KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mari Kita Mulai

    Mari Kita Mulai

    BY 09 Mei 2025 Dilihat: 93 kali
    Mari Kita Mulai_alineaku

    Ali bin Abi Thalib berkata, “Siapa yang tidak mengenal orang lain, maka ia tidak akan menemukan dirinya.” Kutipan ini mengandung makna yang sangat mendalam bagiku, terutama tentang bagaimana kita mengenal orang lain adalah cerminan bagi diri kita sendiri. Dalam interaksi dan hubungan dengan orang lain, kita tidak hanya belajar tentang mereka, tetapi juga tentang siapa kita sebenarnya, nilai-nilai yang ada dalam diri kita, sikap, serta kepribadian kita.

    Berinteraksi dengan orang baru dan lingkungan baru, mengingatkan kita bahwa pertemuan dengan orang lain, terutama mereka yang berasal dari latar belakang yang berbeda, membuka kesempatan untuk menemukan dan memahami lebih dalam siapa diri kita. Ketika kita terbuka untuk beradaptasi, berkomunikasi, dan berbagi pengalaman dengan orang lain, kita dapat melihat sisi-sisi diri yang mungkin sebelumnya tersembunyi.

    Dengan kata lain, untuk benar-benar memahami siapa diri kita, kita perlu melibatkan diri dalam dunia orang lain. Interaksi itu bukan  hanya sekadar mengenal mereka, tetapi juga menjadi sarana untuk mengenali potensi dan karakter diri kita yang sejati. Seperti perjalanan yang aku alami waktu itu, bertemu dengan orang baru dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda bisa menjadi momen untuk menemukan versi terbaik dari diriku.

    Hujroh 4 adalah kamar pertamaku di Rumah Qur’an Ummu Khadijah, aku bertemu dengan tiga orang yang berasal dari daerah yang sangat berbeda. Ada yang datang dari Bekasi, dari Riau, dan satu lagi dari Gorontalo. Meskipun kami berada di tempat yang sama, kami membawa latar belakang yang sangat berbeda, baik dalam kebiasaan maupun budaya keluarga. Aku yang sejak awal merasa kesulitan untuk langsung akrab dengan orang lain, merasa bahwa ini adalah tantangan besar bagiku.

    Berinteraksi dengan orang yang tidak aku kenal sebelumnya adalah sesuatu yang selalu membuatku canggung, apalagi dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan dan cara hidup yang berbeda. Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai merasakan keindahan dari perbedaan itu. Kami berbagi banyak hal, dari kisah hidup hingga cerita lucu yang menghangatkan suasana. Tanpa aku sadari, kebersamaan dengan mereka mulai terasa begitu menyenangkan. Kami belajar saling menghargai, mengenal satu sama lain lebih dalam, dan akhirnya, hubungan yang tadinya terasa kaku, berubah menjadi sebuah ikatan yang kuat.

    Ketiga temanku ini membawa karakter yang sangat berbeda, dan dari situ aku bisa belajar banyak. Setiap percakapan dengan mereka memberikan perspektif baru tentang hidup. Namun, yang paling berkesan bagiku adalah saat-saat kami melakukan deep talk secara pribadi. Salah satu temanku mengajarkanku tentang bagaimana tetap tenang dalam situasi apapun, bagaimana menjaga kesabaran meskipun hafalan tak kunjung masuk. Dari dia, aku belajar untuk tidak mudah putus asa dan menerima kenyataan dengan lapang dada.

    Ada juga yang mengajarkanku tentang arti tulus dan bagaimana menerima diri sendiri apa adanya. Dia mengingatkanku bahwa kita tidak perlu menjadi orang lain untuk diterima, dan yang terpenting adalah menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri, meskipun itu tidak selalu sempurna.

    Lebih dari itu, dengan mengenal mereka, aku mulai menyadari hal-hal dalam diriku yang perlu diperbaiki. Kadang, kita tidak bisa melihat kekurangan diri kita sendiri tanpa bantuan orang lain. Dari mereka, aku belajar banyak tentang bagaimana menjadi lebih sabar, lebih tulus, dan lebih menerima diri sendiri—proses yang sangat penting dalam perjalanan menuju versi terbaik dari diriku. Terkadang, dalam kebersamaan yang sederhana, ada pelajaran besar yang datang begitu saja.

    Mari kita ingat, seperti yang dikatakan oleh Imam Ali bin Abi Thalib, “Siapa yang tidak mengenal orang lain, maka ia tidak akan menemukan dirinya.” Kadang, hal yang paling sulit dalam hidup adalah memulai sesuatu yang baru. Namun, kita tidak akan pernah tahu apa yang bisa kita pelajari, dan betapa berharganya pengalaman yang akan kita peroleh jika kita tidak berani melangkah.

    Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11). Dengan memulai sesuatu, kita memberi kesempatan pada diri kita untuk berubah dan berkembang. Meskipun itu terasa sulit, percayalah, setiap langkah kecil membawa kita pada sesuatu yang lebih besar dan lebih baik.

    Jadi, mari kita mulai saja. Jangan takut untuk melangkah meskipun jalan terasa berat. Karena bisa jadi, dari langkah pertama itu, kita akan menemukan banyak hal yang baik bagi diri kita dan pengalaman berharga yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik.

     

     

    Kreator : Ardianti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mari Kita Mulai

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021