Beberapa hari kemudian, ketika membuka Facebook, Mily sebenarnya hanya iseng melihat beranda Facebook milik Rian. Mily terkejut saat melihat beranda Facebook Rian, dalam beranda Facebook Rian menulis di dinding Facebooknya Lisna, “Kenapa honey?”. Pada saat itu kepercayaan Mily kepada Rian mulai goyah, dan Mily nggak menyangka Rian akan berkata seperti itu kepada Lisna. Setelah menelusuri status-status Rian ternyata Rian sering menuliskan angka 19 diakhir kalimat statusnya, entah apa maksudnya. Akhirnya Mily terfokus membaca sebuah nama yang berawalan 19 dalam bahasa Inggris ‘nainteen’, ya nama lengkap Lisna dengan awalan yang hampir mirip dengan angka 19.
“Yan, maksud kamu apa menulis di dinding Lisna dengan panggilan ‘honey’” tanya Mily dengan penasaran. Secara tidak langsung hati Mily sudah tergores.
“Tidak apa – apa, aku sudah biasa memanggil cewek dengan ‘honey’!” kata Rian.
“Owh, ya sudah.” kata Mily hanya pasrah.
“Kenapa? Marah? Marah aja” kata Rian dengan sedikit cuek.
Beberapa jam kemudian, Lisna mengubah status di Facebook-nya menjadi ‘berpacaran’. Status Rian pun juga diubahnya menjadi ‘berpacaran’. Selain itu, Mily melihat beberapa komentar dari teman – teman Rian di Facebook, diantaranya: “Tapi jangan lupa sama ceweknya dong. Jaga Lisna. Jangan mengecewakan dia yah.”; “jangan selingkuh, Yan!”; dan “semoga awet sama Lisna ya”.
Akhirnya Mily memberanikan diri untuk menanyakan hal itu kepada Rian.
“Yan, sebenarnya hubungan kamu dengan Lisna itu apa sih?” tanya Mily.
“Nggak apa – apa, Lisna itu kakak kelasku dulu, Kamu jangan cepat curiga dan cemburuan gitu” kata Rian.
“Terus kenapa status hubungan di Facebook kalian sama dalam waktu yang hampir bersamaan?” tanya Mily dengan hati yang sesak.
“Itu cuma status, aku gak ada hubungan apa-apa sama dia.” kata Rian dengan santai.
Tapi Mily masih belum percaya dengan jawaban Rian. Mily hanya terdiam dan berpikir, “Mungkinkah Rian nggak jujur sama aku? Aku harap Rian nggak selingkuh dan nggak menduakan aku. Apakah mungkin masalah ini adalah cobaan / ujian dari Tuhan untuk menguji kesetiaanku kepada Rian?”.
Semua yang tertulis di Facebook itu membuat kepercayaan Mily kepada Rian semakin berkurang, tapi Mily tetap bersabar, berpikir positif, dan berusaha untuk percaya dengan Rian demi menjaga hubungannya dan menganggap semua masalah itu adalah cobaan dari Tuhan untuk menguji kesetiaannya.
Pada akhirnya Mily meminta bantuan kakak sepupunya mas Ahmad dan mas Surya yang berteman dengan Rian dan juga satu sekolah dengan Rian. Mily meminta bantuan untuk memata-matai Rian dan mencari tau soal pacar Rian yang lain. Saat di rumah mas Ahmad, “Mas Ahmad, aku boleh minta tolong gak?” tanya Mily dengan sedikit manja.
“Minta tolong apa?” jawab Ahmad.
“Hmm.. Minta tolong itu untuk memata-matai si Rian, bener gak sih dia punya pacar selain aku?” kata Mily.
“Aku sudah pernah bilang kan, dia itu terkenal playboy di sekolah, pacarnya banyak” jawab Ahmad dan Mily hanya terdiam.
“Kamu sudah cinta banget ya sama Rian?” Sambung mas Ahmad dan Mily hanya menanggapinya dengan senyum manis.
“Cie-cie ada yang jatuh cinta nih,” goda mas Ahmad.
“Iih, apaan sih, mas. Jadi gimana nih mau bantuin aku gak?” Kata Mily.
“Iya iya baiklah, aku akan mata-matai Rian untuk kamu, sudah puas?” kata mas Ahmad dengan terpaksa.
“Yeay, terima kasih, mas” Ucap Mily dengan senang hati. Mily pun berpamitan pulang, kemudian menuju ke rumah mas Surya.
Mily sampai di rumah mas Surya, “assalamu’alaikum.” Ucap Mily.
“Wa’alaikum salam, lho apa Nduk?” ucap bu dhe.
“Mas Surya ada, bu dhe?” tanya Mily
“Ada, sebentar aku panggilkan. Surya! Surya! Ini lho ada Mily.”
“Iya” jawab mas Surya dari dalam kamar dan kemudian keluar menghampiri Mily.
“Hey, ada apa?” tanya mas Surya.
“Mas, aku minta tolong dong” Kata Mily dengan nada yang sedikit manja.
“Minta tolong apa?” tanya mas Surya
“Emm, tolong mata-matai si Rian,” Jawab Mily
“Buat apa?” Tanya mas Surya lagi.
“Ya biar dia gak macem-macem atau dekati cewek lain”
“Dia itu gak baik buat kamu,” Kata mas Surya, karena memang mas Surya juga tau Rian di sekolah bagaimana dan terkenal playboy di sekolah nya.
“Ih, kok ngomong gitu sih, gak dukung hubungan adeknya malah gitu,” gerutu Mily.
“Sudahlah, dia itu gak baik buat kamu.” kata mas Surya.
“Ya sudahlah, kalau gak mau bantu, aku pulang aja.” Kata Mily sedikit kecewa.
“Iya, hati-hati” jawab mas Surya.
“Iya,” jawab Mily sembari menyalakan motor maticnya.
“Maaf ya,” kata mas Surya.
“Iya” kata Mily yang mulai melajukan motor maticnya untuk pulang ke rumah.
Comment Closed: Mata-mata
Sorry, comment are closed for this post.