KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Malaikat Hati Sang CEO (Bab 12)

    Malaikat Hati Sang CEO (Bab 12)

    BY 07 Sep 2024 Dilihat: 278 kali
    Malaikat Hati Sang CEO_alineaku

    Bab 12 Laisa Cemburu

    Anita belum bisa menjawab, dia hanya diam saja sepertinya sedang berpikir keras menentukan mau pergi ke mana. 

    Kalau dulu dia ditanya seperti itu pasti akan dia jawab ke Paris atau Belanda, mungkin juga ke Korea, tetapi sekarang ini dia tidak ingin ke mana-mana.

    Dia yang dulu ingin bisa menikah dengan laki-laki pujaannya, setidaknya laki-laki yang dicintainya, tidak seperti sekarang ini. Tiba-tiba saja sudah menikah, bagaimana dia akan siap kalau semuanya diatur dan dia hanya biasa menerima saja?

    Sepanjang perjalanan pulang, Anita hanya diam saja tidak tahu apa yang akan dia lakukan dan dia akan menjawab apa kalau Mechel bertanya lagi, mereka mau bulan madu ke mana?

    Tak terasa mobil sudah memasuki gerbang  rumah Marchel sendiri, bukan rumah keluarganya. Meskipun tadi Mama marchel sudah berpesan agar Marchel pulang ke rumah mereka namun Marchel memilih kembali ke rumahnya sendiri.

    Karena nanti malam masih ada acara di rumah orang tua Maechel, maka mereka berencana akan dating jam tujuh malam nanti, sekarang ini mereka ingin istirahat setelah seharian tadi berdiri dan berkeliling.

    Tapi betapa terkejutnya mereka, karena sudah ada Laisa di ruang tamu rumah mereka.

    “ Ada perlu apa kamu ke sini?! Tanya Marchel yang Nampak tidak sudak dengan kehadiran Laisa yang tanpa diundang.

    Laisa lengsung berlari kecil untuk memeluk tubuh Marchel, Marchel berusaha melepaskan pelukan erat Laisa, namun bukannya melepaskan, Laisa menangis keras.

    Anita yang berada di belakang Marchel menjadi heran, heran karena ada Laisa di rumah mereka, heran karena Laisa memeluk erat Marchel dan lebih heran lagi laisa menangis keras.

    Anita berjalan melewati keduanya dan segera masuk ke kamar  Marchel karena pelayan di rumah Marchel mengarahkannya ke sana.

    Kopernya juga sudah dimasukkan ke sana. Anita segera mengambil baju gantinya, masuk kamar dan membersihkan diri, kemudian mulai duduk di salah satu sofa yang ada di kamar Marchel dan kemudian sudah asyik dengan hpnya.

    Bukannya Anita tidak peduli saat suaminya dipeluk wanita lain, tetapi dia memberi kesempatan pada Marchel untuk menyelesaikan masalah dengan masa lalunya.

    Semuanya tergantung Marchel, dia punya pilihan akan bersama dengan dirinya dan mengarungi bahtera rumah tangga bersamanya atau akan kembali pada wanita masa lalunya.

    Anita tidak mau ikut campur dengan urusan sepasang kekasih itu, dia hanya ingin tahu apa keputusan Marchel, sebelum dia mulai dengan komitmen untuk tetap bersama Marchel.

    Tak terasa Anita ketiduran di sofa dengan posisi yang sangat tidak nyaman. Marchel yang sudah selesai berurusan dengan Laisa baru saja masuk ke kamar dan mendapati Laisa tidur di sofa.

    Marchel memandangi Anita sebelum akhirnya membuka jasnya dan mengangkat tubuh Anita untuk dibaringkan di ranjang.

    Karena kelelahan, Anita tidak terbangun, dan Marchelpun hanya bisa tersenyum melihat hal itu.  Kemudian dia ke kamar mandi, ganti baju rumah dan tidur menyusul Anita.

    Mereka tidur sampai hampir menjelang malam, Andi dating mengetuk pintu kamar Marchel. Anita terbangun lebih dulu dan kaget saat melihat Marchel sudah ada di sampingnya dan masih tertidur.

    Anita turun dari ranjang dan membukakan pintu kamar.

    “ Ya Pak Ada apa?”

    “ Hanya mengingatkan saja Bu, jam tujuh sudah harus ada di rumah Tuan besar,”

    “ Terima kasih Pak Andi.”

    “ Sama-sama Bu.”

    Andi meninggalkan Anita yang kembali menutup pintu kamar dan mendekati ranjang.

    Bagaimana caranya membangunkan suaminya?

    Anita belum pernah membangunkan seorang ori yang tertidur, tak terkecuali ayahnya, dia sangat tidak suka bila diminta untuk membangunkan orang yang sedang nyenyak tidur.

    Karena dia sendiri kalau sedang tidur nyenyak dan harus dibangukan, maka dia akan kaget dan kalau kaget dia akan pusing. 

    Itulah yang terjadi pada dirinya, makanya dia tidak mau bila harus membangunkan orang tidur. Anita hanya memandangi Marchel saja. 

    Tanpa dia sadari Marchel sudah membuka matanya dan sedang memandanginya.

    “ Mengapa kamu hanya berdiri di situ, apa yang sedang kamu lakukan?”

    Anita menghela nafas lega. Marchel menjadi heran karenanya.

    “ Syukurlah kalau kamu sudah bangun, kita harus segera bersiap-siap ke rumah orang tuamu.”

    Marchel melihat jam dan segera bangun setelahnya.

    “ Kamu sudah mandi?”

    “ Belum.”

    “ Mai mandi bareng?”

    “ Tidak terima kasih.”

    “ Baiklah, aku akan mandi lebih dulu, tolong siapkan  bajuku.”

    Anita masuk ke sebuah ruangan yang di sana tersimpan semua baju-baju Marchel. Mengambil satu stel dan juga kemejanya, kemudian ditaruhnya di ranjang.

    Kemudian Anita mulai membuka kopernya lagi untuk mencari gaun yang akan dia pakai ke rumah mertuanya.

    Karena selama ini dia tidak pernah ke pesta dan juga tidak memiliki gaun, maka Anita menjadi binggung karenanya.

    Mamanya yang menyiapkan semua baju-bajunya yang ada di dalam koper dan di dalamnya hanya ada baju tidur dan beberapa baju rumah, tetapi ibunya tidak membawakan celana jeans dan kaos yang biasa dia pakai sehari-hari.

    Apa yang harus dia pakai malam nanti? Tentu saja Anita ingin tampil yang terbaik sebab ini adalah hari pertama dia ke rumah mertuanya. Haruskan dia menghubungi Mamanya untuk membelikan sebuah gaun> Atau harus bagaimana?

     

    Bersambung

     

     

    Kreator : Sabrina Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 12)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021