Chapter JANUARI
Januari selalu identik dengan memulai lagi sesuatu yang baru, mulai lagi merangkai mimpi dan resolusi yang akan dilakukan dan dicapai di tahun tertentu. Di tahun 2024, aku memasuki kepala empat, yang itu berarti aku sudah sangat dewasa, tua maksudnya. 😀
Ini adalah buku perdanaku, kumpulan kisahku di tahun 2024, di usiaku yang ke empat puluh.
Ada istilah “Life Begins at 40” untuk menandai usia 40 tahun. Apa maksud istilah ini?
Ternyata, jika ditilik dari sisi psikologis, ada makna tersendiri di balik pepatah pendek tersebut. Istilah life begins at 40 ini sesungguhnya kerap diucapkan sebagai bentuk dukungan atau semangat kepada orang yang sudah memasuki usia “kepala empat”. Namun, di sisi lain, ungkapan ini juga sebagai gambaran bahwa seseorang di usia 40 tahun sudah memasuki jenjang yang stabil dan matang, baik secara emosional maupun finansial.
Jadi, buku ini kutulis sebagai pengingat untuk diriku sendiri, bahwa “seharusnya” aku sudah matang dalam berpikir, bersikap, dan sudah mendapatkan “tempat” dalam hal pekerjaan dan keuangan. Tapi apakah memang seperti itu yang terjadi? Aku akan membagi semuanya disini, Apakah kalian mau membacanya?
Mentari di tanggal satu Januari 2024 masih malu menampakkan wajahnya, aku juga sebenarnya masih malu karena belum konsisten menulis, namun ku beranikan diri mulai saat ini mengolah kata untuk bercerita. Aku banyak berubah seiring bertambahnya usiaku. Aku yang dulu pendiam jadi lebih komunikatif sekarang. Namun, memendam dan menanggung semua sendirian, serta tidak enakan masih jadi sifat yang melekat padaku.
Aku lebih banyak merenungi capaian yang kudapat di tahun sebelumnya. Belajar kuat dan self healing dengan caraku sendiri. Dan dengan seperti itu justru aku lebih bahagia. 2024 adalah tahun ter-plot twist bagiku. Ada banyak momen yang secara tiba-tiba membuatku berubah seperti ini. Dan jika direkap, ada beberapa rencanaku yang gagal namun beberapa hal yang tidak ada di rencanaku tanpa ku sadari Alhamdulillah, berhasil aku laksanakan. Kutuliskan semua rencanaku dengan pensil, namun ku berikan penghapusnya pada Sang Penentu Takdir. Agar Allah menghapus rencana-rencanaku yang salah dan menggantinya dengan rencana yang lebih indah.
Aku tidak pernah tahu, Allah telah menyiapkan segala hal indah dibalik kegagalan itu. Hingga akhirnya, ku putuskan, aku akan selalu berusaha menikmati masa-masa yang tak akan bisa diulang ini. Meyakinkan diri bahwa peluh dan lara hati yang dulu enggan pergi akan berganti menjadi hal yang indah dan happy. Embun yang dulu selalu menghiasi mata karena terlalu banyak kecewa, aku yakin segera sirna.
Untuk diriku sendiri di tahun 2024 dan tahun-tahun selanjutnya, kamu harus lebih kuat dan bahagia yaa,, bermanfaat untuk orang lain di sekitarmu, Terimakasih sudah berusaha sejauh ini, love me,,,
Kreator : Jihan Maria Ulfa
Comment Closed: Me in My Forty Part 1
Sorry, comment are closed for this post.