Bab 22 Memilih Pergi
Sebulan sudah berlalu, sejak Anita sering dikirim foto dan video tentang Marchel dengan beberapa teman wanitanya.
Marchel juga sudah tahu kalau yang melakukan hal itu adalah Indah tetapi memakai nomor temannya yang mau membantu dirinya.
Marchel marah dan minta Indah meninggalkan rumahnya, tapi Oma tetap membela Indah dan tidak ingin berpisah dari Indah dan Adi.
“ Oma, dia bukan tanggung jawab Oma, dia sudah dewasa, harusnya bisa menghidupi dirinya dan anaknya tidak bergantung pada Oma.”
“ Memang kenapa kalau bergantung pada Oma, Adi cucu Oma. Kasihan dia, masih kecil sudah ditinggal ayahnya.”
“ Oma boleh saja kasihan pada mereka, tetapi tidak harus juga membawa pulang mereka ke sini. Kenapa tidak di rumah Om dan tante saja, kenapa harus ke sini?”
“ Sebenarnya apa masalahmu sampai mau mengusir Indah dan Adi dari sini? Ini rumah Oma, kenapa Oma tidak punya hak mengajak orang untuk tinggal di sini?”
“ Bukan tidak boleh Oma, Oma boleh saja mengajak siapapun untuk tinggal di sini tapi apa yang dilakukan Indah pada Anita dan kepadaku sangat menjijikkan, apa tujuannya coba?”
Indah tidak menjawab dia sudah menangis dari tadi sejak, Marchel pulang ke rumah setelah mendapat informasi tentang siapa yang mengirimkan semua foto dan video itu.
Ternyata Indah berteman dengan salah satu pegawai hotel itu dan bisa dengan mudah meminta semua rekaman CCTV di klub dan di hotel tersebut.
Marchel langsung memerintahkan Andi membeli hotel tersebut, memecat pegawai yang sudah melanggar kode etik dan juga memecat manajernya.
Karena kebetulan teman Indah itu masih keponakan sang manajer yang selama ini sering menerima suap dari tamu yang ingin minta bantuannya menyediakan wanita untuk menemani mereka di hotel.
Pemilik hotel langsung marah setelah mengetahui hotelnya dipakai untuk hal seperti itu. selama ini dia sangat percaya pada manajernya yang sudah bekerja lama di hotel tersebut.
Ternyata banyak sekali kesalahan yang dilakukan sang manajer.
Ada sekitar sepuluh karyawan hasil rekrutannya yang ternyata masih ada hubungan kekerabatan dengan dirinya dan kebanyakan dari mereka tidak mempunyai keterampilan yang disyaratkan oleh standar hotel tersebut.
Maka setelah hotel dibeli dan menjadi milik Marchel, semua orang – orang itu dipecat dan hotel mulai melakukan perbaikan, karyawan yang tidak kompeten segera dirumahkan dan diberi pesangon.
Hotel hanya mempertahankan orang-orang yang memang mau bekerja keras dalam memajukan hotel. Dan mengeluarkan semua orang yang kinerjanya tidak bagus terutama mereka-mereka yang malas.
Ternyata masih banyak lagi orang-orang yang dibawa oleh keluarga sang manajer untuk bisa bekerja di hotel tersebut. Marchel memerintahkan untuk memecat mereka semua tanpa pesangon namun masih diberikan hak gaji bulan ini.
Sebenarnya hotel itu tidak dijual tapi pemiliknya takut dengan Marchel yang akan menuntut hotel itu karena sudah mencemarkan nama baiknya dengan menyebarkan video tentang dirinya yang berada adalam situasi yang memalukan.
“ Sebenarnya apa maksud kamu dengan mengirimkan foto dan video itu/ Kamu ingin kamu bertengkar dan Anita minta cerai sehingga kamu bisa mendekati aku, begitu?” kata Marchel dengan emosi.
Anita sudah berusha menahan marchel untuk tidak meluapkan amarahnya. Indah seudah menangis, Adi yang ikut menangis sudah dibawa pergi oleh pengasuhnya.
“ Kamu jangan memarahi Indah, dia tidak salah, temannya yang sudah mengirimkan video itu, Indah tidak tahu apa-apa.”
Marchel tersenyum sinis.
“ Oma, apa Oma tidak sadar sudah memelihara musang di dekat Oma, Musang berbulu domba.”
“ Chel kamu jangan kurang ajar ya.”
“Oma sudah dibutakan dengan mulut manis dia. Dia bukan tanggung jawab Oma, mengapa Oma mau saja ditempeli terus sama dia. Dia punya mertua yang lebih berhak akan cucu mereka.”
“ Adi juga cicit Oma, maka Oma mau dia ikut Oma di sini. Memang apa salahnya ini rumah Oma. Oma mau mengajak siapa saja tinggal di sini ya terserah Oma.”
“ Iya, ini memang rumah Oma, tapi Oma yang minta Marchel untuk tinggal di sini. Tapi apa yang terjadi, Oma membawa perempuan itu juga tinggal di sini. Maksud Oma apa?”
“ Oma mau kamu menikahi Indah!”
“ Marchel tidak mau.”
“ Kamu sudah janji mau menjadi papanya Adi.”
“ Kapan aku janji? Kamu jangan cari alasan untuk membuat kamu terlihat benar. Gara-gara kamu aku memecat dua puluh lima orang pegawai hotel, semua gara-gara kamu mereka menjadi pengangguran.”
“ Bagaimana kamu bisa memecat pegawai hotel? Mereka bukan pegawaimu?”
“Oma tidak tahu, dia punya teman, entah teman entah pacar yang kerja di hotel itu dan dia menyebarkan rekaman CCTV di hotel itu. Sebagian diberikan atau diminta oleh Indah.”
“Itu sudah melanggar kode etik dan orang yang menyebarkan sudah bisa dipidanakan. Apa Oma mau aku melakukan jalur itu?”
“ Tidak-tidak, jangan sampai melibatkan hukum, kalau Indah dipenjara bagaimana dengan Adi? Tapi bagaimana kamu bisa memecat pegawai hotel itu?”
“ Marchel membeli hotel itu dan memecat semua orang yang terlibat membantu Indah.”
Oma terdiam, Marchel langsung paham, pasti Oma berpikir dia menggunakan uang perusahaan.
“ Oma jangan khawatir, aku membelinya dengan uangku sendiri, Sekarang terserah Oma, Oma mau membiarkan dia pergi dari rumah ini atau Marchel yang pulang ke rumah Marchel lagi?”
“ Tidak… tidak, aku tidak ingin ada yang keluar dari rumah ini.”
“ Tidak bisa Oma, Indah bisa saja menyakiti Anita dan itu tidak aku inginkan. sebelum dia melakukan hal yang berbahaya lebih baik Oma sadar dan cari tahu siapa dia sebenarnya dan apa yang sudah dia lakukan dengan uang yang Oma berikan ke dia.”
“ Apa maksudmu?”
“ Tanya saja dia?”
‘ Apa yang sebenarnya terjadi Indah?”
“ Tidak ada Oma, aku hanya menggunakan uang yang Oma kasih untuk membeli susu dan juga kebutuhan Adi,” jawab Indah di sela-sela tangisannya.
“ Jangan lupa kamu juga sering mengirimkannya pada ayahnya Adi. jangan kamu kira aku tidak tahu, siapa ayah Adi sebenarnya.”
“ Apa..apa maksudmu, Adi, dia bukan…?”
“ Ya Oma, dia bukan anak Willy, dai anak pacar Indah sebelum bertemu Willy.”
“ Kurang ajar kamu, kamu sudah menipu kami semua.”
“ Ampun Oma…maafkan Indah, Indah khilaf, maafkan Indah Oma, Indah tidak punya tempat tinggal kalau Oma usir Indah dari sini.”
“ Kembalikan semua kartu dariku dan aku beri kamu waktu seminggu untuk mencari tempat tinggal, dan aku tidak mau lagi berurusan dengan kamu, tega-teganya kamu menipu aku.”
Begitulah yang terjadi saat itu. Karena Oma masih memberikan waktu pada Indah untuk tetap tinggal di rumah itu, maka Marchel memilih untuk kembali ke rumahnya sendiri, tentu saja Oma sangat marah, tetapi papa Zanuar segera turun tangan.
Memberi pengertian pada Oma tentang apa yang dilakukan Indah pada Anita dan kekahawatiran putranya akan perilaku Indah yang tidak baik.
“ Ma, sudahlah biarkan mereka bahagia. Anita adalah pilihan yang tepat, gadis itu baik hatinya dan lemah lembut. Tapi jangan lantas seenaknya saja Mama menyakiti hatinya.”
“ Menyakiti bagaimana? Yang ada aku yang disakiti. Dia membawa pergi cucu kesayanganku. sejak menikah dia menjadi anak nakal.”
Zanuar hanya bisa geleng-gelang kepala, susah bicara dengan Oma yang maunya menang sendiri.
Bersambung
Kreator : Sabrina Rahmawati
Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 22)
Sorry, comment are closed for this post.