KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Arsitektur » Malaikat Hati Sang CEO (Bab 2)

    Malaikat Hati Sang CEO (Bab 2)

    BY 13 Agu 2024 Dilihat: 164 kali
    Malaikat Hati Sang CEO_alineaku

    Bab 2 Tiba-tiba punya pacar

    Reflek Anita menoleh memandang laki-laki yang disebut Marchel. Pacar?? Anita bertambah bingung saja. Apa ini?? Orang di depannya mengamati Anita dengan tatapan mengintimidasi.

    Anita berusaha tenang dan tersenyum sangat manis. Meskipun bingung tetapi Anita cukup cerdas untuk tidak berbuat bodoh dengan menyangkal apa yang dikatakan laki-laki bernama Marchel itu.

    Padahal dirinya tidak kenak siapa laki-laki yang sedang dudu di sebelahnya tersebut.

    “ Cantik, masih kuliah, Nak?.”

    “Tinggal  nunggu wisuda, Bu,”jawab Anita sopan

    “ Sudah punya rencana mau kerja atau lanjut kuliah?.”

    “Belum tahu, Bu.”

    “Ambil jurusan apa?.”

    “Desain Interior, Bu.”

    “ Kapan-kapan main ke rumah ya?.”

    “ Marchel, kenalkan adik-adikmu.”

    “ Ini mama dan papaku, Papa Zanuar dan Mama Shanty. Ini Sifa dan itu Marva.”

    “ Orang tuamu masih ada, Nak,” Zanuar ganti bertanya.

    “Masih, Om.”

    “Berapa bersaudara.”

    “ Saya anak tunggal, Om.”

    “ Kapan-kapan kalian bisa datang ke rumah, kami ingin lebih mengenal kamu.”

    “ Baik, Om.”

    “Kapan kalian saling kenal?,” tiba-tiba si Mama bertanya, membuat Anita menjadi gugup. 

    Wanita itu bertanya pada siapa? Pada dirinya atau pada putranya? Kalau pada dirinya, dia harus menjawab apa? Anita bingung sendiri, makanya dia pura-pura asyik makan dan sedang memotong daging.

    “ Baru saja Ma, kami masih banyak saling kenal.”

    Marchel mengambil piring Anita dan memberi piringnya yang dagingnya sudah terpotong kecil-kecil, siap dimakan.

    “ Terima kasih,” kata Anita merasa tidak enak hati.

    “ Baru saja itu kapan, sehari-dua hari, atau bagaimana?.”

    “ Ichel lupa kapannya Ma, tapi yang penting kami masih saling mengenal diri masing-masing.”

    Wanita itu menghela nafas, sepertinya tidak puas dengan jawaban putranya. Namun dia sangat paham dengan sifat sang putra yang tidak ingin ditanya-tanya, nanti kalau dia mau cerita, maka Marchel akan cerita sendiri.

    Anita hanya melampar senyum manisnya pada Shanty. Tangannya yang satu memegang sendok sedangkan yang satunya ada di bawah. Diatas pahanya dan sudah berkeringat dingin.

    Marchel tahu kalau Anita takut salah dalam menjawab, jadi dia selalu lebih dulu menjawab pertanyaan orang tuanya.

    ***

    Selesai makan mereka langsung pulang, Marchel mengantar Anita pulang. Tapi Anita tidak berani mengajak Marchel ke rumahnya, dia merasa belum siap kalau ditanya-tanya sang ibu.

    “ Berhenti di samping pos satpam saja ya, rumahku tidak jauh dari situ.”

    “ Kenapa tidak sampai rumah sekalian?” tanya Marchel bingung, apakah Anita malu bila tetangganya melihat dirinya bersamanya?.

    Siapa yang berani menolak seorang Marchel, banyak wanita yang antri untuk bisa dekat dengan dirinya dan malam ini dia merasa ditolak dan rasanya sangat menyakitkan.

    Apa kelebihan gadis ini sehingga berani menolak dirinya dan malu bila terlihat sedang bersamanya?.

    “ Maaf, jangan sekarang, aku belum siap.”

    “ Belum siap kenapa?.”

    “ Mama bukanlah wanita yang mudah dihadapi.”

    “ Aku siap menghadapi, tidak ada yang tidak bisa aku hadapi.” 

    Meskipun apa yang dikatakan Marchel adalah kebenaran, tetapi terkesan sangat sombong ditelinga Anita. Anita sudah cemas kalai Marchel memaksanya akan ikut ke rumah.

    Tetapi Anita menjadi lega saat mobil melewati pos satpam. Dia memegang pegangan pintu dan siap mau keluar, tapi ditahan oleh Marchel.

    “ Besok pagi aku ingin bicara serius denganmu, kapan aku bisa menjemputmu dan di mana?”

    “ Besok pagi aku tidak bisa.”

    “ Kenapa?”

    Anita bingung mau menjawab apa. Besok pagi dia harus wawancara pekerjaan di salah satu perusahaan besar, tentu saja dia tidak akan melewatkan waktu itu.

    Besok adalah penentuan dirinya bisa mendapat pekerjaan atau tidak. Pekerjaan ini sangat dia butuhkan sebab dia ingin melanjutkan ke S2 nya.

    ” Kenapa? Tidak apa-apa, aku sudah ada rencana?.”

    “ Kemana? Dengan siapa?.”

    “ Aku ada wawancara pekerjaan.”

    “ Di mana?”

    Anita agak kesal dengan semua pertanyaan Marchel, mengapa Marchel menjadi sangat cerewet malam ini.

    “ KCG.”

    “ Perusahaan apa itu?”

    “ Kartika Candra Group.”

    “ Kamu melamar mau jadi apa?”

    “ Tim desainnya.”

    “ Semoga berhasil.”

    “ Terima kasih, selamat malam.”

    “ Selamat malam, besok aku kabari lagi. Terima kasih untuk malam ini.”

    “ Ya.”

    Anita menjawab dengan singkat dia tidak mau berlama-lama lagi, khawatir ada tetangganya yang melihat dirinya turun dari mobil mewah itu.

    Namun ternyata Anita belum beruntung. Dari seberang jalan dia melihat ibunya sedang menenteng tas belanjaan. Pasti ibunya baru belanja di toko depan perumahan.

    Anita kebingungan harus bagaimana, dia hanya bisa berharap ibunya tidak melihatnya turun dari mobil Marchel.

    “ Siapa itu?.”

    Bersambung

     

    Kreator : Sabrina Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 2)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021