Mungkin aku sudah berkali-kali menulis bahwa salah satu hal yang kusyukuri karena ditugaskan di Onolimbu Raya adalah karena posisinya yang dekat dengan desa Sirombu, desa yang memiliki pantai dan juga dihuni dengan penduduk muslim terbanyak di kabupaten Nias Barat. Sebagai seorang muslim yang baru pertama kali tinggal di daerah mayoritas beragama Kristen dengan umat muslim sebagai minoritas, aku merasa sangat senang ketika berkunjung ke Sirombu.
Di Kabupaten Nias Barat, kecamatan Sirombu merupakan satu-satunya kecamatan yang memiliki masjid Jami’. Terdapat 4 masjid di Sirombu: Masjid Agung Al Uswah Tetesua, Masjid An Nur, Masjid Taqwa Muhammadiyah, dan Masjid Baitul Jannah. Beberapa minggu pertama di Nias Barat, ketika aku merasa rindu rumah, aku akan datang ke masjid di Sirombu untuk beribadah disana. Beberapa kali aku melihat anak-anak belajar mengaji di masjid. Senang sekali melihat anak-anak mengantri mengaji dan juga mengucapkan doa “allahummarhamna bil quran”, doa yang biasa diucapkan juga oleh anak-anak di pulau Jawa ketika selesai mengaji.
Biasanya setelah beribadah, aku tidak langsung pulang ke desa, tapi duduk-duduk sebentar menikmati angin masjid. Beberapa kali aku berkenalan dan mengobrol dengan orang-orang yang kutemui di masjid. Diantaranya yaitu Kak Wirfan, penyuluh agama dari Kemenag yang mengajarkan anak-anak mengaji. Kata Kak Wirfan, dia mengajar anak-anak mengaji setiap Senin sampai Kamis, dan juga di hari Sabtu. Selain mengaji, beliau juga mengajarkan doa-doa harian, bacaan sholat, dan hafalan surat-surat pendek.
Selain Kak Wirfan, aku juga mengobrol dengan beberapa orang ketika beristirahat di masjid. Beberapa diantara mereka cukup peduli untuk menanyakan bagaimana kehidupanku ketika berada di antara masyarakat mayoritas beragama Kristen. Bahkan ada yang berpesan untuk selalu hati-hati dalam memakan hidangan yang ditawarkan karena sebagai muslim cukup sulit mencari makanan halal di Nias Barat.
Sebagai pendatang yang merasakan menjadi minoritas, aku merasa bahagia dan bersyukur karena diterima dengan baik oleh masyarakat di desaku. Tetapi ada kalanya ketika aku merasa rindu akan kampung halaman, sesederhana mendengarkan suara adzan dari masjid atau mendengarkan doa yang dilantunkan anak-anak setelah mengaji bisa sedikit mengobati kerinduan tersebut.
Kreator : Fadiya Dina H
Comment Closed: Masjid Sirombu; Tempat Melepas Lelah dan Rindu
Sorry, comment are closed for this post.