Mantan preman pergi Umroh
kisah seorang mantan preman yang pergi umroh dan tidak bisa menahan emosi
Pergi umroh, bukanlah tamasya atau sekedar cara menghabiskan waktu luang. Banyak hikmah dan Pelajaran berharga yang bisa dipetik, jika diawali dengan niat tulus dan persiapan. Tidak semua manusia yang memiliki harta dan Kesehatan digerakkan untuk berangkat ke tanah suci. Ada Pula yang sudah siap lahir bathin, berkali-kali gagal berangkat. Sudah sampai di bandar, tidak jadi pergi. Allah Swt memilih hambanya yang dianggap pantas. Sebab itu pantaskanlah. Ada juga yang di mata manusia belum pantas, tapi bisa berangkat umroh, namun mendapatkan ujian besar sesampainya di sana.
Kisah ini dialami oleh seorang mantan preman yang sedang hijrah. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Iyus telah menjalani separuh umurnya bekerja pada kakak perempuannya sebagai sopir pribadi. Ketika kakaknya sudah tidak punya usaha lagi, ia tetap ingin bekerja karena posisinya sebagai tulang punggung keluarga. “Lo harusnya sudah pensiun, sama kayak gue. Jangan kerja di gue lagi. Gue udah gak sanggup ngegaji. Gue aja dibantu sana anak-anak,” ujar kakaknya yang sangat menyayanginya. “Kemana lagi gue mau kerja Mpo ?, nanti anak dan cucu gue gak makan,” ujarnya. Dengan segala keterbatasan, ia tetap bekerja untuk ponakannya.
Suatu ketika, keluarga kakak mendapatkan rejeki dari hasil jual properti. Iyus dipanggil mau diajak umroh. “Kalo gue kasih duit, itung-itung uang pensiun lu, pasti habis buat makan. Tapi kalo kita pergi umroh. InsyaAllah, akan lo inget sepanjang hidup lo. Kita sama-sama tobat di sana,” ujar Kakaknya. “Yang bener? Mpok mau aja saya umroh? Apa saya pantes?” tanya Iyus sambil menahan tangis. Air matanya langsung mengalir. Terbayang semua kegilaan yang pernah ia lakukan sebelum hijrah. Ketika orangtuanya meninggal, Iyus tidak meneteskan air mata. Tapi ucapan kakaknya, membuat hatinya bergetar. “Bener! Gue bayaran elo, gue dibayarin anak gue. Kita pergi bertiga sama besan gue. Kita cuci dosa kita Yus!” kedua adik kakak yang sudah lanjut usia itu berpelukan.
Menjelang keberangkatan, segala godaan kerap menghantui Iyus. Ia termasuk orang yang sangat cepat tersulut emosi. Ponakannya selalu mengingatkan, agar bersabar dan menahan gejolak amarahnya. Apalagi dekat-dekat keberangkatan. Selalu ada saja, cerita yang membuatnya tersulut. “Mamang, sebelum umroh, solat Tobat, Sholat Hajat dan solat Tasbih dulu deh, biar diberi ketenangan, kesabaran. Di Mekah, ujiannya lebih berat loh,” saran ponakannya.
Benar saja, sesampainya di Mekah, ia jatuh sakit. Sakit flu berat yang membuat kepalanya pusing dan gak bisa bangun dari tidur selama 2 hari. Hancur hati Iyus, tidak bisa melaksanakan umroh dengan ideal. Hal ini terjadi, ketika ia marah-marah pada Ustad yang menjadi mutawif, mengeluh tentang pelayanan biro umroh yang menurutnya tidak maksimal. Padahal sudah diingatkan, diam saja, istigfar. Namun, ternyata ia tidak bisa membungkam kekesalannya.
“Istighfar Yus, Istigfar! Lo marah-marah aja kerjaannya di sini! Rugi, udah jauh-jauh dan mahal ke sini, akhirnya cuma tidur,” Ujarnya kakaknya, sambil memijit badannya Iyus. “Habis ini, lo coba ke kamar mandi, lawan penyakitnya, solat Taubat, habis gitu minta maaf sama Pak Ustad. Air mata menetes di pipinya, Iyus menyesal. Ia segera mengikuti saran Kakaknya. Esok harinya, Iyus merasa tubuhnya lebih baik. Ia bergegas pergi ke Masjidil Haram bersama Pak Ustad dan alhamdulillah bisa melaksanakan umroh dan berangkat ke Madinah.
Tiga bulan usia kepulangan dari Umroh, di depan keponakannya, Iyus mengaku, kalau ia salah. “Sayang banget Kak, Mamang nyesel. Harusnya, Mamang gak begitu. Doain, kalo Maman gada rejeki, Mamang mau tebus kesalahan Mamang. Mamang mau ajak istri Mamang, biar kita sama-sama minta ampun di sana.”
Sang ponakan, menatap pamannya dengan bangga. Allah telah menyentuh hatinya. Alhamdulillah, kini lambat laun ia bisa mengendalikan emosinya. Namun di saat ia mulai dekat dengan pencipta, ujian dalam kehidupannya makin kencang menerpa.
Kreator : Nurhalibsyah
Comment Closed: Mantan preman pergi umroh
Sorry, comment are closed for this post.