Bab 16 Perjalanan Impian
Melihat wajah istrinya yang sangat bahagia, Marchel menjadi senang juga. Rasa lelahnya seperti hilang. Dia menemani kemana pun Anita mau.
Mereka menggunakan jasa pemandu wisata yang akan menerangkan pada Anita tentang apa saja yang mereka lalui, baik sejarah maupun informasi tentang apa yang Anita ingin ketahui.
Marchel tahu, ini adalah perjalanan pertama Anita. Tentu saja istrinya ingin tahu banyak hal tentang Paris. Oleh sebab itu, dia rela membayar seorang pemandu wisata untuk menemani mereka.
Jack membawa mereka menuju Menara Eiffel. Turun dari mobil mereka berjalan mendekati menara. Begitu turun dari mobil dan sudah terlihat menara yang menjulang tinggi, Anita segera mengeluarkan hpnya.
Mengambil banyak gambar, Jack berinisiatif untuk mengambil gambar Marchel dan Anita dengan latar belakang menara Eiffel yang terlihat jelas.
Setelah puas berfoto ria di taman, mereka menuju loket masuk. Mereka berhasil masuk ke menara melalui beberapa orang antrian.
Malam ini mereka beruntung, tidak banyak pengunjung yang datang karena memang bukan akhir pekan. Anita sangat senang sekali saat bisa melihat kota Paris dari atas menara. Dia banyak mengambil foto dirinya.
“Sini, aku ambil fotomu.” kata Marchel.
Anita pun dengan senang hati memberikan ponselnya pada Marchel. Marchel juga mengambil foto mereka berdua menggunakan ponsel Anita. Tanpa sepengetahuan istrinya, Marchel mengambil beberapa foto selfie Anita dan menyimpannya.
Dia juga mengirimkan foto mereka berdua ke nomornya sendiri. Marchel tersenyum sendiri saat melakukannya.
“ Ayo, foto lagi.” ajak Anita yang sudah bersiap dengan posenya.
Mereka naik ke lantai dua, sebab memang tidak bisa langsung ke puncak, harus per lantai. Namun, pemandangan yang ditampilkan sangat menakjubkan, membuat Anita sangat senang.
Anita menikmati perjalanan naik ke puncak menara dengan senang hati, Ini merupakan pengalaman pertamanya dan mungkin entah kapan lagi dia bisa ke sini lagi.
Di atas memang ada restoran yang menyajikan makanan cepat saji. Namun, karena mereka sudah makan, mereka memutuskan hanya memesan minuman saja, sambil sesekali Anita mengabadikan momen saat ada kapal yang melintas di kanal.
Kota juga terlihat sangat cantik dari atas menara. Lampu-lampu sudah mulai dihidupkan, menambah keindahan. Anita seperti sangat kegirangan mengabadikan banyak sekali momen dengan ponselnya.
“Akh, kalau begini, aku tidak bisa ambil foto lagi besok, memori ponselku penuh untuk satu hari ini saja,” keluh Anita sedih dengan ponsel jadulnya yang hanya bisa memuat beberapa puluh foto saja.
Diam-diam Marchel menghubungi Andi, minta dipesankan kamera yang canggih tetapi ringan untuk dibawa kemana-mana. Dia senang ternyata Anita suka fotografi, sehingga jika besok harus dia tinggal bekerja, Jack bisa membawanya ke tempat-tempat indah.
Marchel tersenyum melihat wajah Anita yang berseri-seri menikmati minumannya. Karena restoran cukup sepi, mereka bisa duduk berlama-lama di sana.
Sesekali Marchel menghubungi seseorang, mungkin urusan bisnis. Anita tidak merasa terganggu karenanya. Dia asyik mengambil foto beberapa kapal yang lewat begitu ada tanda kalau aka nada kapal yang lewat.
Setelah puas di atas menara, mereka pun turun. Hari ini mereka tidak kemana-mana lagi, langsung kembali ke hotel. Di dalam mobil, Anita banyak bertanya pada Jack akan ke mana mereka besok pagi.
Dia bermaksud mengosongkan memori ponselnya dengan mengirimkan foto-foto di social media dan juga menyimpannya di ruang penyimpanan yang ada di akunnya.
Anita sangat senang membayangkan tempat-tempat yang akan dia kunjungi besok. Dia sudah mencari informasi tentang wisata yang akan didatangi besok pagi.
Mereka sampai hotel, masih cukup ramai, masih banyak orang yang berada di lobi hotel.
“How are you, dear?”
Seorang wanita dengan pakaian seksi menghampiri Marchel sambil merentangkan tangannya. Mereka berpelukan dan Anita melihat si wanita mengecup bibir Marchel.
Marchel nampak canggung dan berusaha melepaskan diri dari pelukan wanita itu. Anita berdiri diam menunggu mereka.
Mau masuk lebih dulu ke kamar dia tidak berani, sebab hotel ini sangat besar dan masih banyak orang yang lalu lalang. Anita takut tersesat dan membuat Marchel mencarinya. Dia tahu kalau suaminya butuh istirahat agar bisa bekerja besok pagi.
“Josephyn?”
“Yes, Darling?”
Kemudian mereka terlibat obrolan yang cukup seru. Sesekali Joshepyn melirik Anita, tapi kemudian kembali fokus ke Marchel. Anita tidak paham dengan apa yang mereka bicarakan, namun keduanya tampak serius.
“Okay, bye.”
Josephyn mengucapkan salam perpisahan yang sebelumnya kembali mencium bibir Marchel sekilas.
Sebenarnya Anita sudah kesal sejak pertama kali Josephyn melakukannya. Meskipun mereka suami istri kontrak, namun bagi Anita apa yang dilakukan suaminya dengan wanita itu tidak pantas.
Marchel mengajaknya masuk lift dan mereka sudah ada di kamar mereka.
“Kenapa, kamu nampak tidak senang?” Tanya Marchel yang melihat perubahan ekspresi Anita.
“Siapa wanita tadi?”
“Teman kuliahku dulu.”
“Mantan pacar?”
Marchel tersenyum melihat Anita.
“Jangan-jangan kamu mulai cemburu ya?”
“Tidak! Hanya aku tidak suka dengan wanita murahan!”
Marchel terdiam. Anita mengatakan Josephyn murahan? Anita belum tahu siapa Josephyn dan sudah mengatakan jika wanita itu murahan?
“Maksudmu?”
Bersambung…..
Kreator : Sabrina Rahmawati
Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 16)
Sorry, comment are closed for this post.