KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Malaikat Hati Sang CEO (Bab 22)

    Malaikat Hati Sang CEO (Bab 22)

    BY 15 Okt 2024 Dilihat: 116 kali
    Malaikat Hati Sang CEO_alineaku

    Bab 22 Memilih Pergi

    Sebulan sudah berlalu, sejak Anita sering dikirim foto dan video tentang Marchel dengan beberapa teman wanitanya. 

    Marchel juga sudah tahu kalau yang melakukan hal itu adalah Indah tetapi memakai nomor temannya yang mau membantu dirinya.

    Marchel marah dan minta Indah meninggalkan rumahnya, tapi Oma tetap membela Indah dan tidak ingin berpisah dari Indah dan Adi.

    “ Oma, dia bukan tanggung jawab Oma, dia sudah dewasa, harusnya bisa menghidupi dirinya dan anaknya tidak bergantung pada Oma.”

    “ Memang kenapa kalau bergantung pada Oma, Adi cucu Oma. Kasihan dia, masih kecil sudah ditinggal ayahnya.”

    “ Oma boleh saja kasihan pada mereka, tetapi tidak harus juga membawa pulang mereka ke sini. Kenapa tidak di rumah Om dan tante saja, kenapa harus ke sini?”

    “ Sebenarnya apa masalahmu sampai mau mengusir Indah dan Adi dari sini? Ini rumah Oma, kenapa Oma tidak punya hak mengajak orang untuk tinggal di sini?”

    “ Bukan tidak boleh Oma, Oma boleh saja mengajak siapapun untuk tinggal di sini tapi apa yang dilakukan Indah pada Anita dan kepadaku sangat menjijikkan, apa tujuannya coba?”

    Indah tidak menjawab dia sudah menangis dari tadi sejak, Marchel pulang ke rumah setelah mendapat informasi tentang siapa yang mengirimkan semua foto dan video itu.

    Ternyata Indah berteman dengan salah satu pegawai hotel itu dan bisa dengan mudah meminta semua rekaman CCTV di klub dan di hotel tersebut.

    Marchel langsung memerintahkan Andi membeli hotel tersebut, memecat pegawai yang sudah melanggar kode etik dan juga memecat manajernya.

    Karena kebetulan teman Indah itu masih keponakan sang manajer yang selama ini sering menerima suap dari tamu yang ingin minta bantuannya menyediakan wanita untuk menemani mereka di hotel.

    Pemilik hotel langsung marah setelah mengetahui hotelnya dipakai untuk hal seperti itu. selama ini dia sangat percaya pada manajernya yang sudah bekerja lama di hotel tersebut.

    Ternyata banyak sekali kesalahan yang dilakukan sang manajer.

    Ada sekitar sepuluh karyawan hasil rekrutannya yang ternyata masih ada hubungan kekerabatan dengan dirinya dan kebanyakan dari mereka tidak mempunyai keterampilan yang disyaratkan oleh standar hotel tersebut.

    Maka setelah hotel dibeli dan menjadi milik Marchel, semua orang – orang itu dipecat dan hotel mulai melakukan perbaikan, karyawan yang tidak kompeten segera dirumahkan dan diberi pesangon. 

    Hotel hanya mempertahankan orang-orang yang memang mau bekerja keras dalam memajukan hotel. Dan mengeluarkan semua orang yang kinerjanya tidak bagus terutama mereka-mereka yang malas. 

    Ternyata masih banyak lagi orang-orang yang dibawa oleh keluarga sang manajer untuk bisa bekerja di hotel tersebut. Marchel memerintahkan untuk memecat mereka semua tanpa pesangon namun masih diberikan hak gaji bulan ini.

    Sebenarnya hotel itu tidak dijual tapi pemiliknya takut dengan  Marchel yang akan menuntut hotel itu karena sudah mencemarkan nama baiknya dengan menyebarkan video tentang dirinya yang berada adalam situasi yang memalukan.

    “ Sebenarnya apa maksud kamu dengan mengirimkan foto dan video itu/ Kamu ingin kamu bertengkar dan Anita minta cerai sehingga kamu bisa mendekati aku, begitu?” kata Marchel dengan emosi.

    Anita sudah berusha menahan marchel untuk tidak meluapkan amarahnya. Indah seudah menangis, Adi yang ikut menangis sudah dibawa pergi oleh pengasuhnya.

    “ Kamu jangan memarahi Indah, dia tidak salah, temannya yang sudah mengirimkan video itu, Indah tidak tahu apa-apa.”

    Marchel tersenyum sinis.

    “ Oma, apa Oma tidak sadar sudah memelihara musang di dekat Oma, Musang berbulu domba.”

    “ Chel kamu jangan kurang ajar ya.”

    “Oma sudah dibutakan dengan mulut manis dia. Dia bukan tanggung jawab Oma, mengapa Oma mau saja ditempeli terus sama dia. Dia punya mertua yang lebih berhak akan cucu mereka.”

    “ Adi juga cicit Oma, maka Oma mau dia ikut Oma di sini. Memang apa salahnya ini rumah Oma. Oma mau mengajak siapa saja tinggal di sini ya terserah Oma.”

    “ Iya, ini memang rumah Oma, tapi Oma yang minta Marchel untuk tinggal di sini. Tapi apa yang terjadi, Oma membawa perempuan itu juga tinggal di sini. Maksud Oma apa?”

    “ Oma mau kamu menikahi Indah!”

    “ Marchel tidak mau.”

    “ Kamu sudah janji mau menjadi papanya Adi.”

    “ Kapan aku janji? Kamu jangan cari alasan untuk membuat kamu terlihat benar. Gara-gara kamu aku memecat dua puluh lima orang pegawai hotel, semua gara-gara kamu mereka menjadi pengangguran.”

    “ Bagaimana kamu bisa memecat pegawai hotel? Mereka bukan pegawaimu?”

    “Oma tidak tahu, dia punya teman, entah teman entah pacar yang kerja di hotel itu dan dia menyebarkan rekaman CCTV di hotel itu. Sebagian diberikan atau diminta oleh Indah.”

    “Itu sudah melanggar kode etik dan orang yang menyebarkan sudah bisa dipidanakan. Apa Oma mau aku melakukan jalur itu?”

    “ Tidak-tidak, jangan sampai melibatkan hukum, kalau Indah dipenjara bagaimana dengan Adi? Tapi bagaimana kamu bisa memecat pegawai hotel itu?”

    “ Marchel membeli hotel itu dan memecat semua orang yang terlibat membantu Indah.”

    Oma terdiam, Marchel langsung paham, pasti Oma berpikir dia menggunakan uang perusahaan.

    “ Oma jangan khawatir, aku membelinya dengan uangku sendiri, Sekarang terserah Oma, Oma mau membiarkan dia pergi dari rumah ini atau Marchel yang pulang ke rumah Marchel lagi?”

    “ Tidak… tidak, aku tidak ingin ada yang keluar dari rumah ini.”

    “ Tidak bisa Oma, Indah bisa saja menyakiti Anita dan itu tidak aku inginkan. sebelum dia melakukan hal yang berbahaya lebih baik Oma sadar dan cari tahu siapa dia sebenarnya dan apa yang sudah dia lakukan dengan uang yang Oma berikan ke dia.”

    “ Apa maksudmu?”

    “ Tanya saja dia?”

    ‘ Apa yang sebenarnya terjadi Indah?”

    “ Tidak ada Oma, aku hanya menggunakan uang yang Oma kasih untuk membeli susu dan juga kebutuhan Adi,” jawab Indah di sela-sela tangisannya.

    “ Jangan lupa kamu juga sering mengirimkannya pada ayahnya Adi. jangan kamu kira aku tidak tahu, siapa ayah Adi sebenarnya.”

    “ Apa..apa maksudmu, Adi, dia bukan…?”

    “ Ya Oma, dia bukan anak Willy, dai anak pacar Indah sebelum bertemu Willy.”

    “ Kurang ajar kamu, kamu sudah menipu kami semua.”

    “ Ampun Oma…maafkan Indah, Indah khilaf, maafkan Indah Oma, Indah tidak punya tempat tinggal kalau Oma usir Indah dari sini.”

    “ Kembalikan semua kartu dariku dan aku beri kamu waktu seminggu untuk mencari tempat tinggal, dan aku tidak mau lagi berurusan dengan kamu, tega-teganya kamu menipu aku.”

    Begitulah yang terjadi saat itu. Karena Oma masih memberikan waktu pada Indah untuk tetap tinggal di rumah itu, maka Marchel memilih untuk kembali ke rumahnya sendiri, tentu saja Oma sangat marah, tetapi papa Zanuar segera turun tangan.

    Memberi pengertian pada Oma tentang apa yang dilakukan Indah pada Anita dan kekahawatiran putranya akan perilaku Indah yang tidak baik.

    “ Ma, sudahlah biarkan mereka bahagia. Anita adalah pilihan yang tepat, gadis itu baik hatinya dan lemah lembut. Tapi jangan lantas seenaknya saja Mama menyakiti hatinya.”

    “ Menyakiti bagaimana? Yang ada aku yang disakiti. Dia membawa pergi cucu kesayanganku. sejak menikah dia menjadi anak nakal.”

    Zanuar hanya bisa geleng-gelang kepala, susah bicara dengan Oma yang maunya menang sendiri.

    Bersambung

     

    Kreator : Sabrina Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 22)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021