KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » MANA YANG LEBIH PENTING

    MANA YANG LEBIH PENTING

    BY 05 Jan 2025 Dilihat: 142 kali
    MANA YANG LEBIH PENTING_alineaku

    “Upacara Selesai Pasukan Dibubarkan!” 

    Terdengar suara Protokol Upacara membacakan panduan pada Upacara memperingati Hari Guru sing ini. Dilanjutkan dengan suara pemimpin upacara terdengar lantang memenuhi ruang lapang depan Sekolah Menengah Atas yang dijadikan tempat upacara para guru se-kecamatan Riyo Riyo itu. 

    “Bubar Barisan Jalan!” 

    Serentak peserta upacara yang berjumlah ratusan itu bergerak dari tempat berdirinya. Masing-masing berpencar ke sana ke mari. Ada yang mencari teman sekelompoknya, ada yang mencari tempat berteduh di bawah pohon, ada yang langsung lari ke serambi kelas untuk berteduh, ada yang berjalan cepat bergegas menuju pintu gerbang. Mereka yang ke pintu gerbang tidak sebanyak yang masih bertahan di lapangan.

    Perlahan pagar pintu gerbang dibuka sedikit demi sedikit. Tampak antrian orang berseragam putih hitam (seragam PGRI) ini semakin memanjang. Seolah berdesakan ingin segera keluar meninggalkan lokasi secepat mungkin. Terlihat beberapa rombongan guru yang sudah berhasil melewati pintu pagar melangkah dengn cepat menuju tempat parkir sepeda motornya.

    “Hay, Bu Guru kok sudah keluar? Mau kemana? Nggak boleh keluar? Masih ada acara lanjutan loh. Nyanyi-nyanyi dan makan-makan. Hari ini Me Time bagi para guru.” Sapa seorang Bapak yang memakai seragam yang sama juga. 

    Bapak ini sambil berjalan beriringan melangkah bersama sekelompok bu guru yang berjalan cepat ini. Seolah-olah bertanya tidak mengerti padahal bapak ini juga berniat segera pergi dari lokasi upacara. Bapak ini adalah Pak Sadi, seorang guru olahraga di Sekolah Dasar di wilayah Riyo Riyo.

    Karena mengetahui yang bertanya ini adalah teman sendiri dan memiliki tujuan yang sama maka sekelompok Ibu Guru ini menjawabnya saling bersahutan dengan nada bercanda pula.

    “Aku bukan guru kok, Pak. Aku ini petugas pelayanan.” Sahut Bu Merri sambil menoleh ke arah Pak Sadi yang tetap melangkah di sampingnya. 

    Dilihatnya dia hanya tersenyum sambil terus melangkahkan kakinya mengiringi ibu-ibu tersebut.

    “Aku bukan guru, Pak. Aku tenaga kependidikan.” Sahut bu Ira sambil terus melangkah. Tanpa penasaran akan respon Pak Sadi.

    Tak kalah dengan teman yang lain, Bu Eny juga menambah jawaban atas komentar Pak Sadi.

    “Ini Gurudukan kok, Pak. Selesai upacara, ya sudah, melanjutkan perjalanan untuk mengerjakan pekerjaan lain yang sudah mengantri.” Jawabnya dengan serius sambil tetap melangkah berjalan beriringan dengan mereka. 

    Mereka terus melangkah tanpa melanjutkan obrolan singkat mereka. Akhirnya celoteh mereka terputus dengan berpisahnya mereka sesampai di parkiran dan berpencar mengambil motor mereka masing-masing.

    Begitu pula Bu Eny yang sudah menemukan motornya. Dengan segera diambilnya motor scoopy coklat yang diparkir di pinggir jalan itu. Tak lama kemudian, naiklah Bu Eny dan menarik gasnya. Perlahan, Bu Eny bergerak meluncur menuju sebuah bank yang berada di sekitar wilayah tersebut.

    Sepanjang perjalanan, dia berpikir dan merenung dalam hati. 

    “Alhamdulillah, lega aku tadi bisa segera keluar, sehingga jam segini sudah bisa melanjutkan perjalanan untuk segera mengerjakan pekerjaan yang lain. Rasanya pekerjaan banyak sekali yang harus kukerjakan. Jika dituruti seakan waktu sehari 24 jam itu masih kurang. Tapi tak boleh lah aku berkeluh kesah, aku harus banyak bersyukur atas nikmat dan karunia Allah yang tak terhingga. Allah telah memberiku kesehatan dan kekuatan sehingga ku bisa menyelesaikan pekerjaanku satu persatu.  Pikiranku yang fokus ingin segera menyelesaikan pekerjaan membuatku meninggalkan teman-temanku, gak bisa bergabung dengan mereka yang berencana akan mampir di sebuah restoran nanti. Tapi tak apalah urusan orang masing-masing tak sama dan tak bisa diharuskan untuk sama. Aku segera pulang karena menganggap pekerjaan rumahku lebih penting, yang utama upacara. Jika upacara sudah selesai acara selanjutnya itu tambahan. Jika tidak ikut tidak mengapalah. Itu tadi ternyata ada juga beberapa orang yang segera pulang meninggalkan lokasi.” Ucapnya dalam hati sekaligus membela diri akan tindakannya pulang duluan meninggalkan teman-temannya.

    ###########################

     

    Kreator : Endah Suryani, S. Pd AUD

    Bagikan ke

    Comment Closed: MANA YANG LEBIH PENTING

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021