Bab 13 Anak Siapa?
Anita masih berkutat dengan pakaian apa yang harus dipakai nanti malam, sementara itu Marchel sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk di pinggangnya.
“ Sedang apa kamu?”
Anita menoleh.
“ Aaakh!” teriak Anita yang belum pernah melihat laki-laki bertelanjang dada.
Mendengar Anita yang berteriak sangat keras membuat Marchel tersenyum.
Anita gentian masuk kamar mandi dengan dada bergetar kencang.
“ Aduh, mataku sudah ternodai,” keluhnya sambil mengusap wajahnya.
Anita segera mandi, namun ditengah dia mandi, dia baru sadar kalau dia belum membawa baju ganti dan di kamar mandi tidak ada handuk lain, pasti handuknya sudah dipakai Marchel tadi. Anita menjadi panic, dia tidak mungkin keluar dan pasti marchel juga tidak akan keluar kamar kalau tidak bersama dirinya.
“ Aduh bagaimana ini??”
Anita memukuli kepalanya pelan, karena kesal dengan kebodohan dan kecerobohannya. Akhirnya dengan cepat dia menyelesaikan mandinya dan membuka pintu kamar mandi sedikit.
“ Kak bisa minta tolong ambilkan baju gantiku Kak?”
“ Yang mana.”
“ Yang mana saja, sama handuk.”
Marchel mengulurkan handuk terlebih dulu dan kemudian baju ganti yang masih ada di dalam tas kertas dari toko.
“ Apa ini Kak?”
“ Pakai saja, kamu tidak bawa baju untuk pesta kan?”
“ Iya.”
Anita membuka isi tas itu dan terbelalak melihat penampilan gaun malam yang dibeli Marchel untuk dirinya. Sekarang tidak ada waktu untuk memikirkan banyak hal, Anita segera memakainya dan segera keluar dari kamar mandi.
Marchel sudah tidak ada di kamar, mungkin sudah menunggu di ruang tamu. Anita segera duduk di meja ria yang ada di dalam kamar dan segera memoleskan riasan wajah tipis-tipis saja.
Dia memilih pemerah bibir yang natural, namun kecantikan Anita tidak bisa dipungkuri, apapun yang dipakai mau berdandan atau tidak, dia tetap cantik.
Setelah memakai sepatu yang ada di dekat ranjang, Anita segera keluar kamar. Anita melihat sepatu itu sudah ada di sana saat dia keluar dari kamar mandi.
Sebenarnya dia ragu-ragu mau memakainya, tetapi dia nekat memakainya, sebab dia juga tidak membawa sepatu yang sesuai dengan gaunnya.
Keluar kamar, Anita melihat kalau Marchel sudah siap, dia segera bangkit saat melihat Anita keluar kamar. Dengan disopiri Andi mereka pergi ke rumah orang tua Marchel.
Sampai sana sudah banyak tamu yang dating, depan rumah sudah banyak terparkir mobil-mobil mewah milih tamu orang tua Marchel.
Bergandengan tangan mereka masuk area rumah, kedatangan mereka langsung disambut tepuk tangan dan juga ucapan selamat dari beberapa orsang yang kebetulan tidak dating pada resepsi tadi siang.
Meskipun tidak kenal dengan semua tamu-tamu Marchel dan orang tuanya, Anita mencoba untuk selalu tersenyum ,matanya mencari-cari orang tuanya,’
“ Di mana mereka, apakah belum datang?”
Marchel membawanya berkeliling ke semua tamu. Anita melihat orang tuanya mereka saling melempar senyum karena jarak yang masih terlalu jauh.
“ Papaaaaaaa!” seorang anak kecil berlari menuju Marchel. Anak laki-laki kecil yang sangat tampan, wajahnya mirip dengan Marchel.
Anita keget dibuatnya demikian juga dengan orsang tua Anita yang juga melihat adegan itu. Siwi langsung panic.
“ Apa-apaan itu Pa?”
“ Tenang dulu, barangkali anak saudaranya.”
Marchel langsung menyambut anak kecil itu dan kemudian menggendongnya. Dibelakang anak kecil itu ada dua orang wanita, yang satu sudah berumur dan yang satu lagi masih muda dan sangat cantik.
“ Nenek?”
Marchel mencium tangan wanita yang lebih tua dan kemudian mencium kedua pipinya. Berbanding terbalik dengan si wanita muda yang mencium tangan Marchel dan mereka saling cium pipi.
Anita bertambah kaget, tapi dia menahannya.
“ Ini Anita istriku Nek.” Marchel mengenalkan Anita. Anita hendak mencium tangan wanita yang lebih tua, tetapi uluran tangannya hanya menggantung di udaha dan si wanita itu sudah meraih anak kecil itu untuk diturunkan.
Tidak mau melakukan kesalahan dua kali, Anita tidak bersalaman dengan wanita yang lebih muda, tapi dia tetap tersenyum.
Rupanya Marchel tidak memperhatikan peristiwa itu, dia kembali sibuk berbicara dengan anak kecil itu, sepertinya menyuruhnya mengambil makanan bersama dua wanita tadi.
Anita tidak bertanya tentang siapa mereka dan sepertinya Marchel juga tidak berniat bercerita. Mereka kembali berkeliling dan sampai ke tempat orang tua Anita.
Marchel mencium tangan kedua mertuanya bergantian, diikuti oleh Anita.
“ Maaf Nak Marchel, siapa anak kecil tadi?” Tanya ayah Anita.
“ Iya mengapa memanggilmu Papa?”
“ Oh itu, dia anak sepupu saya, ayahnya baru saja meninggal karena kecelakaan. karena saya dan sepupu saya wajahnya mirip, dia suka keliru memanggil saya Papa.”
“ O begitu.”
“ Kami berkeliling lagi ya Pa, Ma.”
“ Silakan.”
Setelah marchel dan Anita berlalu dari tempat itu, orang tua Anita sudah tidak mempermasalahkan siapa anak kecil itu lagi.
Berbeda dengan Anita, yang pamit berpisah dari gandengan marchel karena haus dan dia akan mengambilkan minuman untuk mereka.
Marchel sedang bicara dengan rekan bisnisnya, sehingga Anita pergi sendiri.
“ Halo namaku Indah.”
wanita muda tadi mendekati Anita, Anita membalasnya dengan senyuman.
“ Namaku Anita.”
Anita mengambil dua gelas minuman dan akan segera berlalu, tapi tertahan setelah mendengar Indah bicara.
“ Sebenarnya Marchel berjanji akan menikahiku, tapi aku tidak tahu apa sebabnya, sampai dia menikahimu?”
Anita menoleh dan tersenyum kea rah Indah, kemudian berlalu.
“ Apa coba maksudnya bicara seperti itu dipesta penikahan wanita lain,” batin Anita tidak habis pikir dengan pemikiran Indah.
Setelah menyerahkan gelas minuman pada Marchel, Anita kemudian mencari tempat duduk, dia sudah lelah berkeliling seharian ini.
Pikiran Anita masih berputar dengan apa yang Indah katakana kepadanya tadi.
“ Kalua berjanji menikahi Indah, mengapa dia menikahiku?”
Marchel yang melihat Anita melamun segera mendekatinya dan duduk di sampingnya.
“ Ada apa?”
Bersambung
Kreator : Sabrina Rahmawati
Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 13)
Sorry, comment are closed for this post.