Dina, seorang mahasiswi semester akhir di jurusan Manajemen, sedang menghadapi tugas besar dari mata kuliah Kewirausahaan. Dosennya, Pak Rasyid, memberi tantangan: setiap kelompok harus menciptakan sebuah usaha kecil dan menyusun proposal bisnis yang layak dijalankan. Jika proposal mereka bagus, ada peluang untuk mendapat pendanaan dari seorang investor yang bekerja sama dengan kampus.
Dina dan dua sahabatnya, Ardi dan Maya, berpikir keras. Mereka tahu ide usaha harus sederhana namun menarik. Setelah berdiskusi panjang di kantin, Dina tiba-tiba melirik seorang anak kecil yang sedang menikmati jasuke (jagung susu keju).
“Bagaimana kalau kita jual jasuke?” tanyanya.
Ardi mengerutkan dahi.
“Jasuke? Itu kan biasa banget. Apa bedanya sama yang di pinggir jalan?”
“Justru itu,” sahut Dina.
“Kita buat beda. Kita tambahkan varian rasa, seperti coklat, matcha, bahkan pedas manis. Dan yang terpenting, kita bungkus dengan konsep modern, pakai kemasan ramah lingkungan.”
Maya langsung mengangguk.
“Setuju! Kita bisa beri nama ‘Jasuke Mantap’.”
Malam itu, mereka mulai merancang proposal. Dina menulis ide dan strategi pemasaran, Maya mengurus desain kemasan, dan Ardi menghitung biaya serta potensi keuntungan. Mereka juga membuat survei kecil di kampus untuk memastikan jasuke mereka diminati.
Hari presentasi pun tiba. Di depan kelas, Dina mempresentasikan proposal mereka dengan penuh semangat. Mereka menjelaskan target pasar, varian rasa, hingga rencana promosi menggunakan media sosial.
Pak Rasyid terlihat terkesan.
“Menarik sekali,” katanya.
“Tapi, bagaimana kalian akan bersaing dengan penjual jasuke yang sudah ada?”
Dina menjawab dengan percaya diri.
“Kami menargetkan mahasiswa yang suka sesuatu yang praktis namun berkualitas. Kami juga akan hadir di event kampus dan menjual secara online. Dengan kemasan modern, jasuke kami akan lebih menarik.”
Setelah diskusi panjang, proposal mereka menjadi salah satu yang mendapat persetujuan dari Pak Rasyid dan investor. Dina dan timnya menerima modal awal sebesar tiga juta rupiah untuk memulai usaha.
Tak lama setelah itu, Jasuke Mantap mulai beroperasi. Mereka memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk dan menjual di berbagai event kampus. Tak disangka, jasuke varian green tea dan pedas manis menjadi favorit.
Setiap minggu, mereka mencatat peningkatan penjualan. Uang hasil penjualan digunakan untuk mengembangkan usaha, seperti membeli peralatan baru dan mencetak brosur. Bahkan, mereka mulai menerima pesanan untuk acara ulang tahun dan seminar.
Suatu hari, Pak Rasyid memanggil mereka ke ruangannya.
“Kalian membuktikan bahwa ide sederhana, jika dijalankan dengan serius, bisa menjadi peluang besar,” katanya dengan senyum bangga.
Kini, Dina, Ardi, dan Maya bukan hanya mahasiswa yang menyelesaikan tugas kuliah, tetapi juga wirausahawan muda dengan usaha kecil yang menjanjikan. “Jasuke Mantap” menjadi bukti bahwa mimpi besar bisa dimulai dari hal sederhana—sebuah cangkir berisi jagung, susu, dan keju.
Kreator : Safitri Pramei Hastuti
Comment Closed: Manisnya Jasuke dan Mimpi Wirausaha
Sorry, comment are closed for this post.