KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Malaikat Hati Sang CEO (Bab 19)

    Malaikat Hati Sang CEO (Bab 19)

    BY 08 Okt 2024 Dilihat: 97 kali
    Malaikat Hati Sang CEO_alineaku

    Bab 19  Gara-gara Oma

    Andi sudah menjemput di bandara dan segera membawakan troli yang tadinya didorong oleh Marchel.

    “Selamat datang Pak, Mbak,” sapa Andi ramah.

    Marchel tidak keberatan Andi memanggil Anita dengan sebutan Mbak, sebab biar terbiasa saat di kantor nanti.

    Mereka langsung menuju rumah orang tua Marchel karena sudah dipesan oleh Oma agar mereka pulang ke sana.

    Sampai di rumah, mereka disambut oleh seisi rumah, termasuk Indah dan Adi. Marchel mengerutkan keningnya, mengapa Indah masih ada di rumahnya.

    Adi langsung berlari memeluk Marchel, Indah tersenyum bahagia melihat Marchel sudah pulang. Anita hanya berdiri di belakang suaminya dan mengamati semua yang ada di depannya.

    Shanty mendekati Anita.

    “Bagaimana kabar kalian?”

    “Baik Ma.” jawab Anita singkat.

    Mereka menuju ruang keluarga yang ada Oma di sana. Anita segera mendekati Oma dan Papa mertuanya untuk mencium tangan mereka.

    Kemudian dia duduk, Marchel duduk di sebelahnya dan anehnya Indah duduk di sebelah Marchel. Anita diam saja, dia masih terlalu lelah untuk memulai hari dengan hal yang mungkin saja hanya dia yang menganggapnya tidak pantas.

    Karena dia melihat yang lainnya biasa-biasa saja termasuk Marchel. Sifa dan Marva baru turun dari kamar mereka dan bergabung, tetapi hanya sebentar sebab mereka harus segera ke kampus.

    Mereka ngobrol dan banyak hal yang ditanyakan pada keduanya tentang perjalanan mereka. Anita hanya menjawab seperlunya, selebihnya Marchel yang lebih banyak menjawab. 

    “Jadi, sudah bisa dibereskan semua?” tanya Zanuar, pastinya tentang perusahaan yang ada di Paris.

    “Sudah Pa, barangkali nanti Papa perlu juga ke sana untuk memastikan.”

    “Oma, Pa, Ma, Anita mohon pamit ke kamar ya, masuk bersih-bersih dulu.”

    “Oh ya. Pak Andi, tolong koper yang berisi oleh-oleh di bawa sini ya.”

    “Siap Mbak.”

    Anita membongkarnya dan mengeluarkan oleh-oleh untuk dibagikan ke masing-masing anggota keluarga. Tentu saja semua kebagian, termasuk Indah dan Adi, anaknya. 

    Adi sangat senang karena mendapat mainan robot terbaru, dia segera saja memainkannya.

    “Baiklah, mohon maaf kalau oleh-olehnya tidak sesuai harapan, Nita mohon pamit mau ke kamar dulu.”

    Anita langsung ke kamar disusul Marchel, tetapi Marchel dipanggil Oma. Jadinya dia kembali duduk lagi. Anita tidak peduli, dia sangat lelah dan hanya ingin mandi dan tidur.

    Meskipun di perjalanan dia bisa tidur nyenyak, namun dia sangat merindukan kasur di kamarnya, kamar Marchel. Dia juga rindu ingin bertemu dengan Papa dan Mama.

    Namun, baru saja merebahkan tubuhnya setelah mandi, ponselnya berbunyi, ada pesan masuk. Sebuah video, Anita malas membukanya, maka dia diamkan saja. Kemudian, dia sudah terlelap.

    Marchel masuk kamar setelah selesai berurusan dengan Oma. Kalau sudah berbicara dengan Oma pasti tidak ada habisnya, maka dia harus segera menghentikannya dengan alasan ingin ke kamar mandi.

    Tetapi, dia tidak memilih kamar mandi yang ada di dekat ruang keluarga, melainkan dia menuju kamarnya. Dia melihat Anita sudah terlelap.

    Marchel memutuskan akan segera mandi dan juga mau tidur, dia berencana ke perusahaan agak siangan nanti kalau sudah hilang capeknya.

    Ting…ting…ting…

    Ponsel Anita berbunyi. Sebenarnya Marchel bisa saja tidak peduli, tapi entah mengapa dia ingin melihatnya dan ternyata sebuah kiriman video. 

    Rasa penasaran Marchel segera saja meronta-ronta, siapa yang mengirimkan video pada istrinya. Karena ponsel Anita tidak dikunci, maka dengan leluasa Marchel bisa membukanya.

    Dia melirik ke arah Anita yang masih tertidur sangat nyenyak. Ternyata, sebelumnya sudah ada dua video yang terkirim dan belum dibuka oleh Anita.

    Marchel mencoba membuka salah satunya sebab kalau tidak dibuka tidak jelas video apa. Dilihatnya nomor kontaknya tidak tersimpan di ponsel istrinya.

    Betapa terkejutnya Marchel melihat video yang dikirimkan ke istrinya. Setelah menghela nafas, dia membawa ponsel Anita ke kamar mandi dan mencoba membukanya satu per satu. Kemudian, mengirimkan ke ponselnya sendiri dan menghapus yang ada di ponsel Anita. 

    Dia juga menghubungi Andi untuk mencari tahu nomor siapa yang sudah berani ingin mengacaukan rumah tangganya, memblokir nomor si pengirim dan menghapusnya dari ponsel Anita.

    Dia menyakinkan lagi kalau semua video sudah terhapus. Mengembalikan ponsel Anita ke tempat semula, mandi dan kemudian menyusul merebahkan tubuhnya di samping sang istri.

    Namun, Marchel tidak bisa memejamkan matanya. Pikirannya ke mana-mana. Apa yang akan dilakukan Anita kalau dia melihat video itu?

    Meskipun keduanya belum ada rasa cinta, namun Marchel sudah tertarik dengan istrinya apalagi selama di Paris mereka sudah melakukan proses bulan madu.

    Awalnya Anita menolak, sebab mereka menikah secara mendadak dan belum ada perasaan apa-apa kepada Marchel. 

    Tetapi, di pikiran marchel beda lagi, dia harus bisa membuat Anita segera hamil agar Oma tidak lagi mencari gara-gara dengan mengenalkan banyak wanita untuk dijadikan istrinya.

    “Kita sudah suami istri, jadi tidak ada alasan kamu menolak aku, yang ada kamu dosa kalau tidak mau melakukan kewajibanmu sebagai istri, aku juga dosa karena tidak melakukan kewajibanku sebagai suami,” bujuk Marchel malam itu.

    Sebenarnya, malam itu Marchel agak mabuk sebab dia baru saja merayakan kesuksesannya menyelesaikan urusan di perusahaan Papa.

    Waktu itu, tiga hari sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pulang, karena semua sudah bisa diatasi dan tidak membutuhkan dia lagi.

    mMrchel memandang Anita, gadis cantik yang dia jebak untuk mengikuti kemauannya. Anita gadis baik-baik dari keluarga baik-baik pula Marchel sangat puas bisa menikahi Anita.

    “Apakah aku libur saja hari ini, tapi ada rapat yang harus aku datangi.” Marchel menjadi galau antara mau kerja atau di rumah saja.

    Kemudian, dia menghubungi Andi yang sudah kembali ke perusahaan.

    “Atur kembali rapat nanti, aku mau istirahat hari ini.”

    “Baik Pak.”

    Beres, Marchel kembali merebahkan tubuhnya sambil memeluk tubuh sang istri kemudian terlelap.

    Bersambung

     

     

    Kreator : Sabrina Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 19)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021