Ini adalah topic yang menarik untuk kita bahas dan kita pelajari. Sebagai manusia dan sebagai hamba yang Allah SWT ciptakan, kita tidak akan pernah terlepas dari perbuatan maksiat. Karena kita adalah makluk yang lemah. Terkadang untuk menjaga pandangan sesama lawan jenis kita saja tidak bisa. Padahal itu salah satu perbuatan maksiat. Kita adalah umat yang terlahir dizaman yang penuh akan tantangan. Zaman yang dimana lika-liku kehidupan. Dan tentu sangat sulit untuk kita menghindari perbuatan maksiat. Bisa kita katakan maksiat yang pernah kita kerjakan merupakan akhlak yang tidak baik yang telah ada sejak umat-umat terdahulu yang telah Allah SWT beri hidayah tapi mereka mendustakan hingga diazab Allah SWT. Salah satunya adalah perbuatan yang menyimpang yaitu homoseksual yang merupakan perbuatan umatnya Nabi Luth. Tidak hanya itu, kita mungkin pernah membaca kisah Fir’aun yang dimana ia bersikap sombong dan selalu mengakui dirinya adalah Tuhan. Disini, sebelum Fir’aun ini meninggal Nabi Musa selalu menyampaikan dakwah untuk bertaubat. Tapi, tidak dengan Fir’aun yang dimana sikap sombong dan angkuhnya tidak mengakui kebenaran.
Doa adalah senjata tertajam untuk memohon kepada Rabb kita. Adanya tekad yang kuat untuk melakukan kebaikan itu dapat meghubungkan keberhasilan untuk meraih sukses di dunia maupun di akhirat. Namun, perbuatan maksiat dapat menghalangi terkabulnya sebuah doa. Dampak dari perbuatan maksiat yang setiap hamba kerjakan akan melumpuhkan jiwa dan perilaku untuk mengerjakan perbuatan yang baik. Memang sangat sulit bagi kita untuk menghindari kemaksiatan. Tapi, disini mari kita merenungkan seberapa banyak kita melakukan maksiat ketika sedang sendiri?, Seberapa banyak maksiat yang kita lakukan dihadapan orang banyak?. Ketika kita merenungkan dua hal ini, apakah kita pernah berpikir Maha baiknya Allah, Maha sayangnya Allah kepada kita. Allah tutup aib kita dari banyaknya makhlukNya.
Tidak ada kata yang lebih baik untuk kembali ke jalan yang benar. Karena perbuatan maksiat akan membuat hati menjadi mati lantaran kita jauh dari Allah SWT. Ketika hati sudah mati, seseorang yang melalukan perbuatan maksiat dimatanya itu akan terlihat indah dan selalu menjadi ketagihan untuk melakukan terus menerus. Karena hatinya telah diliputi rasa kegundahan akibat bermaksiat. Sebagai hamba Allah, penulis juga tidak akan pernah terlepas dari kesalahan. Dan disini, mari kita melakukan ketaatan, berdamai atas masa lalu, dengan perlahan-lahan, berproses untuk menjadi hamba yang bertawakal. Allah itu Maha penyayang, Allah itu Maha pengasih dan penerima taubat. Allah tidak akan pernah meninggalkan dirimu hingga kembali ke jalan yang dirahmatiNya. Al-Qur’an dan Sunnah telah membuktikan apa itu makna kebaikan dan keburukan. Saya mengingat sebuah pesan guru madrasah. ‘’ Jika kamu ingin selalu handal dibidang manapun, ingin mempelajari apapun, ingin ilmu yang kamu pelajari mudah dipahami jangan pernah meninggalkan, jangan pernah menjauh dari Al-Qur’an. Karena ilmu akan mudah dipahami jika kita menghindari perbuatan maksiat.’’
Kita memang bukan hamba yang baik. Tapi, kita harus berusaha untuk melakukan kebaikan semampu kita. Saya pernah ingin menyerah dalam hidup yang saat itu tidak kuat lagi untuk hidup, dan berniat mengakhirinya. Namun, saya menjumpai sebuah surah yaitu surah Az-Zumar ayat 53. Saya membacanya dan menjadi sadar Allah akan selalu mengampuni setiap kesalahan dan dosa kita kerjakan. Sebuah surah yang merubah 360° kehidupan itu membuat saya menjadi optimis dan pantang menyerah untuk menggapai impian masa kecil.
Jadi, akan sangat merugi, jika kita selalu melakukan perbuatan maksiat. Perbuatan yang selalu menutup mata hati, membuat kita tertipu dunia yang penuh kedustaan yang sifatnya menipu. Apakah kita menyadari bahwa setan adalah musuh terbesar kita?
Kenikmatan yang ada di alam dunia itu akan kita tinggalkan ketika waktu hidup telah usai. Ketika masih Allah beri kesempatan untuk hidup, inilah masa untuk meraih kesempatan emas untuk berubah. Karena ketaatan adalah cahaya untuk menghidupkan hati yang gelap gulita.
Comment Closed: Maksiat dan Tekad Kebaikan
Sorry, comment are closed for this post.