KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mata-mata

    Mata-mata

    BY 14 Mar 2023 Dilihat: 220 kali

    Oleh : Nurulilmi

    Beberapa hari kemudian, ketika membuka Facebook, Mily sebenarnya hanya iseng melihat beranda Facebook milik Rian. Mily terkejut saat melihat beranda Facebook Rian, dalam beranda Facebook Rian menulis di dinding Facebooknya Lisna, “Kenapa honey?”. Pada saat itu kepercayaan Mily kepada Rian mulai goyah, dan Mily nggak menyangka Rian akan berkata seperti itu kepada Lisna. Setelah menelusuri status-status Rian ternyata Rian sering menuliskan angka 19 diakhir kalimat statusnya, entah apa maksudnya. Akhirnya Mily terfokus membaca sebuah nama yang berawalan 19 dalam bahasa Inggris ‘nainteen’, ya nama lengkap Lisna dengan awalan yang hampir mirip dengan angka 19.

    “Yan, maksud kamu apa menulis di dinding Lisna dengan panggilan ‘honey’” tanya Mily dengan penasaran. Secara tidak langsung hati Mily sudah tergores. 

    “Tidak apa – apa, aku sudah biasa memanggil cewek dengan ‘honey’!” kata Rian. 

    “Owh, ya sudah.” kata Mily hanya pasrah. 

    “Kenapa? Marah? Marah aja” kata Rian dengan sedikit cuek. 

    Beberapa jam kemudian, Lisna mengubah status di Facebook-nya menjadi ‘berpacaran’. Status Rian pun juga diubahnya menjadi ‘berpacaran’. Selain itu, Mily melihat beberapa komentar dari teman – teman Rian di Facebook, diantaranya: “Tapi jangan lupa sama ceweknya dong. Jaga Lisna. Jangan mengecewakan dia yah.”; “jangan selingkuh, Yan!”; dan “semoga awet sama Lisna ya”.

    Akhirnya Mily memberanikan diri untuk menanyakan hal itu kepada Rian. 

    “Yan, sebenarnya hubungan kamu dengan Lisna itu apa sih?” tanya Mily. 

    “Nggak apa – apa, Lisna itu kakak kelasku dulu, Kamu jangan cepat curiga dan cemburuan gitu” kata Rian. 

    “Terus kenapa status hubungan di Facebook kalian sama dalam waktu yang hampir bersamaan?” tanya Mily dengan hati yang sesak. 

    “Itu cuma status, aku gak ada hubungan apa-apa sama dia.” kata Rian dengan santai. 

    Tapi Mily masih belum percaya dengan jawaban Rian. Mily hanya terdiam dan berpikir, “Mungkinkah Rian nggak jujur sama aku? Aku harap Rian nggak selingkuh dan nggak menduakan aku. Apakah mungkin masalah ini adalah cobaan / ujian dari Tuhan untuk menguji kesetiaanku kepada Rian?”. 

    Semua yang tertulis di Facebook itu membuat kepercayaan Mily kepada Rian semakin berkurang, tapi Mily tetap bersabar, berpikir positif, dan berusaha untuk percaya dengan Rian demi menjaga hubungannya dan menganggap semua masalah itu adalah cobaan dari Tuhan untuk menguji kesetiaannya. 


    Pada akhirnya Mily meminta bantuan kakak sepupunya mas Ahmad dan mas Surya yang berteman dengan Rian dan juga satu sekolah dengan Rian. Mily meminta bantuan untuk memata-matai Rian dan mencari tau soal pacar Rian yang lain. Saat di rumah mas Ahmad, “Mas Ahmad, aku boleh minta tolong gak?” tanya Mily dengan sedikit manja. 

    “Minta tolong apa?” jawab Ahmad. 

    “Hmm.. Minta tolong itu untuk memata-matai si Rian, bener gak sih dia punya pacar selain aku?” kata Mily. 

    “Aku sudah pernah bilang kan, dia itu terkenal playboy di sekolah, pacarnya banyak” jawab Ahmad dan Mily hanya terdiam. 

    “Kamu sudah cinta banget ya sama Rian?” Sambung mas Ahmad dan Mily hanya menanggapinya dengan senyum manis. 

    “Cie-cie ada yang jatuh cinta nih,” goda mas Ahmad. 

    “Iih, apaan sih, mas. Jadi gimana nih mau bantuin aku gak?” Kata Mily. 

    “Iya iya baiklah, aku akan mata-matai Rian untuk kamu, sudah puas?” kata mas Ahmad dengan terpaksa. 

    “Yeay, terima kasih, mas” Ucap Mily dengan senang hati. Mily pun berpamitan pulang, kemudian menuju ke rumah mas Surya.

    Mily sampai di rumah mas Surya, “assalamu’alaikum.” Ucap Mily. 

    “Wa’alaikum salam, lho apa Nduk?” ucap bu dhe. 

    “Mas Surya ada, bu dhe?” tanya Mily

    “Ada, sebentar aku panggilkan. Surya! Surya! Ini lho ada Mily.”

    “Iya” jawab mas Surya dari dalam kamar dan kemudian keluar menghampiri Mily. 

    “Hey, ada apa?” tanya mas Surya. 

    “Mas, aku minta tolong dong” Kata Mily dengan nada yang sedikit manja. 

    “Minta tolong apa?” tanya mas Surya

    “Emm, tolong mata-matai si Rian,” Jawab Mily

    “Buat apa?” Tanya mas Surya lagi. 

    “Ya biar dia gak macem-macem atau dekati cewek lain”

    “Dia itu gak baik buat kamu,” Kata mas Surya, karena memang mas Surya juga tau Rian di sekolah bagaimana dan terkenal playboy di sekolah nya. 

    “Ih, kok ngomong gitu sih, gak dukung hubungan adeknya malah gitu,” gerutu Mily. 

    “Sudahlah, dia itu gak baik buat kamu.” kata mas Surya. 

    “Ya sudahlah, kalau gak mau bantu, aku pulang aja.” Kata Mily sedikit kecewa. 

    “Iya, hati-hati” jawab mas Surya. 

    “Iya,” jawab Mily sembari menyalakan motor maticnya. 

    “Maaf ya,” kata mas Surya.

    “Iya” kata Mily yang mulai melajukan motor maticnya untuk pulang ke rumah. 


    Bagikan ke

    Comment Closed: Mata-mata

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021