Chapter MEI
Part 1
Perjalanan Alif Fikri dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi membuat ingatanku melayang pada peristiwa 13 tahun yang lalu. Saat itu aku adalah seorang pekerja yang merantau di ibukota provinsi sebelah. Aku masih single dengan semangat menggebu-gebu ketika itu. Aku pernah melakukan perjalanan di tiga kota yang berbeda karakteristik dalam satu waktu. Aku menjadi teman bus saat itu. Belum punya kendaraan pribadi dan tentu prasarana transportasi belum bagus seperti sekarang. Belum ada jalan tol yang mulus dan tentu tanpa hambatan untuk dilewati menuju tempat perantauan.
Aku tinggal di kota kecil skala kecamatan di bilangan Jawa Tengah bagian tengah. Kota yang sekarang juga sudah banyak berubah karena zaman. Kota kecil yang menjelma menjadi pusat kuliner untuk masyarakat menengah ke bawah. Kota yang memberiku banyak kenangan tentang masa kecil hingga masa putih biru. Kota Gubug nama kota itu. Apakah kalian tahu? Coba cari di peta Jawa Tengah belum pasti ada. Karena memang sekecil itu kotaku.
Untuk mencapai Kota Surabaya tempatku bekerja saat itu, dari Gubug aku harus melewati Kota Surakarta. Kota yang juga tidak pernah terbayangkan jadi kota tempat ku mencari nafkah sekarang. Kota yang sarat akan budaya. Kota yang panas di siang hari, namun sejuk di malam hari. Kota yang memiliki banyak icon, salah satunya Terminal Tirtonadi.
Kota ketiga adalah Kota Surabaya. Dulu, sebelum bekerja di sana, aku pernah mengunjunginya saat statusku masih mahasiswa. Yang paling aku ingat dari kota ini adalah cuaca panasnya. Baru saja mandi sudah berkeringat rasanya. Tapi di kota ini aku menemukan cinta. Karena aku “ditembak” jadi istri di Surabaya. Padahal si dia (yang kini entah dimana keberadaanya, aku tidak peduli) berasal dari Jakarta. Dia “meminangku dengan Bismillah”, tapi semua tidak berakhir dengan indah. Semua berakhir dengan “innalillah”.
Perjalanan melewati tiga kota tadi kulakukan sebulan sekali sepanjang 2011. Aku menyebutnya perjalanan hati yang membuat hidup lebih semangat untuk bekerja keras. Kapan-kapan akan aku ceritakan lagi bagaimana perjalanan hati yang kulalui. Itu juga kalau kalian mau membacanya
Kreator : Jihan Maria Ulfa
Comment Closed: Me in My Forty Part 16
Sorry, comment are closed for this post.