KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » MALAIKAT CINTA KU (untuk sahabat Iin)

    MALAIKAT CINTA KU (untuk sahabat Iin)

    BY 15 Des 2022 Dilihat: 177 kali

    Karya : Yosep Boli

    Pagi itu cerah di bulan Agustus, awal ceritra ringan penuh makna. Dari pintu pagar nampak jelas sosok gadis ini. Ia muncul dari arah selatan berjalan guntai namun tidak tampak lelah dari gerak ayun langkahnya yang masi kaku. Gadis bertubuh gempal begitu menyatu dengan kemeja wanita berpadu dengan jeans biru muda, pas dengan lekuk tubuhnya. Ia tampak rapi, necis, pasti ia datang dari keluarga berpendidikan namun ia tetap sederhana. Sepatu kets biru tanpa kaus terikat erat mengiringi langkahnya, semakin lama semakin mendekat. 

    Ia tidak basa basi, salam seadanya ketika menemuiku di depan pintu sebelum memasuki ruang kuliah. Ada perbedaan yang sangat mencolok dari cara ia bertutur. Ia nampak cerdas mengatur tata kata layaknya orang kota sementara aku harus meraba-raba antara dialeg asli yang masih melekat pada bibir ku yang kaku dengan menyambung tata tutur di dunia yang baru ini. Sebagai seorang mahasiswa jurusan bahasa aku paham betul hakekat dari bahasa. Bahasa secara habitual akan menyatu dengan sendirinya secara alamiah kalau penuturnya mulai diperbiasakan untuk menutur walaupun kadang kala terasa lucu, tapi itu hal biasa.

    Di ruang kuliah dalam suasana baru kami masih terlihat sebagai orang asing, belum kenal satu sama lain. Nampak jelas hal ikhwal bertalian dengan watak dasar setiap orang nampak terlihat dari bagaimana membuka komunikasi antar teman. Ada yang terlihat lebih agresif. Tipe orang seperti ini mendapatkan teman begitu sangat mudah. Ia menjadi sangat lebih mengenal siapa saja. Satu diantara tipe yang satu ini adalah si-gadis yang telah membuat mata ini bersalah, telah mencurinya. Mata ini telah terlanjur menatapnya secara saksama tanpa diketahui oleh pemiliknya. Tipe ini tentu akan terasa cocok denganku walaupun aku masih terikat dengan rasa rendah diri. Aku bukan orang kota, tamatan dari kampung. Tetapi itu bukan soal karena secara akademis aku menjadi penghuni kampus bukan melalui ujian masuk perguruan tinggi alias tanpa test. Modal ini harus menjadi sesuatu yang paling bernilai, bisa jadi menjadi penolong diriku sendiri tanpa harus mengeluarkan banyak energy. 

    Tersentak dalam keanggkuhan pikiranku, sesungguhnya hal seperti itu tidak boleh tertanam di dalam otak kecilku. Dunia kampus adalah perkumpulan orang-orang mampu, kumpulan orang-orang bernalar mumpuni. Mereka datang dari tamatan sekolah-sekolah favorit yang sudah lebih dahulu  berkompetisi untuk menempati satu kursi di Perguruan Tinggi Negeri. Pasti termasuk gadis bertubuh gempal namun tidak terlalu jangkung yang terlanjur membuat mata ini bersalah. Kenapa aku menjadi lebih larut berpikir terhadapnya sampai lupa membaca namanya pada daftar hadir yang sudah ku tanda tangani dan telah berpindah dari tanganku. 

    Mata kuliah jam pertama berlalu. Hari pertama ku lalui dengan satu dua ceritra cerdas. Menjawab pertanyaan dosen, ikut berdebat dengan teman setingkat. Kami harus bergegas meninggalkan ruang kuliah sambil menanti jam-jam kuliah berikutnya. Ada canda ringan antara satu dengan yang lain. Saling bersalaman dan memperkenalkan diri. Terasa tangan yang satu ini beda rasa dengan pegangan tangan sahabat yang lain. Yang terasa dari tangannya yang kekar namun lembut, ia memang tampak atletis. Ku sebut namaku pendek, lazim menjadi sapaan harian, hanya ada tiga huruf didepan nama lengkapku. Gadis bermata jeli di depanku ini menyuguhkan sebutan dengan tiga huruf tengah dari nama lengkapnya dan itu sangat mudah untuk ku ingat. Kali ini aku bisa menatap matanya, tidak ada polesan di wajahnya yang polos dengan rambut yang tertata seadanya. Jelaslah sudah dugaanku sebelumnya bahwa ia datang dari keluarga berpendidikan namun tetap tampil sederhana. Ia tampak tidak menyembunyikan hatinya yang tulus dari tutur katanya yang selalu ia memulainya dengan kata,’ baik’. 

    Hari-hari berlalu tanpa terasa. Berada di jenjang perkulihan berdurasi pendek karena jenjang ini bagi pemerintah merupakan program pendidikan guru bahasa Inggris untuk memenuhi  kebutuhan guru di seluruh pelosok negeri. Belajar dari pengalaman menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah yang harus ku lewati dengan tertatih-tatih, maka kali ini aku harus mengumpulkan banyak tangan, dan tangan tangan itu harus kujadikan tangan-tangan  malaikat. Tidak boleh ada satu titik  nila pun yang tertumpah di atas tangan-tangan ini. 

    Malam ini terasa begitu sangat menyiksa bathin ku. Mata ini terasa sulit terpejam karena tidak ada sedikitpun rasa kantuk hadir. Sesekali ku coba mengingat-ingat, apakah aku meneguk kofein sore tadi? Atau aku kelebihan Nikotin dari asap rokok? Sementara pikiranku begitu galau dengan gelagat hampir semua teman setingkatku. Mereka seolah-olah begitu sangat memahami karena aku begitu sangat dekat dengan  gadis berinisial tiga huruf itu. Aku coba meraba-raba ingatanku, setiap kali memasuki ruang kuliah ia selalu menyiapkan bangku kuliah untuk ku. Dan tentu ia selalu disampuingku. Aku memang cerdas, setiap tantangan dosen selalu aku lalui dan bagiku mungkin hal inilah yang membuat ia sangat dekat denganku. Aku sampai merasakan bahwa siapa yang dekat denganku, segala sesuatu akan menjadi lebih mudah untuknya termasuk sahabat dekatku yang satu ini. Ketika aku terlambat tiba di ruang kuliah, ia pasti nampak cemas. Ia terpaksa tetap berada di teras ruangan menanti dengan tulus. Bisikan-bisikan teman sempat sampai ke telingaku bahwa dia sesungguhnya menjadi miliku. 

    Tak kusadari ternyata ditanganku aku memegang kamus Oxford yang didalamnya tersimpan selembar foto kenangan pada saat kegiatan praktik Speaking, dan aku MC-nya. Ku tatap wajah di foto ini dengan saksama. Tak terasa butiran bening jatuh dari mataku. Bibir gemetar mengucapkan kalimat sakti ini, “ Engkaulah malaikat cintaku”. Setiap kekuranganku engakau lengkapi. Engkau termasuk dalam deretan tangan-tangan malaikat karena engakau selalu hadir pada saat-saat sulit. Yang keluar dari bibirmu yang ranum hanyalah kata ’ baik’, sejalan dengan baik hatimu. Engkau begitu menolongku, bukan karena engkau memiliki sesuatu yang lebih dari nama besar ayahmu. Engkau memang terlahir dari keluarga terpandang tetapi dari kesederhanaanmu engkau mau menunjukan bahwa engkau tidak menggunakan kecukupan orang tuamu untuk membesarkan namamu namun engkau menggunakannya untuk menolong aku. Engkau bisa membaca kekuranganku tanpa aku beritahu membuat siapapun yang melihat aku dan engkau akan merasa pasti ada sesuatu yang lebih jauh dari sekedar berteman. Aku harus mengatakan sekali lagi,’Engkaulah malaikat cintaku.’

    Sahabat, aku  memang mempunyai hati untukmu, tetapi engkau sudah terlanjur lebih dahulu mengasihiku. Ingin sekali mengungkapkan rasa dihatiku, namun aku tidak bisa membedakan antara kadar mencintai dan mengasihi. Cinta itu harus identic dengan pengorbanan namun untuk makna cinta yang satu ini sungguh tidak identic karena aku belum apa-apanya buatmu. Dengan cara apa aku menyampaikan rasa hatiku? Apakah engkau perna membayangkan pada satu saatnya nanti engkau akan mendengar dari mulutku sendiri rasa itu. 

    Sahabat ku, malikat cintaku. Besok tali toga kita akan dipindahkan oleh pimpinan tertinggi kampus sebagai pembatas sua menjalani kehidupan kampus.  Apakah hari yang membahagiakan itu masih sempat ku pegang tanganmu sambil mendengar tutur manjamu,’baik’ ? Atau setelah itu engkau masih mengajaku meneguk secangkir teh  dan mencicipi sepotong kue basah di kantin kampus ? Apakah kita masih mengulangi lagi peristiwa seperti kemarin, menumpang bemo kota dan engaku membayarnya? Aku memang mencintaimu namun engaku sudah  jauh sekali mengasihiku membuat aku tak berdaya dihadapanmu untuk mengungkapkan satu kata, aku cinta pada mu. Sahabat ku, sebelum ku pejamkan mata ini, aku harus meraih sesuatu untuk menyapa mu. Mungkinkah engkau mendengarnya dalam mimpi indah mu malam ini. Aku mendekap erat gambar mu di dadaku sembari bertutur iklhlas bahwa engkau pantas mendapat tempat di hati ini sebagai,” Malaikat cinta ku”. Hanya ini sajalah akhir dari semuanya itu, semoga kebaikan hati dan keltusanmu berada dalam pelukan orang yang pantas memiliki mu. 

     

    Bagikan ke

    Comment Closed: MALAIKAT CINTA KU (untuk sahabat Iin)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021