KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Malaikat Hati Sang CEO (Bab 3)

    Malaikat Hati Sang CEO (Bab 3)

    BY 16 Agu 2024 Dilihat: 141 kali
    Malaikat Hati Sang CEO_alineaku

    Kepergok Mama

    “ Siapa itu?”

    Anita kaget melihat ibunya datang dari seberang jalan, dari toko yang paling dekat dengan perumahan utamanya dekat dengan rumah Anita.

    “ Teman Ma.”

    “ Kenapa tidak diajak ke rumah?”

    “ Dia terburu-buru, lagian sudah malam juga.”

    “ Lain kali ajak ke rumah.”

    “ Iya Ma.”

    “ Kamu sudah makan?”

    “ Sudah Ma, tapi kalau Mama nawari untuk makan lagi An mau juga.”

    “ Kamu ini, apa tidak takut gemuk?”

    “ Gemuk itu cantik lo Ma.”

    “ Iya nanti kalau tidak ada laki-laki yang mau dekat bagaimana?”

    “ Ya tidak apa-apa, berarti belum ketemu jodoh.”

    “ Kamu ini.”

    Meraka yang berjalan beriringan akhirnya sampai rumah juga, dilihatnya ayahnya sedang duduk di teras bersama tetangga sebelah rumah.

    “ Kalian baru pulang?” tanya Rudi yang mengira kalau Anita pergi bersama ibunya ke toko sembako.

    “ Iya Pak.”

    “ Iya Om, An masuk dulu Om.”

    “ Ya.”

    Anita langsung masuk rumah dan setelah meletakkan keranjang belanjaan ibunya yang tadi dia bawakan, Anita langsung menuju kamarnya. 

    Dia sangat merindukan kamarnya, tetapi dia tidak mau mengotori kasurnya dengan bau keringatnya sendiri, maka Anita memilih mandi dan baru rebahan.

    Dia tidak yakin bisa tidur nyenyak malam ini. Peristiwa hari ini membuat dunianya jungkir balik. Apa komentar ibunya kalau tahu bahwa dalam sehari dia sudah punya pacar dan bisa disebut calon menjadi istri seorang Marchel.

    Anita langsung merinding, bulu kuduknya meremang, tidak ada dalam angan-angannya akan menikah muda, dia masih ingin melanjutkan kuliahnya dan baru bekerja. 

    Tetapi karena ayahnya kesulitan untuk membiayai dia kuliah S2 maka Anita memilih  mencari kerja dulu. Dengan bekerja dia bisa mengumpulkan uang yang nantinya akan dia pergunakan untuk biaya kuliahnya.

     Untuk waktu kuliahnya dia bisa mengambil kelas malam atau kelas akhir pekan yang kuliahnya hanya pada hari Sabtu dan Minggu. Tekat Anita untuk maju sangatlah besar, sehingga dia berusaha keras untuk meraihnya.

    Tapi sekarang takdir mengharuskan dirinya berurusan dengan Marchel yang menurut kata-kata Marchel, orang tuanya sudah mendesaknya untuk segera menikah, sebab adik-adiknya perempuan dan sudah beranjak dewasa.

    Sebenarnya Marchel tidak keberatan seandainya kedua adiknya akan menikah lebih dulu, tetapi ayah dan ibunya tidak mau seperti itu, 

    Mereka ingin Marchel menikah lebih dulu, karena selain usia Marchel yang sudah menjelang tiga puluh tahun mereka berharap Marchel ada yang urus.

    Selama ini Marchel hidup dalam serba dilayani, selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Bisa dibilang Marchel tidak pernah bertemu dengan yang namanya kesusahan atau kesulitan.

    Semua hal sudah diselesaikan oleh orang-orang terdekatnya termasuk di sini yang paling berperan adalah Andi sang asisten.

    Andi adalah sahabat Marchel yang diangkat menjadi asistennya, karena hanya Andi yang bisa memahami sifat dan karakter Marchel. 

    Andi juga orang yang paling sabar menghadapi kekesalan dan kemarahan Marchel dan juga bisa menenangkan Marchel kalau Marchel sedang tidak berkenan karena suatu hal.

    Memikirkan kata-kata Marchel dan pertemuan dengan keluarganya, sikap kedua orang tuanya serta sikap kedua adiknya, masih jelas dalam ingatkan Anita.

    Banyak tanya dalam benaknya. Mengapa Marchel memilih dirinya, pastinya banyak gadis atau wanita yang bisa dia pilih dan tentu saja mereka dari kalangan orang kaya.

    Sedangkan dirinya? Apakah Marchel tidak salah telah memilihnya, jangan-jangan Marchel tidak tahu siapa dirinya? Apakah Marchel mengira kalau dia anak orang kaya?

    Tidak mungkin apa yang bisa dilihat dari penampilan Anita sehari-hari, orang tidak akan memberi penilaian seperti itu. Anita selalu berpenampilan sederhana, kalau toh berdandan juga ala kadarnya saja.

    Namun karena kulit tubuhnya putih bersih dan wajahnya cantik, membuat orang sering terkecoh dengan penampilan Anita itu.

    Banyak orang mengira kalau Anita putri seorang yang kaya raya. Tapi kalau melihat jenis pakaian yang melekat di tubuhnya dan juga sepeda motor butut yang sudah menemaninya sejak SMA, maka penilaian awal tadi akan gugur.

    Tapi aku tidak pernah menyembunyikan keadaanku dan keluargaku, kalau mereka bisa menerima ya syukur, kalaupun tidak, itu bukan urusan mereka. Selalu begitu itu Anita menyikapi kata sindiran yang sering dia dengar.

    Lama-lama Anita kelelahan dan tertidur, suara memanggilnya sudah tidak bisa didengarnya lagi.  Padahal dia tadi sudah janji akan makan lagi kalau ibunya menawarinya makan.

    *** 

    Marchel sudah sampai rumah, rumahnya sendiri, sejak memimpin perusahaan sang ayah, Marchel memilih hidup terpisah dari orang tuanya.

    Dia sering harus lembur dan pulang malam hari. Badannya sudah sangat lelah, kalau di rumah dan bertemu ibunya, pasti ditanya-tanya dan mungkin juga diomeli.

    Marchel memilih hidup sendiri di sebuah rumah yang dia beli dari seorang rekan bisnisnya. Rumah semi minimalis modern berlantai dua dan memiliki lima buah kamar. 

    Kamar Marchel ada di lantai dua, kamar itu sudah direnovasi dari aslinya. Dua ruang dijadikan satu, ditambah kamar mandi dalam dan ruang ganti. 

    Kamarnya sendiri menjadi cukup luas, ruangan di sebelahnya dia gunakan sebagai ruang kerja. Marchel memang tidak ingin bekerja di dalam kamarnya.

    Dia ingin bisa membagi waktu istirahatnya dengan waktu kerjanya. Kalau di ruang kerjanya, banyak hal bisa disimpan termasuk koleksi buku-bukunya. 

    Juga ada komputer yang bisa dia gunakan untuk membantunya menyelesaikan tugas-tugas sebagai seorang direktur perusahaan besar.

    Masuk rumah sudah ada ART yang membukakan pintunya. 

    “ Air mandinya sudah siap Tuan.”

    “ Ya.”

    “ Apakah Tuan akan makan malam?”

    “ Tidak aku sudah makan, kalian istirahat saja.”

    “ Baik Tuan, permisi.”

    Bersambung

     

     

    Kreator : Sabrina Rahmawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Malaikat Hati Sang CEO (Bab 3)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021