KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Manusia Hancur Karena Kepalanya Sendiri

    Manusia Hancur Karena Kepalanya Sendiri

    BY 14 Mei 2025 Dilihat: 55 kali
    Manusia Hancur Karena Kepalanya Sendiri_alineaku

    “Besi hancur bukan karena benturan dari luar, tapi karena karat dari dalam. Manusia pun seringkali hancur bukan karena orang lain, melainkan oleh pikirannya sendiri.”

     

    Kita hidup di zaman di mana penampilan luar sering kali lebih mencolok daripada isi dalam. Banyak orang terlihat religius: rajin ibadah, hafal ayat, pakai simbol-simbol ketakwaan. Tapi anehnya, tak sedikit dari mereka justru mudah marah, suka menghakimi, bahkan menyakiti sesama atas nama kebenaran yang mereka klaim.

     

    Kenapa bisa begitu? Karena menjadi religius bukan jaminan bahwa seseorang punya moral yang baik. Moral tidak tumbuh dari simbol. Moral tumbuh dari cara berpikir. Dan cara berpikir, itu urusannya otak.

     

    Otak manusia, secara biologis, punya mekanisme dasar untuk bertahan hidup: mengenali pola, membuat keputusan cepat, dan membedakan mana kawan mana lawan. Tapi sayangnya, otak ini juga gampang dipenuhi bias. Kalau tidak dilatih berpikir jernih, otak bisa memelintir fakta, menciptakan ilusi kebenaran, dan membenarkan apa pun yang ingin diyakini — termasuk membenarkan tindakan jahat atas nama “tugas suci”.

     

    Kita sering lupa bahwa moral adalah hasil dari kerja nalar, bukan sekadar hafalan aturan. Orang bisa taat pada ritual, tapi tetap curang saat diberi kuasa. Bisa terlihat alim, tapi tak segan menindas yang berbeda. Karena di otaknya, belum tumbuh empati. Belum terlatih berpikir logis. Belum kenal konsep tanggung jawab sosial.

     

    Otak kita harus diberi latihan berpikir. Harus mau bertanya, “Kenapa saya percaya ini? Apakah ini logis? Apakah ini membahayakan orang lain?” Kalau tidak, kita akan jadi makhluk yang mudah dikendalikan oleh emosi, dogma, dan kebiasaan turun-temurun.

     

    Jadi, kalau kita ingin jadi manusia yang utuh — bukan cuma tampak baik dari luar — maka uruslah kepala kita. Rawat cara berpikir kita. Karena seperti besi yang hancur karena karatnya sendiri, manusia pun bisa rusak bukan karena factor dari orang lain, tapi karena pikirannya yang tak pernah dibersihkan.

     

    Jangan hanya sibuk terlihat baik. Sibuklah berpikir baik. Karena dunia ini tidak rusak oleh orang bodoh, tapi oleh orang pintar yang salah arah berpikir.”

     

     

    Kreator : Kadek Suprapto

    Bagikan ke

    Comment Closed: Manusia Hancur Karena Kepalanya Sendiri

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021