Chapter MEI
Part 2
Mei adalah bulan kelahiran Bapak.
Bercerita tentang Bapak sungguh menjadi bagian mengharukan untukku, tapi aku akan tetap mencoba bercerita tentang beliau, laki-laki cinta pertamaku. Eh tapi bingung mulai dari mana, karena saking banyaknya cerita. Mungkin akan kucoba dari sini saja.
Bapak, laki-laki pertama dalam hidupku, cinta pertamaku. Sosok yang mengajarkanku mengenal hidup yang penuh liku. Sosok pertama yang membimbingku mengenal Allah, Rabb-ku. Ilmu agama aku dapatkan pertama dari beliau, karena memang Bapak adalah seorang guru agama di sekolah dan guru mengaji di kampung kami, sebuah kota kecil di Jawa Tengah.
Laki-laki cinta pertamaku inilah yang tentu meng-adzan-i dan meng-iqamah-i saat aku dilahirkan. Bapak dengan perlahan membimbingku melangkah setapak demi setapak. Mengajariku Alif Ba Ta hingga idzhar dan ikhfa’. Tak pernah lelah membentukku menjadi wanita tegar dan kuat. Seperti yang saat ini kalian lihat.
Bapak adalah sosok yang menjadi garda terdepan di saat aku tersakiti, saat aku terdzolimi, namun juga orang pertama yang menangis ketika ada yang meminangku atau aku mendapatkan hasil atas kerja kerasku. Bapak yang selalu berusaha menempuh segala cara agar aku bahagia. Tak pernah rela putrinya ini sengsara.
Bapak yang melepas putrinya pada laki-laki yang salah, laki-laki yang ternyata menghancurkan separuh hidupku. Tidak ada yang tahu, aku, Bapak, juga Ibu jika akhirnya hidupku berantakan karena laki-laki yang dulu ku pilih sendiri. Maafkan putrimu ini, Pak. Karenaku, keluarga kita tidak lagi utuh, dan Bapak hingga kini berperan ganda sebagai kakek juga ayah bagi Ghani, anakku.
Aku sayang banget sama Bapak,, mugi Bapak pinaring keberkahan umur panjang, kesehatan,, agar bisa mirsani putra, mantu, wayah, sukses sedaya.
Aamiin,,,
Nyuwun pangapunten Bapak, kalau Ulfa masih sering merepotkan Bapak, beberapa harapan Bapak belum bisa Ulfa tunaikan, bahkan mungkin beberapa bagian hidup Bapak menyakitkan gara-gara Ulfa, yaitu ketika Ulfa gagal mempertahankan pernikahan. Tapi, Bapak pasti mengerti kenapa Ulfa memilih jalan perpisahan itu. Sekarang Ulfa buktikan bahwa perceraian bukan menjadi penghalang untuk Ulfa berkembang. Justru Ulfa lebih bahagia dan nyaman sekarang.
Nyuwun pangapunten ingkang kathah. Insya Allah Ulfa akan berusaha membahagiakan Bapak dan Ibu sejauh Ulfa mampu,, I love you,,,
Untuk text Bahasa Jawa bisa tanya orang Jawa, hehee…
Kreator : Jihan Maria Ulfa
Comment Closed: Me in My Forty Part 17
Sorry, comment are closed for this post.