Pagi ini seperti biasa aku melaksanakan Tugas sebagai abdi negara di sebuah sekolah di pusat kota kabupaten. Kegiatanku setiap hari adalah sebagai seorang guru, sebuah cita-cita yang menjadi impian sedari kecil dulu. Menjadi guru merupakan sebuah kebanggaan bagiku, entah kenapa bahagia saja bila melihat wajah siswa-siswi setiap harinya. Ada saja keluh kesah yang terlontar dari bibir- bibir mungil mereka.
Hari itu aku berangkat seperti biasa menggunakan motor yang selalu setia menemani kemana saja. Dan hari itu masih sama seperti hari biasanya tapi sedikit istimewa karena ada kegiatan memperingati hari pahlawan. Dalam kegiatan itu kami seluruh warga sekolah melaksanakan kegiatan apel pagi dan pawai keliling lingkungan sekolah dengan atribut tema pahlawan, yang dibuat sekreatif mungkin dari seluruh siswa. Ternyata, semua siswa benar-benar kreatif ada saja atribut yang mereka kenakan agar terlihat unik. Dari yang pahlawan wanita, pejuang laki-laki,tentara Nipon, sampai para pejuang yang terluka. Unik dan kreatif memang siswa berkreasi sesuai imajinasi yang mereka miliki.
Pagi itu, setelah melaksanakan apel di lapangan sekolah, langsung dilaksanakan pawai yang dilepas oleh Kepala Sekolah. Alhamdulillah, suasana sangat didukung cuaca yang saat itu cukup teduh karena awan dengan berbaik hati menutupi matahari agar kami lebih sejuk pada saat pawai berlangsung. Kurang lebih 20 menit, kami sampai ke tempat kembali dengan selamat tanpa adanya insiden pingsan atau yang lainnya.
Setelah pawai ada banyak kegiatan yang kami laksanakan yaitu berupa lomba-lomba permainan zaman dahulu atau permainan jadul yaitu : lompat tali, bakiak, main Asinan, main ajak tunggul dan masih banyak lagi permainan yang diperlombakan siswa. Hari itu semua acara berjalan dengan lancar, aku pun ikut merasa senang dan bergembira.
Sebelum bercerita tentang peristiwa yang menyebabkan cedera dan sedikit trauma yang ku alami, hari itu juga bertepatan aku mendapat tugas untuk menjemput Si Kakak yang paling besar di tempat kerjanya. Pada hari itu, kebetulan motor yang biasa dipakai Si Kakak digunakan untuk keperluan antar jemput adiknya sekolah. Maka, tugasku lah untuk menjemputnya pulang kerja. Pada saat itu,di jam aku yang seharusnya menjemput Si Kakak yang kebetulan sebelumnya ada acara teman yang menyebabkan acara menjemput menjadi sebuah keterlambatan yang mengakibatkan hal fatal yang ku alami di hari itu.
Seharusnya jam 14 lebih 10 menit aku sudah harus tiba di tempat kerja si kaka yang mana pada saat itu jam 14 siang aku masih di tempat acara teman yang jaraknya kurang lebih 10 km ke tempat kerja si kaka. Entah kenapa pada saat itu fokusku hanya menjemput si kaka di jam itu masih sempat terkejar olehku. Dengan kecepatan yang lumayan kurang lebih 60-80 km/jam ku terjang hujan yang mengguyur kotaku saat itu, karena dalam pikirku hujannya tidak terlalu lebat dan masih bisa diterobos.
Justru hal itulah yang menjadi fatal bagiku tanpa berfikir bahwa pada saat itu kondisi jalan sedang licin dan ada rintangan sedikit saja akan mengakibatkan ban menjadi slip pada saat kita mencengkram rem depan. Sekitar hampir 1 km lagi aku sampai di tempat kerja si kaka, entah dari mana datangnya tiba tiba muncul sebuah mobil Box pengangkut barang keluar dari gudang distribusi barangnya tanpa aba-aba dan petunjuk dari pihak gudang yang memberi kode bahwa akan ada mobil yang keluar. Spontan kaget di posisi hampir dekat dengan mobil box yang keluar kucengkram lah rem motorku spontar karena kaget.
Apa yang terjadi tentu kalian pembaca sudah tahu apa yang terjadi akhirnya, dengan posisi motor rem depan ditekan kuat sehingga keadaan ban depan menjadi slip dan keseimbangan tubuhku pun menjadi oleng kekanan, dengan posisi muka menghantam aspal dan jatuh ke sebelah kanan dengan lutut kanan menopang berat tubuh. Cedera yang kualami adalah luka dibagian wajah dan lutut, wajah yang parah di bagian hidung karena terkena pecahan dari kacamata yang kupakai sisanya hanya tergores karena bersentuhan dengan aspal. Alhamdulillah masyarakat di sekitar sana sangat baik dan sigap membantu memapah kepinggir jalan dan bahkan ada yang menawarkan untuk diantar kerumah sakit dengan mobil ambulan. Tapi, karena aku masih bisa berdiri dan sadar maka ku tolaklah dengan halus tawaran masyarakat sambil menunggu si kakak menjemput untuk diantar ke rumah sakit untuk pengobatan selanjutnya. Setidaknya aku banyak bersyukur pada saat kejadian keadaan helm yang ku pakai masih dalam posisi klik sehingga tidak terlepas dari kepala bagaimana seandainya tidak ku klik pastilah adanya dorongan kuat dari berat tubuhku akan mengakibatkan helm terlepas dan bagaimanakah nasib dari kepalaku. Banyak syukur yang terucap dari bibirku atas kejadian ini dan menjadikannya sebuah pelajaran yang sangat berharga bahwa terburu –buru dalam sebuah pekerjaan adalah suatu hal yang dibenci oleh Allah. Hal itulah yang tidak aku sadari pada saat itu, kalau boleh aku meminta kepada Tuhan untuk dikembalikan lagi waktu mungkin aku akan meminta berhenti berteduh dan menelpon kaka agar tetap menunggu. Tapi semua sudah terjadi tak ada yang patut untuk disesali yang ada adalah menjadikan ini sebuah pelajaran agar lebih berhati-hati lagi.
Tujuanku menulis kisah ini adalah sebagai pembelajaran buat kita semua bahwa semuanya bisa diselesaikan tanpa harus terburu-buru dan berfikir bahwa semua mampu kita selesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena bila terburu-buru bukan menyelesaikan masalah tapi kita yang menuju sebuah musibah yang akan merugikan diri kita sendiri dan bahkan keluarga kita. Sepenggal kisahku hanyalah kisah kecil yang mungkin tidak berarti bagi sebagian orang tapi bagi diriku kisah ini adalah pembelajaran yang sangat berharga dan pengalaman yang tidak akan aku dapatkan dari sekolah manapun tapi dari sebuah perjalanan hidup yang pernah ku alami. Sekian kisah dariku semoga bermanfaat.
Kreator : Noor Hafifah
Comment Closed: Makna di balik peristiwa
Sorry, comment are closed for this post.