Bab 10 Menjadi Putri Sehari
“ Kalau nanti ada hal yang membuatmu tidak senang atau membuatmu marah, maka kendalikan dirimu, sekali lagi jaga harga dirimu.”
“ Iya Ma.”
“ Sekarang kita keluar ya.”
“ Aduh Nita deg-degan dan gemetaran.”
“ Pegang tangan Mama.”
Pintu dibukakan oleh salah satu penata rias yang kemudian ikut keluar juga. semua orang menoleh dan merasa tajub dengan penampakan Anita sekarang.
Mereka yang ada di ruang keluarga seolah bisa membandingkan penampilan Anita tadi dan yang sekarang. Mereka merasa kagum dengan penampilan Anita sekarang.
Mereka tidak pernah menyangka kalau gadis baru saja mandi dengan mengenakan kimono tadi sudah menjelma menjadi gadis cantik, sangat cantik dan anggun.
Anita di dudukkan di dekat sang ayah.
“ Kamu sangat cantik sekali.”
Bisikan dari sang ayah itu membuat pipi Anita bertambah merah saja. Sekarang Anita bisa melihat siapa saja yang ada di ruang tengah keluarganya.
Dia tidak tahu mengapa memakai ruang tengah untuk acara pernikahannya dan tidak di ruang tamu. Ternyata ruang tamu sudah penuh dengan kerabat dari pihak Marchel dan juga Anita.
Begitu acara ijab akan segera dimulai, beberapa dari mereka segera merapat dan masuk ke ruang keluarga. Anita melihat Marchel datang bersama kedua orang tuanya.
Anita tidak melihat adik kembar Marchel, mungkin mereka ada di ruang tamu, piker Anita. Marchel duduk di samping Anita.
Anita tidak berani bergerak, Marchel juga bersikap dingin dan seperti tidak peduli dengan Anita. Anita langsung sakit hati.
Ingin rasanya dia membatalkan pernikahan ini dan berteriak pada marchel kalau dia tidak setuju menikah dengan dirinya. Tapi dia ingat pesan sang Mama tadi.
“ Kalau nanti ada hal yang membuatmu tidak senang atau membuatmu marah, maka kendalikan dirimu, sekali lagi jaga harga dirimu.”
Anita memilih dia dan menundukkan kepalanya. Penghulunya segera menyiapkan semuanya dan segera memulai dengan memegang tangan Marchel.
Acara ijab berjalan lancar dan Marchel mengucapkan kalimat ijab dengan benar dan hanya sekali selesai dan sah!
“ Sah?”
“ Sah! Sah! Sah!” jawaban bersahut-sahutan terdengar di dalam ruangan.
“ Sekarang kalian sudah resmi menjadi suami istri, silahkan tanda tangan buku nikah kalian,”kata Penghulu sambil menyodorkan buku nikah pada mereka masing-masing.
Anita terkejut dengan hal itu, bukannya dia dinikahi secara siri? Kenapa ada buku nikah? Kapan Marchel menyiapkan semuanya?
Melihat Anita yang kebingungan, Marchel hanya tersenyum kecil. selesai dengan acara tanda tangan mereka mendengar doa dan nasihat yang diberikan penghulu kepada mereka.
Setelah itu acara foto-foto pengantin dan dengan keluarga.
“ Aku punya kejutan untukmu setelah ini.”
“ Apa?”
“ Lihat saja nanti.”
“ Aku tidak akan terkejut, paling juga gak penting!”
“ Yakin?”
“ Yakin!”
Anita tidak melihat ada makanan di rumahnya, biasanya kalau ada acara, Mamanya pasti akan menyediakan makan, dia hanya melihat di sudut ruangan ada minuman dan makanan kecil saja.
Acara selesai dan pengantinnya mendapat ucapan selamat dari semua kerabat yang datang, dan ternyata lumayan banyak juga.
Anita sangat bahagia, bisa bertemu dengan keluarga dan kerabatnya yang biasanya mereka sangat susah untuk bisa meluangkan waktu sekedar untuk datang.
“ Silakan baoak ibu, kita harus segera berangkat,” Andi berseru pada semua orang yang langsung menuju keluar rumah.
Anita menjadi bertambah bingung, mereka mau kemana? Foto bersama di depan rumah? Tapi kan sudah gelap?”
Marchel menggandeng tangannya dan membawanya keluar rumah, di luar sudah berjejer banyak mobil, sepertinya mobil-mobil itu memenuhi jalan sebab, mobil yang mau lewat harus berjalan pelan agar bisa lewat.
Marchel membawanya masuk ke mobil yang biasa dipakai ke kantor, mobil itu sudah dihias dengan banyak bunga di depan dan belakang.
Anita masuk mobil dengan penuh tanda Tanya di kepalanya. Ada apa ini? Katanya hanya menikah siri, mengapa banyak yang datang dan mobilnya juga banyak?
Andi menjalankan mobilnya menuju sebuah hotel berbintang dan di depan hotel sudah penuh dengan mobil yang terparkir.
Andi menghentikan mobil di depan pintu hotel yang sudah ada karpet merah terhampar di lantainya. di kanan dan kiri ada banyak orang.
Anita tidak kenal semuanya, entah siapa mereka?
Mereka tersenyum ramah dan nampak bahagia menyambut dirinya dan Marchel yang baru saja keluar dari mobil. Marchel memberikan lengannya untuk digandengan Anita, mereka berjalan diatas karpet menuju sebuah ruangan.
Untuk yang kesekian kalianya Anita dibuat terkagum-kagum. Dia memasuki loby hotel, ruangan yang sangat besar dengan hiasan full pernak pernik pernikahan.
Didepan pintu yang tertutup ada foto dirinya dan Marchel. Anita menatap Marchel yang tersenyum bangga dengan hasil karyanya.
Kapan mereka foto semesra seperti yang ada di foto yang dipajang di depan bersama dengan rangkaian bunga didalam vas besar yang diletakkan di kanan dan kiri pintu.
Di depan pintu yang tertutup, pengantin diberhentikan oleh panitia. Orang tua dan semua kerabat sudah berdiri dibelakang Anita dan Marchel.
Terdengar pembawa acara mempersilahkan pengantin untuk masuk dan pintupun dibuka. Anita tidak bisa menyembunyikan rasa takjub dan suka citanya.
Di dalam ruangan yang penuh dengan tamu undangan tertata hiasan yang sangat-sangat mewah dan seperti mimpinya selama ini.
Karena semua tamu tidak dia kenal, maka Anita hanya memasang wajah senyum bahagianya saja untuk menutupi kegugupannya.
Mereka dibawa menuju pelaminan yang sangat besar dan sangat mewah, berfoto-foto dan setelah selesai dengan foto-foto. mereka menerima ucapan selamat dari tamu undangan yang hadir.
Selanjutnya acara santai, makan-makan dan kalau ada yang mau nyanyi juga dipersilakan, Anita dan marchel duduk di pelaminan
Sesekali mereka melayani kalau ada tamu yang ingin berfoto dengan mereka.
“ Kamu senang?”bisik Marchel
“ Sangat, terima kasih.”
“ Apa yang kamu inginkan lagi?”
“ Apa?”
“ Selain menikah dengan pesta yang mewah, apalagi yang kamu inginkan?”
Anita terkejut dengan pertanyaan Marchel, dari mana dia tahu kalau selama ini Anita sangat ingin menikah dan menjadi seorang putri dengan gaun indah di pernikahannya.
Hanya saja kalau di dalam impiannya dia memakai gaun warna putih bersih, warna yang berbeda dengan yang dia pakai sekarang, tetapi tidak masalah, sebab dia sudah merasakan menjadi putri dalam sehari.
Yang jelas dia benar-benar terkejut, dan kejutan ini, kejutan yang menyenangkan, membahagiakan. Kenangan yang akan dia kenang sepanjang hidupnya.
Bersambung
Kreator : Sabrina Rahmawati
Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 10)
Sorry, comment are closed for this post.