi keadaan ibunya yang kembali seperti anak kecil selalu membuat  Utari kecewa dan malu.

    Utari sudah pernah membicarakan dengan suaminya untuk memasukkan ibunya ke rumah jompo, tetapi suaminya yang baik hatinya sangat berkeberatan, mengingat beliau adalah ibu mertuanya.

    Hingga pada suatu hari sewaktu Utari pulang kerja, , di ruang tamu sangat berantakan, dan  ada bau yang tidak sedap.

    Bukannya dia meminta tolong pembantunya untuk membersihkannya, tetapi malah menarik suaminya untuk melihat. Coba mas lihat, ini pasti pekerjaan ibu yang jorok, bagaimana kalau ada tamu kan memalukan.

    Kata Janarko suaminya yang sangat menghargai ibu mertuanya bilang, ya namanya juga orang tua,  ibu pasti tidak bermaksud demikian .

    Dengan nada kesal dan tidak berperasaan, Utari bilang, setuju gak setuju besok ibu akan saya masukkan  ke Panti Jompo.

    “Kalau keinginan kamu sudah begitu, aku bisa apa, batin Janarko.

    Selang beberapa hari  setelah ibunya di masukkan ke Panti Jompo, pada suatu hari ada kring … kring … kring, bunyi tilpon.

    “Halo, apa ini betul dengan ibu Utari”

    “Betul pak, apa ada yang bisa saya bantu”

    “Begini nyonya, ibu anda sakit, sudah ditangani dokter, tapi belum sembuh juga, bahkan sakitnya tambah parah, apakah bisa nyonya datang kesini?

    “Baik pak, aku akan segera datang ke sana”

    Sesampainya di Panti Jompo, “segera kupeluk ibu, dan kudengar beliau berbisik, selamat tinggal Utari anakku sayang”.

    “Jangan bu, jangan ibu, jangan tinggalkan Utari bu, dengan rasa penyesalan yang sangat mendalam.

    Tidak ada jawaban, hening … dan bu Broto ibunya Utari dinyatakan meninggal dunia.

    Pada hari Minggu pagi, ketika Utari dibantu suaminya sedang membersihkan kamar bekas ibunya, dibawah kasur mereka melihat ada sebuah buku catatan yang kelihatan lusuh, mungkin karena sudah lama dan sering dibaca.

    Dengan berdebar, Utari membuka buku catatan ibunya, lembar demi lembar.

    Lembar pertama ada foto dirinya waktu masih kecil  … kemudian dilanjutkan membacanya lembar demi lembar dengan tangis dan terisak isak.

    Diawali dengan “Hari yang tak pernah ku lupakan sepanjang hidupku”… Waktu itu Tari, kamu sakit keras, ibu sangat bingung karena hanya mempunyai uang beberapa rupiah saja. Ibu memutuskan untuk membawamu ke Puskesmas yang jaraknya cukup jauh. Didalam angkot kamu muntah2, , sampai baju ibu basah kuyup, dan astaghfirullaah … kamu juga kencing hingga membuat celana ibu basah seluruhnya. Ibu tambah bingung lagi, ketika kamu menangis terus, tapi mana mungkin ibu menyusui kamu disini karena banyak orang, maka akupun minta turun. Dengan bersandar di pagar orang dipinggir jalan, ibu baru bisa menyusui. Setelah selesai, kulanjutkan perjalanan ke Puskesmas yang masih cukup jauh.

    Ketika kamu diperiksa, dokternya bilang, “bu, ibu boleh senang, jika terlambat 1 jam saja,  tidak tahu apa yang akan terjadi”.

    Usai membaca catatan ibunya, Utari menyesal, karena merasa betapa besar pengorbanan ibunya ketika merawat, mengasuh dan mendidik dia sampai menjadi orang yang sukses, sedangkan dia tidak membalas pengorbanan ibunya dengan kebaikan, malah mengecewakan dan membuat ibunya menderita di akhir hidupnya.

    Kemudian dengan masih terisak, dia baru tersadar dan mengajak suaminya ke pusara ibunya, karena ingin bersujud disana dan mohon maaf atas segala kesalahan nya

     

     

    Kreator : Sudarsono

    Bagikan ke

    Comment Closed: Maafkan aku ibu

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021