KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Malaikat Hati Sang CEO (Bab 10)

    Malaikat Hati Sang CEO (Bab 10)

    BY 30 Agu 2024 Dilihat: 107 kali
    Malaikat Hati Sang CEO_alineaku

    Bab 10 Menjadi Putri Sehari

    “ Kalau nanti ada hal yang membuatmu tidak senang atau membuatmu marah, maka kendalikan dirimu, sekali lagi jaga harga dirimu.”

    “ Iya Ma.”

    “ Sekarang kita keluar ya.”

    “ Aduh Nita deg-degan dan gemetaran.”

    “ Pegang tangan Mama.”

    Pintu dibukakan oleh salah satu penata rias yang kemudian ikut keluar juga. semua orang menoleh dan merasa tajub dengan penampakan Anita sekarang. 

    Mereka yang ada di ruang keluarga seolah bisa membandingkan penampilan Anita tadi dan yang sekarang. Mereka merasa kagum dengan penampilan Anita sekarang.

    Mereka tidak pernah menyangka kalau gadis baru saja mandi dengan mengenakan kimono tadi sudah menjelma menjadi gadis cantik, sangat cantik dan anggun.

    Anita di dudukkan di dekat sang ayah.

    “ Kamu sangat cantik sekali.”

    Bisikan dari  sang ayah itu membuat pipi Anita bertambah merah saja. Sekarang Anita bisa melihat siapa saja yang ada di ruang tengah keluarganya.

    Dia tidak tahu mengapa memakai ruang tengah untuk acara pernikahannya dan tidak di ruang tamu. Ternyata ruang tamu sudah penuh dengan kerabat dari pihak Marchel dan juga Anita.

    Begitu acara ijab akan segera dimulai, beberapa dari mereka segera merapat dan masuk ke ruang keluarga. Anita melihat Marchel datang bersama kedua orang tuanya. 

    Anita tidak melihat adik kembar Marchel, mungkin mereka ada di ruang tamu, piker Anita. Marchel duduk di samping Anita. 

    Anita tidak berani bergerak, Marchel juga bersikap dingin dan seperti tidak peduli dengan Anita. Anita langsung sakit hati.

    Ingin rasanya dia membatalkan pernikahan ini dan berteriak pada marchel kalau dia tidak setuju menikah dengan dirinya. Tapi dia ingat pesan sang Mama tadi.

    “ Kalau nanti ada hal yang membuatmu tidak senang atau membuatmu marah, maka kendalikan dirimu, sekali lagi jaga harga dirimu.”

    Anita memilih dia dan menundukkan kepalanya. Penghulunya segera menyiapkan semuanya dan segera memulai dengan memegang tangan Marchel.

    Acara ijab berjalan lancar dan Marchel mengucapkan kalimat ijab dengan benar dan hanya sekali selesai dan sah!

    “ Sah?”

    “ Sah! Sah! Sah!” jawaban bersahut-sahutan terdengar di dalam ruangan.

    “ Sekarang kalian sudah resmi menjadi suami istri, silahkan tanda tangan buku nikah kalian,”kata Penghulu sambil menyodorkan buku nikah pada mereka masing-masing.

    Anita terkejut dengan hal itu, bukannya dia dinikahi secara siri? Kenapa ada buku nikah? Kapan Marchel menyiapkan semuanya?

    Melihat Anita yang kebingungan, Marchel hanya tersenyum kecil. selesai dengan acara tanda tangan mereka mendengar doa dan nasihat yang diberikan penghulu kepada mereka.

    Setelah itu acara foto-foto pengantin dan dengan keluarga.

    “ Aku punya kejutan untukmu setelah ini.”

    “ Apa?”

    “ Lihat saja nanti.”

    “ Aku tidak akan terkejut, paling juga gak penting!”

    “ Yakin?”

    “ Yakin!”

    Anita tidak melihat ada makanan di rumahnya, biasanya kalau ada acara, Mamanya pasti akan menyediakan makan, dia hanya melihat di sudut ruangan ada minuman dan makanan kecil saja.

    Acara selesai dan pengantinnya mendapat ucapan selamat dari semua kerabat yang datang, dan ternyata lumayan banyak juga.

    Anita sangat bahagia, bisa bertemu dengan keluarga dan kerabatnya yang biasanya mereka sangat susah untuk bisa meluangkan waktu sekedar untuk datang.

    “ Silakan baoak ibu, kita harus segera berangkat,” Andi berseru pada semua orang yang langsung menuju keluar rumah.

    Anita menjadi bertambah bingung, mereka mau kemana? Foto bersama di depan rumah? Tapi kan sudah gelap?”

    Marchel menggandeng tangannya dan membawanya keluar rumah, di luar sudah berjejer banyak mobil, sepertinya mobil-mobil itu memenuhi jalan sebab, mobil yang mau lewat harus berjalan pelan agar bisa lewat. 

    Marchel membawanya masuk ke mobil yang biasa dipakai ke kantor, mobil itu sudah dihias dengan banyak bunga di depan dan belakang.

    Anita masuk mobil dengan penuh tanda Tanya di kepalanya. Ada apa ini? Katanya hanya menikah siri, mengapa banyak yang datang dan mobilnya juga banyak?

    Andi menjalankan mobilnya menuju sebuah hotel berbintang dan di depan hotel sudah penuh dengan mobil yang terparkir.

    Andi menghentikan mobil di depan pintu hotel yang sudah ada karpet merah terhampar di lantainya. di kanan dan kiri ada banyak orang.

    Anita tidak kenal semuanya, entah siapa mereka?

    Mereka tersenyum ramah dan nampak bahagia menyambut dirinya dan Marchel yang baru saja keluar dari mobil. Marchel memberikan lengannya untuk digandengan Anita, mereka berjalan diatas karpet menuju sebuah ruangan.

    Untuk yang kesekian kalianya Anita dibuat terkagum-kagum. Dia memasuki loby hotel, ruangan yang sangat besar dengan hiasan full pernak pernik pernikahan.

    Didepan pintu yang tertutup ada foto dirinya dan Marchel. Anita menatap Marchel yang tersenyum bangga dengan hasil karyanya.

    Kapan mereka foto semesra seperti yang ada di foto yang dipajang di depan bersama dengan rangkaian bunga didalam vas besar yang diletakkan di kanan dan kiri pintu.

     Di depan pintu yang tertutup, pengantin diberhentikan oleh panitia. Orang tua dan  semua kerabat sudah berdiri dibelakang Anita dan Marchel.

    Terdengar pembawa acara mempersilahkan pengantin untuk masuk dan pintupun dibuka. Anita tidak bisa menyembunyikan rasa takjub dan suka citanya.

    Di dalam ruangan yang penuh dengan tamu undangan tertata hiasan yang sangat-sangat mewah dan seperti mimpinya selama ini.

    Karena semua tamu tidak dia kenal, maka Anita hanya memasang wajah senyum bahagianya saja untuk menutupi kegugupannya.

    Mereka dibawa menuju pelaminan yang sangat besar dan sangat mewah, berfoto-foto dan setelah selesai dengan foto-foto. mereka menerima ucapan selamat dari tamu undangan yang hadir.

    Selanjutnya acara santai, makan-makan dan kalau ada yang mau nyanyi juga dipersilakan, Anita dan marchel duduk di pelaminan

    Sesekali mereka melayani kalau ada tamu yang ingin berfoto dengan mereka. 

    “ Kamu senang?”bisik Marchel

    “ Sangat, terima kasih.”

    “ Apa yang kamu inginkan lagi?”

    “ Apa?”

    “ Selain menikah dengan pesta yang mewah, apalagi yang kamu inginkan?”

    Anita terkejut dengan pertanyaan Marchel, dari mana dia tahu kalau selama ini Anita sangat ingin menikah dan menjadi seorang putri dengan gaun indah di pernikahannya.

    Hanya saja kalau di dalam impiannya dia memakai gaun warna putih bersih, warna yang berbeda dengan yang dia pakai sekarang, tetapi tidak masalah, sebab dia sudah merasakan menjadi putri dalam sehari.

    Yang jelas dia benar-benar terkejut, dan kejutan ini, kejutan yang menyenangkan, membahagiakan. Kenangan yang akan dia kenang sepanjang hidupnya.

    Bersambung

     

     

    Kreator : Sabrina Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 10)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021