Bab 11 Bertemu dengan Mantan Marchel
“ Apalagi yang kamu inginkan atau impikan?”
Anita terkejut dengan pertanyan Marchel.
“ Tidak ada.”
“ Benarkah?”
“ Coba kamu ingat-ingat lagi, setelah menikah dengan pesta mewah dan menjadi ratu sehari, kamu ingin pergi ke mana untuk bulan madu?”
“ Hah?”
“ Dapat info dari mana?”
“ Ada saja.”
“ Tidak usah percaya, tidak ada yang seperti itu.”
Keduanya berbaur dengan tamu yang lainnya, memang konsep pestanya adalah santai dan kekeluargaan. Jadi yang berkeliling pengantinnya.
“ Selamat ya, semoga langgeng.” suara seorang wanita dari belakang tubuh Anita.
Mereka berdua menoleh dan terlihat ada seorang wanita muda yang cukup cantik ada di belakang mereka.
“ Laisa? Kapan dating?”
“ Aku pulang begitu mendengar kamu akan menikah.”
“ Oh ya kenalkan ini istriku, Anita. Dia Laisa.”
Anita tersenyum, manis, tapi belum selesai dengan senyumnya, laisa sudah menoleh ke arah Marchel. Anita langsung tahu kalau mereka pernah punya hubungan.
Anita bermaksud pergi meninggalkan mereka, tetapi tangannya ada di lengan Maerche dan saat dia ingin menarik tangannya lengan marchel mencepitnya.
“ Kenapa tidak bilang-bilang kalau sudah dapat penggantiku?”
“ Apa itu harus, kita tidak dalam hubungan yang harus membagikan momen pribadi.”
“ Ya setidaknya kasih kabar aku.”
“ Kami hanya mengundang sahabat dan kerabat saja.”
“ Apakah aku tidak termasuk di dalamnya.”
“ Kamu sedang ada di luar negeri.”
“ Nyatanya aku bisa hadir, hanya untuk melihat kamu menikah.”
“ Iya maaf, tidak mengundangmu secara pribadi.”
“ Mungkin, aku memang tidak ada dalam kamus harianmu.”
“ Apa maksudmu?”
“ Sudahlah, kamu yang paling tahu.”
“ Selama ini aku anggap kamu temanku.”
“ Tapi aku tidak pernah menganggapmu teman.”
“ Maaf sudah mengecewakanmu.”
Laisa menoleh ke arah Anita. kembali Anita tersenyum manis, tapi Laisa tidak membalasnya dan berbalik badan meninggalkan mereka.
Marchel melihat kea rah Anita, Anita angkat bahu dan tidak peduli lagi dengan sikap Laisa kepadanya.
“ Mantanmu ya.”
“ Bukan, hanya teman saja.”
“ Tapi dia menggap lebih.”
“ Itu urusan dia, bukan urusanku.”
“ Eh kok jadi sewot?”
“ Maaf, kehadiran laisa membuat tidak nyaman.”
“ Kenapa ada kenangan yang tak terlupakan?”
‘ Tidak hanya saja laisa orangnya nekat.”
“ Maksudmu?”
“ Yuk kita duduk, dari tadi jalan dan berdiri, aku jadi capek.”
“ Aku mau duduk di dekat orang tuaku.”
“ Kenapa?’
“ Lebih nyaman saja.”
Anita menarik tangannya yang ada di lengan Marchel, mereka berjalan kea rah meja orang tua Anita yang kebetulan kosong.
Siwi sangat senang putrinya memilih duduk di dekat mereka.
“ Tamunya tidak ada yang Mama kenal, semua pasti orang kaya dan pengusaha ya?” bisik Siwi pada putrinya.
“ Mama bisa saja, kita juga kaya lo Ma, “
“ Iya, kaya hati,”
Merekapun tertawa lirih, Marchel yang mendengar obrolan mereka menjadi tersenyum. Rupanya keluarga Anita memang keluarga yang hangat, mereka banyak bercanda dan bicara dengan santai.
“ Bagaimana, masih deg-degan?” Tanya ayahnya.
“ Masih lah Pa, siapa yang membocorkan impian Anita pada Kak Marchel?”
“ Bukan Mama.”
“ Bukan Papa juga.”
“ Lantas kalau bukan dari kalian, dari siapa dong?”
“ Hah? Apa kalian membiarkan Kak Marchel masuk kamar Anita?”
“ Memang di kamarmu ada rahasia apa?”
“ Ma, Pa.” renggek Anita kesal,
“ Kamu baca bukuku ya.”
“ Yah ketahuan deh. Pa Ma bagaimana ini, kita belum menentukan mau bulan madu ke mana nih.”
“ Jadi belum dibahas?”
“ Belum.”
Ayah dan ibu Merchel mendatanginya tempat duduk Marchel. marchel segera mengambilkan kursi lagi bagi mereka, sekarang mereka duduk berenam.
Ternyata saat bertemu kedua orang tua mereka bisa ngobrol dengan asyik. Tak terasa waktu telah bergulir dan saatnya pesta selesai.
“Kalian masuk langsung pulang atau langsung bulan madu?”
“ Pulang dulu Pa, masih belum bisa menentukan mau ke mana.”
“ Ya sudah kalau begitu, kita tutup acaranya,”
Ayah Marchel berdiri dan mengambil pengeras suara, mengucapkan banyak terima kasih pada tamu semua dan menutup acara pesta pernikahan putranya.
Mereka semua berjalan keluar hotel masuk ke mobilnya masing-masing, Andi sudah menunggu di sebelah mobil pengantin.
“ Kita pulang ke rumahku.”
Anita tidak kaget karena dia tahu sebagai seorang istri harus mengikuti kemana suaminya mau tinggal, tetapi setahu Anita mereka akan pergi ke rumah orang tua Marchel, ternyata mereka pergi ke rumah Marchel pribadi.
“ Kenapa? Sepertinya kamu jadi gugup, tenang saja aku tidak makan manusia,” canda Marchel membuat Anita bertambah gelisah saja.
“ Aku kita kamu tinggal dengan keluargamu?”
“ Apa kamu mau tinggal dengan mereka?”
“ Ti.. tidak.”
“ kamu punya PR setelah ini.”
“ PR?”
“ Iya, kamu belum menentukan mau bulan madu ke mana?”
“ Memang harus pergi ya?”
“ Kamu mau di rumah saja? Baiklah.”
“ Tidak..tidak. Ayo kita pergi.”
“ Ke mana?”
Anita belum bisa menjawab, dia hanya diam saja sepertinya sedang berpikir keras menentukan mau pergi ke mana.
Bersambung
Kreator : Sabrina Rahmawati
Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 11)
Sorry, comment are closed for this post.