KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Malaikat Hati Sang CEO (Bab 28)

    Malaikat Hati Sang CEO (Bab 28)

    BY 17 Des 2024 Dilihat: 162 kali
    Malaikat Hati Sang CEO_alineaku

    Bab 28 Pencarian Besar-besaran

    Marchel segera memanggil Andi ke ruangannya, untuk bisa segera melakukan pencarian, terlalu lama Anita tidak ditemukan khawatirnya Anita semakin menderita.

    Kalau sampai dia mengorbankan nyawa, maka Marchel akan sangat menyesal dan sangat merasa bersalah. Mereka baru saja menikmati masa-masa bersama, kemudian harus dipisahkan dengan keadaan yang sangat tidak menyenangkan.

    Andi masuk ke ruangan Marchel dengan gugup, sebab tugas yang diberikan Marchel kepadanya untuk mencari Anita sampai ketemu, belum juga mendapat hasil.

    Kabar tentang Anita saja tidak ada sama sekali, mereka sudah memaksa Indah dan Dinda untuk mengatakan ke mana mereka membawa Anita, tetapi mereka berdua tidak tahu ke mana Anita di bawa.

    “Sebarkan anak buah kita sebanyak-banyaknya untuk mencari istriku di RSJ.”

    “Hah?!”

    “Tuan serius?”

    “Memang kapan aku main-main tentang istriku?”

    “Iya juga sih. Tetapi ini RSJ, Tuan. Tempat yang tidak ingin didatangi semua orang.”

    “Untuk itu, aku ingin kalian mencarinya di sana, sebarkan dulu di kota ini, kemudian baru keluar kota sekitar, pokoknya cari sampai ketemu.”

    “Baik, Tuan.” 

    “Apakah ada lagi yang Tuan ingin saya lakukan?”

    “Tidak. Cari secepatnya, sebenarnya kalian bisa kerja tidak?! Mengapa mencari satu orang saja tidak bisa?!”

    Marchel mulai kesal.,

    “Maafkan kami, Tuan. Kami sudah bekerja maksimal, tetapi memang belum ada titik terang.”

    “Aku sangat berharap, kali ini kalian bisa membawa pulang istriku dalam keadaan selamat.”

    “ Semoga saja, Tuan. Saya permisi.”

    “Hem.”

    Marchel bangkit dan berjalan menuju jendela yang ada di ruangannya, dari sana dia bisa melihat pemandangan kota.

    “Kamu ada di mana? Apakah kamu baik-baik saja?”

    Marchel mengusap air matanya, dia sudah mulai mencintai istrinya itu, meskipun awal mereka bertemu adalah hal yang tidak terduga, namun sudah sampai sejauh ini.

    Setiap hari Marchel selalu saja tidak bisa tidur, salah satu cara dia bisa sedikit mengobati rasa rindunya adalah berbaring sambil menciumi pakaian Anita.

    Bau parfum wanita itu di pakaiannya membuatnya lebih tenang dan bisa istirahat. Karena setiap hari dia berpikir di mana Anita.

     

    Sebulan sudah berlalu dan dia merasa menjadi suami yang tidak bertanggung jawab pada istrinya. Orang tua Anita juga sudah mendesaknya untuk segera menemukan Anita.

    Siwi sampai menangis di depan keluarga Marchel karena membayangkan Anita yang hidup di luar sana sendirian. Mereka juga tidak tahu Anita masih hidup atau tidak.

    Sudah banyak usaha yang mereka lakukan tetapi tetap saja jejak Anita belum juga bisa dilihat. Marchel sudah sangat putus asa menghadapi ini.

    Anak buahnya sudah dikerahkan untuk fokus mengerjakan pencarian Anita di semua sudut kota, tetap saja belum ada tanda-tanda Anita ada di mana.

    Siapa orang yang sudah membawa Anita pergi, semua itu masih menjadi misteri. Marchel dibantu polisi belum bisa memecahkan misteri ini.

    ***

    Di sebuah rumah kontrakan, Indah yang hidup bersama dengan Adi putranya, sedang duduk di teras rumah, Indah sedang memperhatikan Adi bermain sendiri di halam rumah yang tidak terlalu luas.

    “Aku harus bisa kembali ke rumah besar itu, karena disanalah harusnya aku berada, bukan si gadis kampung itu.”

    Indah, bicara sendiri. Dia sangat kesal dan kecewa dengan keputusan Oma yang tetap memintanya untuk keluar dari rumah Oma.

    Padahal, selama ini Indah sudah berusaha dan berhasil membuat Oma menjadi sekutunya. Oma juga sudah setuju kalau Marchel menikahi dirinya.

    Tetapi, tiba-tiba saja Marchel membawa pulang Anita dan mengakuinya sebagai istri.

    Marah, kecewa, tentu saja. Tetapi dia juga tidak bisa melawan keluarga yang punya kuasa itu. setelah bisa mendekati Willy, Indah sebenarnya berencana mendekati Marchel.

    Namun, apa daya semuanya menjadi berantakan seperti ini sekarang. Dia kembali miskin, uangnya sudah dihabiskan oleh kekasihnya dengan selingkuhannya.

    Masih untung dia tidak langsung memberi kartu dari Oma. Kalau iya, bisa saja uang yang ada di sana dipakai semua dan dia bisa saja disuruh mengembalikan uang itu.

    Kartu dari Oma juga sudah tidak bisa dipakai. Indah pergi begitu saja, saat Sanjaya dan Manda sudah pergi bekerja dan hanya ada Oma dan para pelayan.

    Saat itu, Oma juga sedang istirahat di kamarnya. Indah pergi dengan membawa barang-barangnya, tetapi kartu dari Oma tidak dikembalikan. Dia masih berharap bisa menggunakan uang yang ada di dalam kartu itu.

    Tapi, ternyata dua kartu pemberian Oma sudah diblokir semua, jadi sekarang Indah hanya mampu menyewa sebuah rumah kontrakan kecil. 

    Uangnya hanya cukup untuk bertahan bulan ini saja, selebihnya dia tidak tahu harus bagaimana. Kalau dia ingin bekerja, dia harus mencari pengasuh untuk Adi.

    Sekarang ini dia tidak punya kemampuan untuk itu. Dia tidak mampu membeli susu yang biasa Adi minum. Dia membeli susu kaleng murah saja.

    Indah mengepalkan tangannya, ingat kalau semua hal yang menimpa dirinya karena Anita. Kemudian dia tersenyum sinis, ingat kalau dia sudah berhasil menjauhkan Anita dari keluarga Marchel.

    “Ke mana gadis itu di bawa? sebenarnya siapa yang sudah memberi perintah untuk membawa paksa Anita?”

    Indah bertanya-tanya di dalam hati. dia sendiri mendapat telpon dari seseorang dan dia tidak mengenalnya.

    Anehnya, orang itu langsung  mentransfer sejumlah uang kepadanya. Indah sendiri keheranan dengan hal itu, siapa yang tahu nomor rekening banknya?

    Apa tujuan orang itu membawa pergi Anita? Apakah gadis itu punya musuh? Peristiwa ini jujur saja sangat menguntungkan dirinya. 

    Meskipun sekarang ini tidak banyak yang bisa Indah lakukan, tetapi setidaknya Marchel tidak bersama Anita dan lebih sering sendiri.

    Karena Indah tahu kalau Anita belum berhasil ditemukan. Dia sendiri tidak tahu ke mana orang-orang yang bersamanya waktu itu membawa Anita pergi.

    Apakah mereka orang-orangnya Mbak Dinda? Karena sepertinya Mbak Dinda juga tidak suka pada Anita Karena dianggap sudah merebut Marchel.

    Tapi, apakah Mbak Dinda benar-benar berani melakukannya?

    Indah mulai mencari tahu siapa yang membawa Anita menjauh dari keluarga Marchel. Atau….???? Mungkinkah???

    Bersambung

     

     

    Kreator : Sabrina Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 28)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021